Masih muda, penuh inovasi, dan berhasil mendongkrak perekonomian masyarakat. Itulah imej yang melekat pada sosok Rangga Lesmana. Lurah Raja ini berhasil menyelesaikan persoalan banjir, menginisiasi Begoyap Night Market, hingga Begoyap Online Market.
RINDUWAN, Pangkalan Bun
Baru 14 bulan Rangga Lesmana mendapat amanah menjabat Lurah Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat. Sejak awal menjabat lurah, banyak
yang menganggap dirinya remeh karena terlalu muda. Rangga Lesmana menjawan cibiran dengan menunjukan kinerja yang apik.
Gebrakan pertamanya adalah menyelesaikan persoalan banjir di sejumlah titik. Masalah ini bukan menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun juga masyarakat. Lurah muda ini lantas membuat program bersih drainase mandiri (berseri) yang melibatkan semua masyarakat. Sebelum beraksi, masyarakat dan pengusaha di Kelurahan Raja dikumpulan di aula Kelurahan untuk membahas penanganan banjir yang tak kunjung selesai.
"Akhirnya ada kesepakatan untuk menarik iuran dari para pengusaha di Kelurahan Raja. Iuran secara sukarela untuk penanganan drainase," kata Rangga Lesmana.
Setelah ada kesepakatan, dibentuk tim kecil yang di dalamnya ada ketua dan bendahara. Setelah uang iuran terkumpul, selanjutnya dikelola oleh tim program berseri.
"Kami dari kelurahan hanya mengawali untuk program berseri. Saat uang terkumpul, dijalankan sama masyarakat. Soal keuangan ada timnya sendiri," ujarnya.
Setelah sistemnya jalan, dirinya tinggal memantau program. Sekarang ini lokasi yang sering banjir seperti di depan Toko Idola, Pasar Indra Kencana, turunan Istana Kuning, depan Bank BRI, dan sejumlah titik lainya dapat teratasi tanpa menggunakan anggaran dari pemerintah.
Sampai sekarang program ini juga masih berlanjut, terutama untuk melakukan pemeliharaan drainase. Saat ada hujan, maka air bisa masuk ke drainase dan tak menyebabkan banjir lagi.
"Sekarang banyak masyarakat merasakan dampaknya. Sekarang titik banjir dapat teratasi," sebutnya.
Selain itu, Rangga Lesmana juga aktif turun ke masyarakat. Rangga tak segan untuk menanyakan apa yang menjadi keluhan masyarakat di Kelurahan Raja.
Ternyata keluhan masyarakat Kelurahan Raja ini sangat banyak, mulai tidak bisa bayar sekolah anak, akses kesehatan, tidak bisa berbelanja, dan masih banyak lagi. Faktor utamanya hal ini terjadi karena ekonomi masyarakat.
"Bisa dibilang banyak orang di Kelurahan Raja, suaminya kerja serabutan dan istrinya hanya ibu rumah tangga. Ekonomi masyarakat di Kelurahan Raja sangat kecil," ujarnya.
Rangga Lesmana harus berpikir untuk bisa menghidupkan ekonomi masyarakat di Kelurahan Raja. Dirinya terus mencoba menggali potensi warganya.
Sementara ibu-ibu di Kelurahan Raja ini hanya bisa membuat kue tradisional. Maka pihaknya mencoba membuat acara bejaja wadai yang menjual kue tradisional di pinggir Sungai Arut. Berkat promosi dan publikasi yang baik, acara bejaja wadai berjalan lancar seiring kerinduan masyarakat terhadap kue tradisional.
"Kita sempat membuat acara seperti itu beberapa kali dan sukses digelar," ujarnya.
Pria kelahiran Sukamara 22 Maret 1990 ini mengatakan, jika konsepnya hanya berjualan kue tradisional maka masyarakat selaku pengunjung bakal cepat bosan. Akhirnya muncul ide membuat Termili Night Market.
"Kita berusaha mengakomodir para pedagang kecil untuk dikumpulkan dalam satu tempat yakni lapangan Termili. Konsepnya menjadikan tempat yang asyik buat nongkrong, belanja, dan makan-makan. Untuk pertama diikuti 50 pedagang," ujarnya.
Perkembangannya terus dievaluasi dan menunjukan hasil yang bagus. Pasalnya pendapatan perekonomian masyarakat meningkat. Seperti ibu rumah tangga yang awalnya tidak punya pendapatan, kini mereka punya penghasilan minimal Rp 250 ribu per malam dari jualan minuman es teh, kopi, dan lainnya.
Animo masyarakat kian besar sehingga penghasilan pedagang terus bertambah. Maka muncul ide untuk membuat acara yang lebih besar.
"Waktu itu atas izin Bupati Kobar Hj Nurhidayah, kami membuat acara Begoyap Night Market. Kita gelar di jalan raya dan menutup sebagian ruas Jalan Pangeran Antasari. Acaranya sukses luar biasa," kata Lurah.
Acara Begoyap Night Market ini menjadi inovasi kedua yang dicetuskan setelah program berseri. Dimana konsep acara pasar malam yang dikemas secara kekinian dengan melibatkan UMKM.
"Kita tahu di Kobar ini UMKM sangat banyak tapi kurang wadahnya. Sehingga Begoyap Night Market ini sangat tepat untuk menghidupkan UMKM di Kobar," ujarnya.
Acaranya sukses dan UMKM mendapatkan penghasilan yang lumayan besar. Maka konsep tersebut diterapkan di enam kecamatan.
"Sangat senang bahwa inovasi saya ditiru. Tidak hanya Kobar, tapi Kabupaten Sukamara, Lamandau, dan Barito Utara juga menerapkan hal yang sama dengan membuat acara pasar malam dengan melibatkan UMKM," ujarnya.
Dirinya bagian dari pemerintah yang sudah seharusnya membantu UMKM agar bisa bangkit. Melalui kegiatan yang digelar sekarang, sedikit demi sedikit perekonomian kian tumbuh.
Ratusan UMKM di Kobar bisa tumbuh dengan adanya pasar malam. Penghasilan masyarakat yang awalnya ratusan ribu, meningkat menjadi jutaan rupiah per malam. Sementara acara pasar malam selalu digelar dua malam setiap minggunya.
"Konsep sederhana yang bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Tentu sangat senang sekali," ujarnya.
Kegiatan seperti itu memang masih sangat bagus di gelar, mengingat di Kobar ini masih minim hiburan. Maka kegiatan pasar malam selalu di kunjungi masyarakat. Karena banyak yang bisa dilakukan, mulai dari mencari barang kebutuhan dapur, pakaian, aksesori, hiburan dan wisata kuliner dapat di satu tempat.
"Kuncinya promosi dan publikasi menjadi bagian yang tidak bisa ditinggalkan. Karena masyarakat tahu kalau adanya informasi di surat kabar, ataupun media sosial. Kita mainkan semua. Sehingga pada saat acara ramai pengunjung dan pelaku UMKM penghasilnya meningkat, " sebutnya.
Kemudian, Rangga juga menyulap alun-alun Istana Kuning menjadi tempat wisata kuliner. Sehingga tempat tersebut sudah permanen dan bisa dihadiri masyarakat setiap malam.
"Ada 70 pedagang dari Kelurahan Raja yang berjualan setiap malam. Penghasilan mereka cukup bagus. Ibu rumah tangga kini mempunyai penghasilan sendiri. Dari kalangan penjual juga timbul persaingan yang bagus untuk menjual makanan terbaik,agar daganganya laku," jelasnya.
Namun acara pasar malam dengan konsep Begoyap Night Market dan wisata kuliner di alun-alun istana kuning ini harus ditiadakan untuk sementara waktu karena ada wabah Covid-19. Ini membuat ekonomi pedagang kembali lesu.
Hanya sedikit mereka yang berjualan makanan, aksesori, dan kebutuhan rumah tangga secara online. Maka konsep Begoyap Night Market diubah menjadi Begoyap Online Market.
"Konsep ini baru kita launching pada 17 April. Sehingga pelaku UMKM tetap bisa menjual barang dagangan di tengah pandemi Covid 19 seperti sekarang ini," ujarnya.
Sudah ada 90 pelaku UMKM yang gabung mulai dari jualan makanan, aksesoris dan pakaian. Diharapkan nantinya semakin banyak yang ikut bergabung.
Pelaku UMKM hanya mendaftarkan jenis usaha dan nomor whatapp yang bisa dihubungi calon pembeli. Sehingga saat dipublikasikan melalui medsos, calon pembeli bisa menghubungi pedagang masing-masing.
"Konsep ini hanya untuk memudahkan pedagang dan calon pembeli. Nantinya setiap hari yang diposting di media sosial juga beda-beda. Misalnya jika hari ini yang diposting penjual makanan, maka besoknya ganti aksesoris dan pakaian. Diselang-seling biar semua pelaku UMKM juga bangkit," jelasnya.
Mantan Sekretaris Lurah Mendawai ini mengatakan, berbagai cara dilakukan agar semua yang diperjuangkan selama ini tidak sia-sia. Mental UMKM di Kobar harus terus diasah agar bisa menyesuaikan situasi.
Inovasi lain yang diciptakan Lurah Raja ini adalah program Universal Health Coverage (UHC) Nurani. Program kesehatan ini mendorong yang kaya membantu yang miskin. Masyarakat miskin yang belum terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), bisa didaftarkan melalui program UHC Nurani.
"Maka melalui si kaya membantu yang miskin diterapkan. Kita mencari donatur di Kelurahan Raja untuk membantu masyarakat miskin membayarkan iuran JKN kelas III," ujarnya.
Sehingga masyarakat yang miskin tadi bisa berobat dengan mudah. Kalau diusulkan ke dinsos itu, kartu JKN belum tentu bisa cepat jadi. Sementara masyarakat saat sakit ingin cepat membutuhkan pertolongan medis.
"Sehingga masyarakat yang gagal ginjal, stroke, hipertensi, atau penyakit lain bisa berobat dan seluruh iurannya ditanggung oleh donatur melalui program UHC Nurani," ujarnya.
Pihaknya hanya mendata dan menguruskan ke BPJS Kesehatan sampai kartunya jadi. Kemudian bagi donatur ini sistemnya kontrak per tahun, maka bisa dievaluasi dan bisa diteruskan oleh penggantinya nanti.
"Dengan program ini si kaya membantu si miskin dapat berjalan dengan baik. Jika ada donasi dari donatur langsung dikirim ke nomor rekening bank dan secara otomatis dari BPJS Kesehatan bisa menarik saldo tersebut jumlah pembayaran iuran mandiri peserta yang didaftarkan melalui UHC Nurani ini. Sehingga sekali lagi, kita tidak memegang uang dari para donatur itu, " jelasnya.
Sejak launching Februari lalu, sekarang sudah ada 70 orang warga miskin dari Kelurahan Raja yang ditanggung oleh donatur. Sebenarnya ada banyak donatur yang mau membantu, namun dibatasi.
Menurutnya, baru Kelurahan Raja yang menerapkan program itu. Dirinya bersyukurnya lagi, seluruh donatur ingin menjadi donatur tetap.
"Kami memilih donaturnya ini mereka yang ada usaha atau ada sangkut pautnya dengan Kelurahan Raja. Sehingga kepeduliannya bakal terus berlanjut," beber Suami Riski Gamarani ini.
Dirinya merasa terbantu dengan banyaknya orang baik di Kelurahan Raja yang bisa saling membantu.
Rangga yang memiliki prinsip dilihat atau tidak dilihat, semua pekerjaan dilakukan secara profesional dan terukur. Banyak pihak mendukung programnya, termasuk Bupati Kobar Hj Nurhidayah dan Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah. Kelurahan tertua di Kobar ini juga semakin dilirik banyak pihak berkat Rangga Lesmana.
"Target selalu ada, karena saya tidak puas diri begitu saja. Terutama potensi usaha dan ekonomi di Kelurahan Raja ini sangat besar sehingga ke depan ini bisa dikelola secara baik dan masyarakat bisa merasakan dampaknya," ucapnya.
Karena di Kelurahan Raja ini masih banyak yang perlu dibantu. Seperti para lansia yang tidak bisa mendapatkan penghasilan dan sebagainya. Totalnya ada 43 orang yang harus mendapat perhatian bersama. Hal ini sebenarnya sudah dilaporkan kepada dinas sosial agar bisa mendapatkan perhatian.
"Hal kecil seperti ini yang harus terus kita perhatikan bersama. Supaya tugas saya sebagai lurah ini benar bisa memberikan manfaat bagi banyak orang," jelasnya.
Bapak dua anak ini juga merasakan suka dan duka selama menjabat sebagai Lurah Raja. Untuk sukanya tentunya banyak pengalaman batu yang didapat. Kemudian amanah yang dirinya emban bisa memberi manfaat banyak orang. Kemudian dalam pelayanan kepada masyarakat dipermudah. Baik itu yang menyangkut masalah administrasi dan sebagainya.
"Kalau bisa dipermudah kenapa harus dipersulit. Sekarang untuk membuat surat pengantar nikah misalnya paling lama 10 menit harus selesai. Hanya satu pengantar surat tanah itu butuh satu hari, karena harus mengkroscek ke lapangan," jelasnya.
Untuk dukanya, belum semua terakomidirnya bantuan atau program pemerintah kepada masyarakat yang seharusnya membutuhkan. Hal ini karena keterbatasan SDM.
"Namun ke depan, ini menjadi pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan jika masih diberikan amanah menjadi Lurah Raja," jelasnya.
Ada juga program membantu warga membangun WC. Sebagian warga masih mengandalkan jamban di pinggir sungai. Sementara ada program stop BAB sembarangan.
"Hal seperti ini yang harus kita perhatian dalam pembuatan WC warga. Supaya nanti tidak yang lagi jamban di pinggir sungai. Karena keterbatasan anggaran, maka ini dilakukan secara bertahap," beber lulusan IPDN tahun 2013 ini.
Sebelum menjadi lurah, Rangga Lesmana mengawali karirnya di Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Kalteng. Di situ dirinya hanya enam bulan saja. Dia pindah ke bagian protokol Pemkab Kobar sejak 2013. Tahun 2015, dia pindah lagi ke Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (BPKAD) Kobar sampai akhir 2016. Selanjutnya dipercaya menjadi Sekretaris Lurah Mendawai dari 2017 sampai 2019. Kemudian Februari 2019 sampai sekarang menjadi Lurah Raja. (yit)