SAMPIT – Tahapan Pemilu 2019 terus menelan ”korban”. Dua petugas pemilu di Kalimantan Tengah dikabarkan meninggal dunia. Mereka kelelahan mengikuti proses pesta demokrasi yang panjang dan menguras energi.
Informasi yang diterima Radar Sampit, anggota Panwaslu Desa Tanjung Harapan Kecamatan Telaga Antang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Siti Koniah (43), meninggal dunia. Siti merupakan pengawas TPS 06 Jalan Pantung Desa Tanjung Harapan.
Ketua Bawaslu Kotim Tohari mengatakan, pada 18 April, sehari setelah pencoblosan, sebelum menerima salinan C1, Siti Koniah meminta izin ke Panwaslu desa untuk menangani pengawasan di TPS 06. Dia merasa tidak enak setelah kepalanya pusing.
Setibanya di rumah, Siti jatuh pingsan tepat di depan pintu rumahnya. Dia ditolong orang tuanya. Setelah dirawat selama tujuh hari di rumah, pada 25 April 2019, Siti pingsan lagi di kamar mandi. Dia kemudian beristirahat. Namun, setelah itu Siti tidak bangun sampai sore hari. Oleh pihak keluarga, akhirnya Siti dirujuk ke RSUD dr Murjani Sampit.
Hasil diagnosa, Siti koma dan mengalami pendarahan di otak. Kemudian dia dirujuk ke RSUD dr Sylvanus Palangka Raya. Namun, setelah setengah jam dirawat, wanita itu justru mengembuskan napas terakhir. Kabar itu membuat Bawaslu Kotim berduka. Apalagi Siti Koniah harus meninggalkan tiga orang anaknya.
Sebelumnya, Panwaslu Desa Samuda Besar, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Mutmainah juga meninggal dunia. Mutmainah meninggal saat bertugas, tepatnya pada masa kampanye, sebelum hari pencoblosan.
Sementara itu, dari Palangka Raya dilaporkan, petugas KPPS TPS 38 Jalan Hendrik Timang, Eko Mukti, meninggal dunia. Pria itu berpulang sehari setelah pencoblosan, 18 April lalu. Namun, KPU Kota Palangka Raya baru mendapatkan kabar tersebut kemarin.
”Tadi saya tanyakan ke KPPS, kenapa baru memberikan keterangan petugasnya meninggal. Menurutnya, kemungkinan dalam kondisi duka. Setelah mendengar maraknya petugas pemilu yang meninggal, baru berinisiatif lapor ke kami,” kata Ketua KPU Kota Palangka Raya Ngismatul Choiriyah.
Ngsimatul menuturkan, pihaknya menunggu surat keterangan dari KPPS, baru kemudian menindaklanjutinya untuk memberikan surat pemberitahuan ke KPU Kalteng. Surat itu akan ditembuskan ke KPU RI untuk pemberian santunan.
”Mudah-mudahan kami terima surat keterangan, sehingga bisa menindaklanjuti ke KPU RI untuk mendapatkan santunan,” tandasnya.
Rekapitulasi Baru 43 Persen
Sementara itu, proses rekapitulasi hitungan suara Pemilu 2019 di Kecamataan Baamang, Kotim, masih terus berlanjut. Pantauan Radar Sampit, grafik pencapaiannya mulai meningkat, yakni 43 persen pada pukul 11.00, Jumat (26/4). Jumlah tersebut bersifat dinamis, karena proses rekap masih terus berlanjut.
Anggota KPPK Baamang Ayu Oktarizza mengatakan, dari data 15 TPS pertama yang sudah selesai direkap, kecuali Tinduk dan Tanah Mas yang jumlah TPS-nya hanya sedikit. Rata-rata untuk suara pilpres unggul nomor urut 02 untuk pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Menurutnya, masih banyak TPS yang data hitungan suaranya belum terekap. Paling banyak Baamang Tengah, sejumlah 73 TPS belum terrekap.
Ayu menuturkan, panjangnya proses itu membuat ada anggota KPPK Baamang yang mulai sakit. Namun, mereka memiliki kiat tersendiri untuk menjaga daya tahan tubuh agar tetap fit.
”Ada yang tumbang, anggota KPPK Baamang juga. Istirahat dulu tadi di rumah karena kelelahan,” katanya.
Tenda kesehatan dan tim medis dari Puskesmas Baamang I juga disediakan, meskipun tidak setiap hari siaga di lokasi Kecamatan Baamang. (ang/rm-99/rm-97/ign)