SAMPIT – Umat Hindu Dharma di Sampit merayakan upacara Galungan di Pura Tri Bhuwana Agung Jalan Teratai IV, Kotim, Rabu (24/7). Upacara Persembahyangan Galungan itu dipimpin pemangku agama Jro Mangku Made Sumbrig.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kotim I Gede Sukadana mengatakan, Galungan merupakan hari kemenangan kebenaran (dharma) atas kejahatan (adharma). Mereka biasanya merayakan dengan melakukan persembahyangan di Pura.
Selain itu, saat Hari Raya Galungan, adat istiadat Hindu Dharma Bali mewajibkan setiap umat Hindu memasang penjor di rumahnya. Penjor terbuat dari sebatang bambu yang dihias dengan padi serta tempat sesajen.
”Di puncak Galungan ini, kami melakukan persembahyangan yang dimulai pukul 07.00 hingga 09.00 pagi. Kami pusatkan di Pura Tri Bhuwana Agung. Antusiasme warga Hindu Dharma sangat baik dan cukup banyak yang ke sini. Ada sekitar 250-an,” ujarnya.
Sukadana menambahkan, meski pura tersebut ukurannya kecil, tak mengurangi kekhusyukan mereka beribadah. ”Karena kecil, jadi sebagian ada yang bersembahyang di luar area suci (Utama Mandala Pura),” tuturnya.
Sukadana mengatakan, kegiatan Galungan tersebut berlanjut dengan Penyekeban, yaitu kegiatan mempersiapkan buah-buahan supaya matang saat disajikan di Hari Raya.
Terpisah, Ni Ketut Indirayati, guru agama Hindu SMAN 1 Sampit mengatakan, siswa-siswi yang beragama Hindu Dharma juga turut serta dalam upacara tersebut. ”Anak-anak juga melakukan sembahyang Galungan di Pura Tri Bhuwana Agung Sampit,” tandasnya. (rm-97/ign)