SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Kamis, 15 Agustus 2019 06:44
Gara-Gara Ini, Lahan Dua Perusahaan di Kalteng Disegel
KARHUTLA: Bupati Kobar Nurhidayah meninjau langsung lokasi kebakaran.(YOHANES ARDIAN/RADAR SAMPIT)

PANGKALAN BUN – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Desa Batu Belaman dan Sungai Tendang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat. Kebakaran lahan gambut itu sudah terjadi kali kedua di tempat yang sama. Angin yang cukup kencang membuat kebakaran terus meluas yang awalnya terjadi di kawasan Candi hingga ke Sungai Tendang. 

Satuan Tugas (Satgas) Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dibuat kesulitan memadamkan titik api yang tampak cukup besar di tengah lahan yang terbakar. Satgas yang terdiri dari unsur Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Manggala Agni, dan Pemadam Kebakaran harus berusaha keras memasuki medan yang cukup berat untuk mencapai lokasi titik api.

Kepala BPBD Kobar Majerum Purni mengatakan, belum bisa memastikan jumlah lahan yang terbakar, karena api terus meluas akibat angin yang juga cukup kencang saat malam.

"Mungkin besok (hari ini, Red) baru bisa dipantau menggunakan drone. Malam ini kita tetap berusaha memadamkan api yang mendekat ke pemukiman penduduk dan petugas tetap memonitor kebakaran itu," ujarnya saat meninjau lokasi kebakaran di Desa Sungai Tendang, Rabu (14/8) malam.

Sejumlah unit mobil pemadam diterjunkan untuk memadamkan api. Tangki supplier juga datang membantu ketersediaan air karena lokasi jauh dari sumber air.

”Kami masih koordinasi untuk ketersediaan alat, seperti selang dan personel, karena lahan yang terbakar cukup luas. Kemudian, di sini juga lahan gambut jadi cukup kesulitan memadamkannya," jelasnya. 

Sementara itu, Bupati Kobar Nurhidayah yang meninjau lokasi kebakaran harus menggunakan masker dan kacamata, karena asap yang begitu pekat di lokasi kejadian.

”Kalau bisa ilalang yang di lokasi kejadian ini untuk dibabat esok hari, supaya unit pemadam kita bisa menjangkau titik api yang berada di tengah-tengah," katanya.

 

Segel

Sementara itu, pemerintah mengetatkan perburuan terhadap para pembakar seiring dengan semakin parahnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda enam provinsi di Sumatera dan Kalimantan, serta sebagian Jawa dan Bali.

Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat total 15 lokasi lahan konsesi milik 10 perusahaan yang diduga melakukan pembakaran hutan. Rinciannya, di Jambi 1 perusahaan, Riau 2 perusahaan, Kalbar 10 perusahaan, serta Kalteng dua perusahaan.

Sebelumnya, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar bertekad akan menjatuhkan sanksi pada siapapun baik perusahaan maupun perorangan yang terbukti melakukan pembakaran hutan dan lahan. TNI dan Polri pun berkomitmen untuk mendukung upaya ini.

Kemarin (14/8), Gakkum kembali menyegel tiga lokasi lahan terbakar. Lahan-lahan tersebut masing-masing berada pada areal konsesi PT MSL di Kabupaten Mempawah, PT TAS, dan PT SPAS di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

”Total lahan terbakar yang disegel 200 hektare. Pekan yang lalu, kami juga telah menyegel lahan terbakar milik 7 perusahanan perkebunan dan Hutan Tanaman Industri (HTI),” kata Dirjen Gakkum KLHK Rasio Ridho Sani, kemarin (14/8)

Pria yang akrab disapa Roy ini menjelaskan, saat ini pihaknya sudah memberikan surat peringatan kepada 110 pimpinan  perusahaan yang lokasinya terindikasi ada titik api. Ia juga telah menugaskan para pengawas, penyidik dan tim Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat (SPORC) untuk menindak para pembakar lahan. “Mereka harus dihukum seberat-beratnya,” jelas Roy.

Roy melanjutkan, kebakaran lahan tersebut berada di areal konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)-HTI milik PT. MSL di Kabupaten Mempawah. Luasnya mencapai luas 40 hektar.

Sementara itu, kebakaran lahan di lokasi konsesi PT. TAS, Kecamatan Tanjung Baik Budi, Kabupaten Ketapang juga mencapai 100 hektar. Lalu kebakaran lahan di konsesi PT. SPAS, di Kecamatan Sungai Putri, Kabupaten Ketapang, mencapai 60 hektar. “Kebakaran hutan dan lahan sudah terjadi seminggu yang lalu dan masih berlangsung sampai hari ini,” kata Roy.   

Komandan Brigade SPORC Gakkum Kalimantan, Hari Novianto mengungkapkan, tim verifikasi Ditjen Gakkum KLHK telah memasang papan segel di lahan konsesi perusahaan yang terbakar  sehingga perusahaan tidak bisa memanfaatkan lahan itu untuk aktivitas usaha.

”Kami sudah memanggil wakil 7 perusahaan yang lahannya sudah disegel sebelumnya untuk meminta klarifikasi terkait adanya kebakaran di areal perusahaan-perusahaan itu,” imbuh Hari.

Penyidik KLHK sudah menetapkan sesorang bernama UB sebagai tersangka pembakar lahan seluas 270 hektar di Kubu Raya, Kalimantan Barat.

UB ditangkap pada 3 Agustus lalu di Dusun Gunung Loncek, Desa Teluk Bakung, Kecamatan Ambawang,  Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. UD kedapatan membawa 1 korek api gas merk tokai, 1 ban dalam motor bekas, 1 parang, dan sampel daun yang telah terbakar.

Balai Gakkum KLHK Kalimantan melalui fasilitas intelligence room di Pontianak setiap saat selama 24 jam per hari, 7 hari per minggu, memantau titik api dan kebakaran lahan-hutan terutama di areal perizinan perkebunan kelapa sawit, IUPHHK-HTI, dan maupun Hutan Alam (HA) di Kalbar.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Kalimantan Tengah Dimas Hartono mengungkapkan, setidaknya ada beberapa indikator yang menunjukkan karhutla di Kalimantan Tengah disebabkan oleh pembakaran yang disengaja, bukan karena penyebab alami.

Pertama, lahan yang terbakar sangat mudah ditebak. Yakni berada di kawasan lahan konsesi yang dimiliki oleh perusahaan tertentu. Pembukaan lahan secara murah dengan cara membakar.

Apalagi dengan kondisi saat ini, kata Dhimas, lahan gambut sangat susah untuk ditanami. Selain terdiri dari tumbuhan, juga akar akar dan batang kayu. “Jadi jalan satu-satunya dibakar. Kalau tidak, akar-akar yang ada di dalam gambut itu harus diangkat dan itu makan biaya, tenaga dan waktu,” katany.

Selain itu, biasanya di lahan-lahan yang telah terbakar tersebut akan muncul kanal-kanal air baru yang fungsinya untuk mengalirkan dan menyedot kandungan air yang terkandung dalam lahan gambut tersebut. ”Indikasi selanjutnya adalah biasanya setelah terbakar, maka lahan-lahan tersebut akan segera ditanami” katanya.

Laporan dari Panel Ahli Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) pada 8 Agustus lalu menjelaskan Luasan Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) di Indonesia mencapai 24,6 juta hektar tersebar dari pulau Sumatera hingga Papua.

Dari total luasan KHG tersebut, lebih dari 5,6 juta berada dalam konsesi korporasi baik perkebunan sawit maupun kebun kayu. Kejadian kebakaran hutan dan lahan yang terus terjadi setiap tahun disebabkan karena tidak tegasnya negara untuk menciutkan luasan konsesi korporasi terutama yang tumpang tindih dengan KHG.

Selain itu kebakaran hutan dan lahan di konsesi korporasi juga tidak mendapatkan penindakan hukum yang tegas seperti pencabutan izin sehingga tidak menimbulkan efek jera dan menyebabkan karhutla terus berulang.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dipastikan telah mengeluarkan enam surat perintah untuk penanganan kasus karhutla. Dengan begitu terdapat enam tim dari Mabes Polri yang akan melakukan asistensi terhadap penanganan karhutla di sejumlah polda.

”Polda Riau, Sumatera Sealtan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, itu yang diasistensi,” papar Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo.

Enam tim tersebut telah bergerak mulai hari ini (14/8). Untuk tahap awal dilakukan pengecekan dan evaluasi sejauh mana efektivitas dari penanganan karhutla di tiap provinsi. Sekaligus, penegakan hukum yang telah dilakukan akan dievaluasi.

Menurutnya, saat ini telah ada 68 kasus karhutla dengan 60 tersangka. satu tersangka dari korporasi yang ditangani Polda Riau dan kasus lainnya masih dalam proses. ”Penanganan kasus ini akan dievaluasi tiap bulan oleh enam tim itu,” ujarnya.

Dengan begitu akan diketahui bila terdapat kendala-kendala, misalnya kekurangan personil, sarana prasarana. Dengan begitu bisa dilakukan respon cepat menambah personil dan banturan peralatan.  ”Apa yang diperlukan akan diupayakan,” tuturnya.

Dedi mengungkapkan, hingga saat ini hot spot atau titik panas di tiap polda telah mengalami penurunan. Kondisi itu mengindikasikan bahwa langkah Polri, TNI dan stakeholder cukup masif dan efektif. ”Namun, masih ada yang perlu diwaspadai berupa El Nino yang diprediksi akan terjadi September hingga Oktober,” paparnya.

Akan dilakukan langkah menekan kemungkinan kebakaran hutan dampak dari kemarau ekstrim tersebut. ”Jadi ini masih panjang, langkah mencegah kebakaran hutan,” jelas jenderal bintang satu tersebut kemarin di sebuah acara di Hotel Grandkemang. (tau/idr/jpg/ard/sla/ign)


BACA JUGA

Kamis, 21 Maret 2024 16:07

Petani Sawit Lamandau Bersertifikat RSPO Dapat Insentif

NANGA BULIK - Ratusan petani swadaya kelapa sawit di Desa…

Selasa, 30 Januari 2024 19:07

Dukung Pengembangan Pertanian, Pj Bupati Kobar Resmikan Penggilingan Padi di Desa Palih Baru

PANGKALAN BUN, radarsampit.com - Untuk mendukung produksi pangan di Kabupaten…

Rabu, 24 Januari 2024 11:13

Korban Mobil Ugal-ugalan di Pangkalan Bun Masih Koma

Empat korban pengemudi mobil ugal-ugalan di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin…

Selasa, 23 Januari 2024 01:06

Seruduk Tiga Pemotor, Mobil Remuk Diamuk Massa di Pangkalan Bun

Sebuah mobil dengan nomor pelat KH **** RA di Pangkalan…

Selasa, 23 Januari 2024 00:55

Kamar Pasien Kelas III RSSI Pangkalan Bun Perlu Penambahan

Sejumlah fasilitas dan ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum…

Selasa, 23 Januari 2024 00:53

ODGJ Kian Menjamur di Pangkalan Bun

Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) kian menjamur di Kota Pangkalan…

Senin, 22 Januari 2024 19:40

Pj Bupati Kobar Budi Santosa Ingin Kembalikan Adipura ke Kota Pangkalan Bun

PANGKALAN BUN - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) di bawah…

Minggu, 21 Januari 2024 11:45

Rody, Juni, atau Aida yang Bakal Jadi Sekda Kobar?

Dari delapan calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kotawaringin Barat yang…

Minggu, 21 Januari 2024 11:17

Warga Pangkalan Bun Keluhkan Ceceran Sampah dari Truk Pengangkut

Aktivitas truk pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten…

Minggu, 21 Januari 2024 11:13

Dua Joki Judi Online di Pangkalan Bun Diringkus Polisi

Polres Kotawaringin Barat berhasil mengungkap praktek perjudian online dengan meringkus…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers