SAMPIT-Anggota DPRD Kotim, Hari Rahmad mempertanyakan perkembangan wacana pembangunan jembatan Sungai Mentaya yang diwacanakan beberapa tahun lalu. Menurutnya pernah dijanjikan juga pembangunannya oleh pemerintah pusat.
”Beberapa tahun ini belum ada kejelasan, sejauh mana progress perencanaan pembangunan Jembatan Sungai Mentaya yang dijanjikan ke masyarakat di Kecamatan Seranau,” ujarnya.
Menurutnya, keberadaan jembatan itu tidak hanya sekadar kebutuhan biasa, namun kebutuhan mendesak. Hari menegaskan, selama jembatan itu tidak ada , maka wilayah Mentaya Seberang sulit sekali uintuk berkembang dan maju seperti Kota Sampit. ”Padahal posisinya masih ada di seberang mata kita semua,”tukasnya.
Dilanjutkannya, wacana pembangunan Jembatan Mentaya Sampit tersebut merupakan upaya Pemerintah Kotawaringin Timur untuk membuka daerah terisolasi di wilayah seberang Sungai Mentaya, melalui Kecamatan Seranau yang kecamatan paling dekat dengan ibukota kabupaten.
Hari juga menyampaikan, selama ini sejumlah kontraktor enggan mengerjakan proyek pembangunan di kawasan seberang, karena biaya operasional penyeberangan material pembangunan fisik yang tergolong tinggi. Bahkan tidak menutup kemungkinan pihak rekanan tersebut akan mengalami kerugian.
Ditambahkan Politikus Hanura ini, mewujudkan pembangunan Jembatan Mentaya itu bukan perkara mudah, dan anggaran yang di asumsikan mencapai angka Rp 1 triliun, karena itu sulit jika masih mengandalkan keuangan kabupaten atau pun provinsi. Menurutnya, paling kuat APBD kabupaten dan provinsi hanya membiayai pembebasan lahan.
”Memang harus dibangun oleh pemerintah pusat, karena disitu anggarannya sangat besar. APBD kita tidak mungkin diarahkan untuk pembangunan itu, di sini peran pusat sangat mendasar,” pungkas Hari Panca. (ang)