SAMPIT— Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) beberapa waktu lalu, cukup berpengaruh terhadap kehidupan biota air atau ikan yang ada di perairan Sungai Mentaya, banyak ikan yang mati setelahnya, sepertihalnya di Desa Bapinang Kecamatan Pulau Hanaut.
Kepala Dinas Perikanan Kotim Heriyanto mengatakan, setelah hujan deras mengguyur banyak ikan mati mengapung di Sungai Mentaya, jenis ikan yang mati tersebut diantaranya ikan bulu ayam, ikan baung laut, ikan pipih, dan ikan betutu.
“Setelah kami cek airnya dengan sistem oksigen terlarutnya, ternyata rendah kurang dari empat dan PH (tingkat keasaman ) hanya empat, dengan kondisi semacam itu beberapa jenis ikan tidak mampu bertahan hidup,” jelasnya.
Dirinya menyebut kemungkinan penyebabnya adalah hujan deras, hingga air yang mengalir dari hulu dan bertemu dengan air pasang sehingga perpaduan airnya menjadi terasa sepat. Bercampurnya air membuat ikan laut yang menggiring air pasang berpengaruh terhadap insang dan mata ikan menjadi perih, hal tersebut dapat akibatkan kematian ikan.
“Nilai oksigen terlarut menunjukan jumlah kadar oksigen yang tersedia di dalam air kurang. Semakin besar nilai oksigen terlarut dalam air maka semakin baik kualitas airnya. Sedangkan saat ini rendah maka membuat oksigen terlarut kurang,” terangnya.
Lebih lanjut oksigen tersebut merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan biota air, kadar oksigen terlarut dapat mengurangi efisiensi pengambilan oksigen oleh biota air sehingga dapat menurunkan keberlangsungan hidup biota air.
“Saat bulan September hingga Oktober tidak ada turun hujan, namun pada November turun hujan muncul hal semacam ini, karena air sungai yang ada di daratan turun semua kumpul di Sungai Mentaya pengaruhi kondisi air,” ujarnya.
Dikatakannya kondisi seperti itu bisa berlangsung kurang lebih selama satu minggu, sebab peralihan antara air pasang terbesar dan terendah biasanya adalah satu minggu. Untuk kondisi kematian ikan yang jumlahnya banyak ini pihaknya belum dapat memberikan solusi karena lokasinya di perairan umum.
“Karena perairan umum dan kondisi alam sehingga susah dikondisikan, namun jika hujan turun lagi kemungkinan oksigen terlarut dan PH akan kembali berubah,” tutupnya. (yn/dc)