PANGKALAN BUN - Petani plasma yang tergabung dalam Koperasi Mitra Bahaum berkesempatan memperoleh pendapatan alternatif selain dari hasil perkebunan sawit. Pasalnya saat ini mereka mendapat gelontoran bantuan Program Budidaya Ikan Patin yang berlokasi di dekat kawasan Sungai Lamandau, Desa Sakabulin dan Desa Lalang, Kelurahan Kotawaringin Hulu, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Lebih dari 100 ribu benih Ikan Patin ditebar secara bersama-sama di enam kolam yang telah dibangun (dari rencana 12 kolam dengan luas masing-masing 900 meter persegi) di atas lahan seluas 1,7 hektare. Penebaran benih ikan tersebut dilakukan oleh Ketua Koperasi Mitra Bahaum Masyakin beserta anggotanya, Bupati Kobar Hj. Nurhidayah, Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Bappenas RI Ahmad Dading Gunadi, Director of Sustainability dan Compliance BGA Group Hadi Fauzan, Kepala Dinas Perikanan Kobar Rusliansyah dan Kepala DLH Kobar Bambang Djatmiko Trikora serta tokoh masyarakat setempat.
Budidaya Ikan patin bernilai investasi Rp 1,7 miliar ini ditargetkan menghasilkan 5 ton ikan per bulan. Pengelolaan dilakukan secara profesional sesuai standar budidaya dari Dinas Perikanan Kotawaringin Barat yang dilaksanakan melalui pelatihan sebagai pembekalan ilmu.
Untuk memastikan ini berjalan dengan baik, dilakukan program pendampingan kepada para petani agar mendapatkan solusi tepat ketika menghadapi kendala-kendala operasional.
Program budidaya perikanan ini terbentuk melalui skema kerjasama inklusif yang melahirkan sebuah kemitraan strategis antar stakeholder dan diharapkan memiliki dampak positif yang luas bagi masyarakat sekitar. Pihak yang terlibat dalam kemitraaan strategis ini antara lain oleh PT. Bumitama Gunajaya Agro (Group), Bappenas RI, Koperasi Mitra Bahaum, CV Dari Teman Sejati selaku off-taker hasil panen, Pemkab Kobar, Dinas Perikanan, Dinas Koperasi, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Bappeda.
Budidaya perikanan ini diawali dengan penyusunan rencana kerja berdasarkan identifikasi kondisi supply chain management, lima pilar bisnis (pasar, produksi, keuangan, sumber daya manusia, legalitas usaha), QCD (Quality, Cost, Delivery), model bisnis, dan ekosistem bisnis.
Setelah terbentuk grand design/peta jalan program pembinaan dan pengembangan usaha budidaya perikanan ini, para petani mendapatkan program pengembangan kapasitas yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan, pemagangan dan pendampingan. Kemudian juga diberikan penguatan kelembagaan koperasi serta fasilitasi sertifikasi usaha melalui pendampingan dan pelatihan.
Periode awal, program jangka panjang yang akan berlangsung hingga lima tahun ini disosialisasikan kepada kelompok tani dan ditindaklanjuti dengan kegiatan pelatihan Budidaya Perikanan. Pada kesempatan ini, berbagai pihak berupaya membangun kepercayaan kepada kelompok plasma bahwa ini adalah usaha yang menguntungkan jika dikelola secara profesional dan efisien. Budidaya ikan ini menggunakan metode alami dengan pengolahan air tertutup dan dibersihkan secara periodik sehingga dipastikan tidak mencemari sungai sekitar.
Lokasi kolam untuk budidaya perikanan ini dipilih dekat dengan sungai sehingga dapat menawarkan transportasi alternatif melalui air jika diperlukan. Selain itu, lokasi ini bukan kawasan hutan generatif dan bukan kawasan gambut (untuk mengurangi emisi karbon). Penilaian tanah dilakukan oleh tim Geographic Information System dan tim Sustainability BGA Group. Kemudian, pemilik lahan secara jelas diidentifikasi dan telah dilakukan pembebasan lahan lewat akta jual beli secara legal formal.
Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas RI, Ahmad Dading Gunadi menjelaskan, saat ini Direktorat Pengembangan UKM dan Koperasi Kementerian PPN/Bappenas sedang melaksanakan kegiatan Implementasi Perluasan Kemitraan Strategis antara Usaha Mikro dan Kecil (UMK) dengan Usaha Menengah dan Besar (UMB).
“Salah satu lokasi percontohan kemitraan strategis adalah di Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah yang bekerjasama dengan PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) di Kecamatan Kotawaringin Lama,” katanya.
Kedepannya, lanjut, Gunadi, jika program ini berhasil, maka akan dijadikan contoh (role model) oleh Bappenas RI terkait pengembangan kemitraan strategis yang lebih masif, berkelanjutan dan dapat direplikasi di berbagai wilayah lain di seluruh Indonesia. “Mudah-mudahan ini dapat berjalan dengan baik. Ke depan, program ini dapat direplika sesuai dengan komoditas unggulan masing-masing daerah,” ujar Ahmad Dading Gunadi.
Ketua Koperasi Mitra Bahaum Masyakin mengaku antusias dengan program budidaya Perikanan ini. Menurutnya, ini merupakan secercah harapan untuk membantu kebutuhan ekonomi para petani disaat harga sawit kurang mendukung. “Harga Tandan Buah Segar (TBS) yang cenderung naik turun, tentunya ini solusi tepat untuk tambahan penghasilan selain dari hasil kelapa sawit. Dengan adanya kegiatan budidaya ikan patin ini tentunya akan membantu menambah penghasilan pekebun sekaligus upaya antisipasi apabila harga TBS menurun,” ujar Masyakin.
Bupati Kotawaringin Barat, Hj Nurhidayah mengatakan, budidaya ikan patin ini sebagai upaya untuk mendorong penguatan kemandirian ekonomi di Kecamatan Kotawaringin Lama dan ketahanan pangan di daerah. Budidaya ikan patin ini merupakan pilot project yang menjadi bagian implementasi pengembangan kemitraan strategis antara Usaha Mikro Kecil (UMK) dan Usaha Menengah Besar (UMB) yang tercantum dalam RKP Kerangka Prioritas Nasional Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan.
“Melalui pola kemitraan ini diproyeksikan akan mendukung keberhasilan program,” kata Nurhidayah.
Ia menegaskan, kegiatan ini sekaligus bersinergi dengan program CSR perusahaan sebagai upaya membantu petani plasma untuk mendapat alternative income dalam peningkatan penghasilan.
Untuk itu pola kemitraan yang telah berjalan saat ini dapat terus dikembangkan ke kelurahan atau desa yang lain dengan komoditas yang disesuaikan dengan potensi masing - masing wilayah. (tyo/adv/sla)