SAMPIT – Sungai Hantipan di Desa Hantipan, Kecamatan Pulau Hanaut, mengalami pendangkalan. Akibatnya, kelotok terpaksa harus didorong agar sampai ke tempat tujuan.
Camat Pulau Hanaut Eddy Mashami mengatakan, kerukan Hantipan ini sudah dibuka sejak masa kepemimpinan Bupati Kotim Wahyudi K Anwar. Jalur sungai kerukan Hantipan ini dijadikan satu-satunya akses transportasi air yang menghubungkan Kotim menuju Mendawai dan Katingan Kuala.
“Beginilah kondisi kerukan Hantipan sekarang. Kalau sudah memasuki musim kemarau selalu mengalami pendangkalan, padahal jalur ini merupakan jalur yang termudah dan aman dilalui di setiap waktu,” ujar Eddy Mashami, Minggu (1/9).
Menurutnya, sungai Hantipan merupakan urat nadi masyarakat. Hal itu dikarenakan belum adanya akses jalan darat yang dapat dilalui.
“Selain lewat situ, sebenarnya ada jalan untuk menuju Mendawai dan Katingan Kuala yakni melalui jalur pesisir pantai Laut Jawa. Tetapi itu dilarang karena berbahaya bagi kapal-kapal kecil karena gelombangnya cukup besar,” ujarnya.
Eddy mengatakan kerukan Hantipan diperkirakan memiliki panjang sekitar 30 kilometer dan menjadi jalur transportasi andalan. Karena jalur ini merupakan lintas kabupaten Kotim – Katingan, maka solusi penangananya tidak bisa dikerjakan masing-masing kabupaten. Butuh peran Pemerintah Provinsi Klaimantan Tengah.
“Masyarakat Kotim maupun masyarakat wilayah Katingan dan Mendawai selalu melalui jalur ini. Tetapi sejak satu bulan lebih sungai mengalami pendangkalan sehingga kelotok yang lewat terpaksa harus didorong,” ungkapnya. (hgn/yit)