Usianya masih muda. Warga juga nyaman dengan keberadaannya sebagai Camat Seranau. Berkat Eddy Hidayat Setiada, denyut pembangunan bisa dirasakan masyarakat setempat.
DINTYA AYU PURIKA, Sampit
September 2018, Eddy mendapat amanah baru. Pria kelahiran Sampit tahun 1984 silam ini ditugaskan sebagai Camat Seranau. Bertugas di daerah yang selama ini pembangunannya dinilai minim, Eddy tak patah arang. Dia justru kian bersemangat.
Hasilnya, sejak kepemimpinan Eddy, warga Seranau sudah merasakan perbedaan. Eddy dinilai sebagai sosok camat yang energik. Sejumlah program di desa maupun di kecamatan dihidupkan kembali, salah satunya Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Seranau.
Selain itu, ada pula perlombaan yang didukung tim ibu PKK dan warga, senam bersama dengan mendatangkan instruktur dari Sampit, dan pondok baca. Sejumlah kegiatan lainnya yang melibatkan Karang Taruna digelar, seperti Seranau Fun Bike 2019, pertandingan sepak bola, dan Seranau Dangdut Academy 2019.
”Kami senang ada bapak di sini, jadi kami sebagai warga diikutsertakan terlibat di kegiatan-kegiatan Kecamatan Seranau,” ungkap Mastinah, warga penggiat PKK Seranau.
Kerjanya yang dinilai bagus, membuat warga ingin Eddy bertahan lama di wilayah itu. Karena itulah, ketika tersiar kabar Eddy akan dipindahkan ke daerah lain, sejumlah warga menolaknya.
Kepada Radar Sampit, Eddy mengatakan, sebagai abdi negara dia siap bila sewaktu-waktu akan dipindahkan ke mana pun selama diberikan amanah.
”Ssaya itu selalu siap. Bila ditugaskan di sini, saya juga siap. Bila di luar juga harus siap dan bersikap profesional untuk menjalankan amanah dari pimpinan yang memilih,” kata Eddy.
Meski demikian, Eddy menghargai dan mengapresiasi warga Seranau yang sangat perhatian dengannya. Dia mengatakan, di mana pun tempat tugasnya, harus profesional.
Eddy menuturkan, sebelum dia bertugas, ada anggapan yang menyebutkan camat yang ditugaskan di Seranau disebut sebagai ”camat yang terbuang”. Sejak itulah dia berusaha mengubah anggapan miring itu dengan cara menghidupkan program desa dan kecamatan agar Seranau tidak dipandang sebelah mata.
Meskipun Seranau berada di Seberang, dia ingin membuktikan kawasan itu memiliki potensi. ”Kadang dianggap camat di sini itu buangan. Saya mencoba membuktikan bahwa hal itu salah. Saya berusaha bagaimana agar Seranau menjadi daerah yang tak dianggap sebelah mata,” tegasnya.
Nurul, warga Seranau, tidak rela apabila Eddy belum menuntaskan tugasnya di wilayah itu. Dia mengaku merasakan perbedaan untuk Seranau. Warga yang awalnya minim kegiatan, sejak ada Eddy, semakin aktif. Khususnya anak-anak muda di sini.
”Jangan pergi dulu, pak. Kami masih perlu pemimpin seperti bapak. Kami jadi aktif di sini, biasanya gak pernah berkegiatan, sekarang ada pak Eddy selalu ada kegiatan dan lomba-lomba,” ungkap Nurul.
Sekretaris Camat Seranau Sony mengatakan, selama bekerja sama dalam tim, Eddy merupakan sosok camat yang aktif bertukar pikiran untuk kemajuan Seranau. Beberapa program kegiatan yang vakum diaktifkan kembali dengan melibatkan warga secara langsung.
”Meski kami berdua baru menjabat di sini selama sembilan bulan, kawan saya ini sosok yang aktif. Kerja sama dalam tim juga bagus. Kerja sama dengan warga lumayan baik. Yang terpenting demi kebaikan semua pihak di sini, khususnya warga Seranau,” tutur Sony.
Eddy menuturkan, hal-hal yang dia lakukan bersama rekan-rekannya di Seranau demi menjalankan amanah tugasnya. Selain itu, dia ingin membuat perubahan bagi warga setempat.
Dia juga ingin memperjuangkan permintaan warga yang sejak dulu diimpikan, yakni pembuatan Jembatan Penyeberangan dari Sampit ke Seranau, meski saat ini belum terealisasi.
”Saya mengucapkan terima kasih pada warga di sini yang sangat perhatian. Sejumlah hal memang harus dilakukan demi menghidupkan program kegiatan. Namanya amanah, jadi harus dijalankan demi kebaikan bersama,” ujarnya.
Meniti Karier
Eddy tak sekonyong-konyong langsung mendapatkan jabatan sebagai camat. Dia memulainya dari bawah. Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) angkatan tahun 2002 ini awalnya menjadi karyawan di kantor Badan Kepegawaian Daerah Kotim.
”Di BKD waktu itu hanya beberapa bulan saja. Lalu ada seleksi untuk jadi ajudan Bupati Kotim. Saya ikut dan alhamdulillah lolos seleksi,” ujarnya.
Selama tiga tahun dari 2006-2008, Eddy menjadi ajudan Bupati Kotim yang saat itu dijabat Wahyudi K Anwar. Tak lama setelah itu, dia mendapat amanah jadi Sekretaris Lurah di Baamang Hilir. Karirnya terus menanjak menjadi Kepala Seksi Trantib di Kantor Kecamatan Ketapang, sekaligus merangkap Pj Kepala Desa Eka Baharui selama enam bulan.
Pada 2010 – 2014, Eddy diangkat sebagai Lurah Sawahan. Di tengah menjalankan tugasnya itu, dia menyempatkan diri menyelesaikan pendidikan S-2 di Universitas Negeri Palangka Raya mengambil program studi Manajemen Sumber Daya Manusia pada 2010-2012.
Setelah menjabat selama empat tahun, dia ditarik kembali ke Kecamatan Ketapang untuk menjadi Sekretaris Camat dari tahun 2014 - 2018. September 2018, dia diberikan amanah menjabat Camat Seranau. Eddy merupakan camat ke-8 di Seranau.
Menurutnya, banyak yang mengira jabatan itu diperolehnya secara instant. Padahal, dia memulai dari nol. ”Terkadang, bila orang lain tak tahu jejak karier seseorang, sering mengira langsung diangkat menjadi camat,” tandasnya. (***/ign)