SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Kamis, 19 Desember 2019 22:01
Tanam Setengah Hektare, Bisa Panen Tujuh Ton

Melihat Peluang Usaha Melon di Pinggiran Kota Sampit

Jamal (kedua dari kiri) saat mendapatkan kunjungan dari Camat Ketapang Sutimin dan Direktur SKH Radar Sampit Siti Fauziah beberapa waktu lalu.

Petani buah-buahan mulai menggeliat di Kota Sampit. Pisang, pepaya, durian, jeruk, mangga, hingga melon kini dipasok oleh petani lokal. Dengan budidaya yang benar, hasilnya pun maksimal.

YUNI PRATIWI, Sampit

Jamal tampak sumringah melihat kebunnya di Jalan Sudirman Km. 13 Sampit. Melon hasil budidayanya sudah membesar dan siap panen.  

Kebun melon milik Jamal  tidak terlalu luas, hanya setengah hektare. Kebun tidak hanya ditumbuhi melon, namun juga cabai, pepaya, dan pare.

Menurut Jamal, tumbuhan pare yang menggantung di atas kebun buah miliknya sengaja ditanam sebagai pengalihan agar lalat buah tidak merusak tanaman melon. Pare tanam hanya menjadi pengalihan, tapi hasilnya pun ia jual.

"Pokoknya semua yang di kebun ini harus bisa jadi uang,” cetusnya.  

Pria 42 tahun itu memulai menanam melon saat kemarau beberapa bulan lalu. Ilmu pertanian didapatkan dari pelatihan dan bimbingan dari Dinas Pertanian Kotim. Jamal mempelajari cara mengolah tanah, menaman, memupuk, serta pemberian air dengan benar. Dengan budidaya yang benar, melon tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang besar dan manis.

Dengan modal uang Rp 50 juta dan lahan pinjaman, Jamal mulai mengolah tanah dan menanam bibit melon di kebunnya itu. Tanah setengah hektare  itu ia tanami sebanyak kurang lebih 3.000 bibit melon. Dari tanam hingga bisa dipanen memakan waktu dua bulan. Agar buah melon jenis jumbo  yang dipanen tidak kotor dan busuk, Jamal menggantung buah melon itu dengan tali. Orang yang melihatnya pun tertarik untuk singgah dan membeli.

“Satu buahnya itu ada mencapai berat 2 kilogram,” ucapnya.

Jika satu tanaman melon buahnya mencapai berat 2 kilogram, maka jika dikalikan 3.000 batang, akan didapat angka 6.000 kilogram atau 6 ton buah melon.

“Panen buah waktu itu hampir 7 ton,” kata Jamal.

Di bagian depan kebun melonnya itu terdapat kios kecil yang memajang buah melon hasil kebunnya. Masyarakat yang melintas bisa membeli langsung atau mencicipi langsung kesegaran buah melon di tempat.  Bahkan saat masa panen, kebunnya didatangi ibu-ibu PKK, dharma wanita, hingga pegawai Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Jamal menjual melon di kebun dengan harga murah, hanya Rp 6.000 – Rp 7.000 ribu per kilogram. Meski murah, Jamal tetap mendapatkan keuntungan. Bahkan buah yang rusak ataupun tumbuh kembang tidak sempurna, juga bisa dijual untuk pakan ternak.

“Dari Pangkalan Bun itu yang cari katanya untuk makanan orang utan,” imbuhnya.  

Selain konsumen, banyak juga pedagang buah yang datang untuk membeli buah melon untuk dijual lagi di pasar. Namun penjualan saat ini tidak bisa cepat karena bertepatan dengan musim durian.

“Yang jadi kendala itu lahannya, selama ini masih sewa punya orang, kalau ada lahan yang luas itu lebih enak kami bisa menanam lebih banyak lagi,” tutupnya. (yit)

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers