NANGA BULIK – Bus penuh penumpang terbalik di jalan Trans-Kalimantan, ruas Lamandau - Pangkalan Bun, Senin ( 1/7) siang. Angkutan antarkota-antarprovinsi dengan nomor polisi KH 7121 GS itu celaka di dekat simpang PT GCM Lamandau. Tiga tewas dalam kejadian itu dan puluhan lainnya luka-luka.
Bermuatan 41 penumpang dan tiga awak (sopir, sopir cadangan, dan kernet), bus itu terbalik setelah sopir tak mampu mengendalikan laju kendaraan saat melintasi tikungan tajam di lokasi kejadian. Sang sopir disebut-sebut mengemudikan bus itu secara ugal-ugalan selama perjalanan.
Parahnya kecelakaan itu terlihat dari kondisi bus yang ringsek bagian atasnya. Bahkan, bagian atap tampak gepeng karena tak mampu menahan beban bodi bus nahas itu. Proses evakuasi juga sempat mengalami kendala.
Selain jauh dari permukiman, sekitar 40 kilometer dari Kota Nanga Bulik, lokasi itu merupakan kawasan tanpa sinyal seluler. Alat berat milik perkebunan kelapa sawit diturunkan untuk membalikkan bangkai bus yang berada di parit jalan.
Sejumlah rekaman video yang beredar menggambarkan mengerikannya kecelakaan itu. Rintihan dan tangisan penumpang bersahut-sahutan. Sejumlah penumpang terlihat terjepit dan berteriak kesakitan.
Kasatlantas Polres Lamandau AKP F Ali Najib mengatakan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Laka tunggal itu diduga akibat bus melaju tanpa kendali saat melalui tikungan tajam.
”Bus diduga melaju dengan kecepatan tinggi saat akan melintasi tikungan. Akibatnya, bus hilang kendali dan meluncur ke pinggir jalan hingga terbalik. Bus masuk parit jalan dengan posisi roda di atas,” ujarnya.
Sejumlah korban yang mengalami luka parah langsung dilarikan ke RSUD Lamandau, sedangkan korban luka ringan sebagian dirawat di polibun perusahaan terdekat.
”Ada enam orang yang dirujuk ke Pangkalan Bun. Tiga orang meninggal ada di kamar jenazah, sisanya ada yang rawat inap dan rawat jalan,” kata Direktur RSUD Lamandau Jozeb HF Rumouw. Dia menuturkan, tujuh dokter dan puluhan tenaga medis dikerahkan membantu para korban.
Salah seorang penumpang selamat, Dani, mengungkapkan sopir ugal-ugalan selama perjalanan. Penumpang sudah mengingatkan, tapi tidak digubris.
”Kami sampai terlambung-lambung ke atap saat ada lubang. Laju sekali. Ada tikungan bukannya injak rem, malah tambah gas,” katanya.
Dani mengungkapkan, bersama rombongan berangkat dari Medan pada Minggu (30/6), menuju Pontianak menggunakan pesawat. Selanjutnya, dari Bandara Supadio sekitar pukul 20.00 WIB, dijemput oleh Bus Yessoe. Mereka berencana menuju Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur. Dani dan puluhan rekannya merupakan pekerja yang rencananya akan membangun perumahan karyawan di sebuah perkebunan kelapa sawit.
Terpisah, Yansen Adaw, penanggung jawab Jasa Raharja Pangkalan Bun mengatakan, pihaknya akan menanggung semua biaya perawatan korban. Maksimal Rp 20 juta per orang. Korban meninggal akan mendapat santunan Rp 50 juta per orang.
”Selama tiga tahun terakhir ini, ada dua kali kecelakaan yang melibatkan Bus Yessoe. Dan ini yang terparah, karena ada yang meninggal. Dalam kecelakaan sebelumnya 17 luka-luka. Kami harap ini tidak terjadi lagi dan ini menjadi keprihatinan kita semua,” ungkapnya.
Pemilik PO Yessoe Subagio menegaskan, pihaknya bertanggung jawab terhadap penumpang yang diangkut armadanya. ”Terutama yang meninggal dunia. Kami akan tanggung jawab memulangkan ke alamat masing-masing di Medan menggunakan pesawat. Perawatan di RS ditanggung Jasa Raharja,” jelas Subagio.
Selain itu, para korban juga akan mendapat santunan. Namun, belum ditentukan besarannya. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan perusahaan yang mencarter bus, berkoordinasi soal nasib penumpang yang selamat.
Diamankan
Kapolres Lamandau AKBP Andiyatna saat menjenguk korban di RSUD Lamandau mengatakan, sopir bus nahas tersebut telah diamankan untuk menjalani pemeriksaan. ”Ada dua orang selaku sopir dan sopir cadangan,” katanya.
Dia menuturkan, awalnya sopir diduga melarikan diri sesaat setelah terjadi kecelakaan. Namun, sopir tersebut ternyata berniat menyelamatkan diri karena takut dihakimi massa. Sopir tersebut menelepon kenalannya di Dishub untuk menjemput dan menyerahkan diri ke Polres Lamandau.
”Tadi Dishub yang menjemput dan mengantar. Kondisinya sehat, hanya mengalami luka ringan dan sudah dirawat. Saat ini sudah kami amankan di Polres Lamandau untuk dimintai keterangan,” imbuhnya.
”Dari keterangan korban yang saya jumpai, sopir bus mengemudi dengan kecepatan tinggi dan kurang hari-hati. Padahal, jalur Lamandau - Kalbar memang naik turun dan berkelok,” tambahnya. (mex/sla/ign)