SAMPIT – Menjelang H-7 Hari Raya Idul Fitri 1441 H, Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit ramai dikunjungi warga Kotim untuk berbelanja kebutuhan pernak pernik Lebaran. Situasi demikian tak sesuai protokol kesehatan dalam pencegahan Covid-19.
Fatimah, pemilik Toko ”Bunda Collection” mengatakan, keramaian Pasar PPM sudah terjadi sejak Sabtu (16/5) dan puncak keramaian terjadi pada Minggu (17/5).
”Alhamdulillah selama dua hari ini penjualan ramai. Banyak pendatang dari warga perusahaan sawit yang kemari berbelanja keperluan lebaran. Mereka dizinkan keluar. Tetapi, harus dapat surat izin dari perusahaan dan hanya untuk keperluan berbelanja, bukan mudik atau pulang kampung,” ujar Fatimah.
Fatimah mengatakan, penjualan sempat sepi pembeli sejak awal Januari dan kondisi semakin parah sejak Maret-April. ”Gara-gara Covid-19 ini jualan sempat menurun drastis. Penurunan pembeli sudah terjadi sejak Januari dan paling parah Maret-April. Tetapi, Alhamdulillah mendekati lebaran ramai pembeli,” ujarnya.
Dia optimistis dagangan laku hingga mendekati Lebaran. ”Puncaknya (pembeli) hari ini, tetapi kami bismillah saja, optimistis dagangan laku hingga mendekati Lebaran nanti,” ujarnya.
Kondisi yang sama juga dialami Lutfhi, pedagang aneka busana di PPM. Menurutnya, daya beli masyarakat mulai meningkat menjelang Lebaran. Meskipun Lebaran tahun ini masih terbilang sepi dibandingkan tahun lalu.
”Minggu ini Alhamdulillah ramai pembeli. Tetapi, kalau dibandingkan dengan tahun lalu masih ramai tahun lalu. Lebaran tahun ini baru ramai saat mendekati H-7 lebaran, kalau tahun lalu awal memasuki Ramadan sudah mulai ramai,” ujarnya.
Menurutnya, penjualan besar-besaran hanya saat Hari Raya Idul Fitri. Sedangkan, hari lain kondisinya sangat sepi bahkan dagangan sudah biasa tidak laku sama sekali dalam sehari. ”Berkahnya jualan yang paling kami nantikan ya saat Lebaran ini, karena kalau hari biasa penjualan sepi. Sehari belum tentu barang laku,” ujarnya.
Hal yang sama dialami Muhri, pedagang pakaian. Penantian pembeli hanya diperoleh paling banyak saat menjelang Lebaran. ”Sudah dua bulan ini sepi sekali jualan. Alhamdulillah jelang Lebaran pendapatan bisa sampai Rp 3-5 juta per hari,” ujarnya.
Muhri mengatakan, pendapatan terbesar diperoleh dari warga perusahaan sawit. ”Pendapatan kami ini paling banyak dari pelanggan dari sawitan. Kalau dari pelanggan Kota Sampit tidak begitu banyak,” tandasnya. (hgn/ign)