PANGKALAN BUN – Setelah hampir 12 jam berdiam di dalam sumur, Slamet (57), warga Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan, berhasil dievakuasi, Minggu (21/7) dini hari. Namun, tingkah aneh sang kakek terus berlanjut.
Minggu siang, Slamet membuat heboh warga dengan naik ke atap rumahnya. Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 11.45 WIB itu juga membuat panik pihak keluarga.
“Setelah dibujuk kurang lebih 30 menit, akhirnya kakek Slamet mau turun dari atap rumah,” kata Kasatpol PP dan Damkar Kobar Majerum Purni, Minggu (21/7).
Anggota Damkar yang berada di lokasi lantas memasang tangga untuk membantunya turun dari atap berbahan genting tanah itu. “Kakeknya masih bisa diajak komunikasi, sehingga pas mau turun, kami berikan tangga. Setelah itu dia dibawa ke dalam rumah,” katanya.
Sementara itu, anggota Pos SAR Pangkalan Bun Indra Saputra menceritakan sulitnya proses evakuasi sang kakek dari dalam sumur. Anggota tim gabungan dari Basarnas, Damkar, BPBD, TNI dan Polri, harus bersusah payah membujuknya agar bersedia diangkat keluar.
Upaya evakuasi memakan waktu lama, karena korban tidak bersedia dikeluarkan dari dalam sumur. Kesulitan bertambah dengan sempitnya diameter sumur berkedalaman sekitar 17 meter itu, sehingga penyelamatan tersebut sangat berisiko tinggi.
”Mengatasi hal itu, kami terpaksa memberinya obat penenang yang telah dicampurkan ke dalam air minum yang kami kirimkan ke bawah,” katanya.
Teknik itu berhasil. Slamet bersedia meminumnya hingga sekitar setengah botol. Tak berapa lama dia mulai goyah. ”Setelah itu petugas langsung turun untuk mengangkatnya dari dalam sumur. Proses evakuasi secara keseluruhan berlangsung dari pukul 15.00 WIB Sabtu sore sampai pukul 02.35 WIB Minggu, atau sekitar 11 jam 35 menit,” ujarnya.
Setelah itu, Slamet langsung diperiksa kesehatanya oleh petugas Puskesmas Kumpai Batu Atas. Hasilnya dinyatakan baik.
Bantah Percobaan Bunuh Diri
Sementara itu, berita simpang siur yang beredar di media sosial terkait Slamet yang diduga mencoba untuk bunuh diri itu dibantah pihak kelyarga.
”Itu bukan mau bunuh diri. Bapak itu mau pamit untuk wudhu, karena mau salat asar,” katanya seraya meminta namanya tak disebutkan.
Menurutnya, sang kakek bisa diketahui berada di dasar sumur setelah Misinem, istrinya, mendengar ada suara gaduh akibat seng penutup sumur yang terempas. ”Mendengar suara gaduh itu langsung dicarinya. Ternyata sudah berada di dalam sumur,” katanya.
Sementara itu, keluarga lainnya, Suratman, menjelaskan, selama ini sang kakek mempunyai riwayat sakit lambung yang cukup lama. Upaya berobat juga sudah dilakukan, namun tak kunjung sembuh. Pada saat malam hari, dia sering gelisah dan susah tidur.
”Kakek Slamet selama ini hanya mempunyai riwayat sakit lambung. Itu pun sudah sembuh, hanya sesekali kambuh,” kata Suratman.
Kabar terakhir, Minggu (21/7), sekitar pukul 13.30 WIB, Slamet dibawa ke Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Hal itu dilakukan untuk pengecekan kesehatan secara menyeluruh. (rin/sla)