ARUT UTARA - Kelompok Tani Bina Laman II, Kelurahan Pangkut, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kembangkan pertanian dengan menerapkan inovasi Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) untuk areal persawahan di lahan gambut.
Hal ini dilakukan guna mengatasi kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.
Menurut Ketua Kelompok Tani Bina Laman II, Kelurahan Pangkut, Yoyo Y Mangkin pada awalnya, ia kesulitan meyakinkan masyarakat untuk menerapkan cara berkebun dan bertani tanpa bakar.
“Karena dianggap mustahil, terpaksa saya buka lahan percontohan terlebih dahulu, setelah melihat hasilnya mereka baru mau mengikuti dan hasilnya sangat memuaskan,” ungkapnya, Rabu (2/10).
Proses pengolahan lahan sejatinya tidak ada kesulitan yang berarti, hanya saja untuk membuka lahan dibutuhkan alat mekanis berupa alat berat jenis ekskavator, kemudian baru menggunakan traktor mini.
Dijelaskannya, untuk pembukaan lahan baru tahap pertama dilakukan pembersihan lahan dengan cara penebangan terlebih dahulu. Untuk membuang kayu - kayu yang berukuran besar menggunakan gergaji mesin dan diendapkan selama 5 hari, kemudian proses dilakukan dengan bajak kasar, menggunakan alat dan dihaluskan dengan cara rotari.
“Kayu - kayu yang ada dalam tanah hancur oleh mesin rotari, sementara kayu yang besar di potong, setelah proses itu sudah siap tanam. Dalam satu hektare paling lama cuma butuh waktu 10 hari, itupun karena menunggu rumput - rumput kering agar mudah menghaluskan tanahnya,” terangnya.
Ia mengaku untuk mengolah lahan lebih mudah struktur tanah gambut dari pada lahan kering atau Natai, karena tanah gambut tidak perlu membuat bendungan, hanya membuat tanggul dan pintu air.
Saat ini lahan pertanian yang sudah ia buka di luar lahan percontohan milik BPP seluas 1,7 hektare. Untuk memperluas lahan pertaniannya saat ini ia sedang menunggu antrien meminjam ekskavator ke dinas terkait.
Disebutkannya kelompok tani yang dipimpinnya saat ini sedang dalam proses penyemaian benih padi, dan pada akhir bulan Oktober 2019 ini sudah dimulai penanaman.
Sebelumnya di atas lahan setengah hektare percontohan tersebut, pihaknya berhasil memanen padi lokal sebanyak 80 karung dan 50 kilogram gabah bersihnya.
“Saya berharap semoga Pangkut punya ekskavator sendiri, agar tidak lama menunggu antrean, dengan alat sendiri lebih leluasa membuka lahan pertanian seluas - luasnya,” pungkasnya.
Camat Arut Utara M Ikhsan mengatakan bahwa PLTB juga dilakukan di Desa Penyombaan dan Sambi. Namun polanya masih semi mekanis, untuk penanaman padinya masih manual menggunakan tongkat untuk menunggal.
“Kalau Pangkut sudah sepenuhnya mekanis, nanti saat penanaman akan menggunakan mesin, sekaligus praktik untuk pertama kali,” ujarnya singkat. (tyo/sla).