SAMPIT - Maraknya truk yang melintas di Jalan MT Haryono menuai kritik keras dari kalangan aktivis. Mereka menuding Dinas Perhubungan Kotim maupun kepolisian tutup mata dengan masalah ini.
”Saya kira ini tindakan mengabaikan, padahal jalan itu baru diaspal dengan anggaran cukup besar. Angkutan berat dibiarkan melintas, artinya membiarkan terjadinya kerugian daerah,” kata aktivis lembaga swadaya masyarakat Audy Valent, kemarin (22/1).
Dia menyebut, alasan sopir truk melewati jalur MT Haryono sudah tidak logis lagi. Padahal sudah ada jalan yang sebelumnya dilalui yakni Jalan Pelita. Seharusnya sudah cukup toleransi diizinkan melewati kota tetapi justru malah mencari jalan paling mulus lagi.
“Saya juga heran kepada oknum sopir ini. Selama ini mereka melintas di Jalan Pelita dan Kapten Mulyono, kenapa kini masuk lewat Jalan MT Haryono. Artinya memang mencari masalah dan harus ditindak tegas,” kata Audy Valent.
Dia mendesak truk yang melintas di Jalan MT Haryono harus ditilang. Sudah saatnya aparat melakukan penegakan hukum demi menyelamatkan Jalan MT Haryono.
”Sudah cukup kerusakan Jalan Kapten Mulyono dan Jalan Pelita yang dikorbankan. Jangan sampai MT Haryono juga jadi korban,” ujar Audy yang juga Ketua LSM Piramida Pikiran Rakyat.
Apabila pemerintah dan aparat penegak hukum membiarkan, Jalan Ahmad Yani juga bakal dilalui truk, baik truk barang, truk pasir, maupun truk CPO.
”Kalau tujuannya mengurai kepadatan lalulintas, kenapa tidak dibuka saja Jalan Ahmad Yani untuk kegiatan lalulintas semua kendaraan tanpa terkecuali,” tandasnya.
Audy menilai kinerja dari Dinas Perhubungan seakan kurang mendukung instansi lainnya. Contohnya Dinas PUPR Kotim melakukan pengaspalan tetapi tidak dibarengi dengan sinergitas oleh Dinas Perhubungan untuk mengawasi kendaraan melintas di jalur itu.
“Bayangkan berapa anggaran harus dikucurkan lagi kalau jalan itu rusak dan diaspal. Atau jangan-jangan memang sengaja supaya jalan rusak agar dapat proyek,” tandas Audy.
Audy melihat langsung bagaimana truk dan angkutan berat lainnya melintas di Jalan MT Haryono. Bahkan ada truk CPO yang sudah menerobos jalur tersebut.
”Cek saja di kamera pengawas di perempatan HM Arsyad - MT Haryono itu,” tandasnya.
Masalah ini pun ditindaklanjuti Dinas Perhubungan Kotim dengan melakukan pengawasan kepada pengendara truk yang melintasi jalan dalam kota.
Pantauan Radar Sampit kemarin pukul 08.30 WIB, pegawai teknis Dishub Kotim turun ke lapangan menghentikan sopir truk yang nekat melintasi jalan dalam kota. Terdapat enam tenaga teknis yang dilibatkan melakukan pengawasan.
“Kami tidak bisa melarang, kami hanya mengarahkan sopir agar tidak melewati jalan dalam kota,” kata Plt Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dishub Kotim Agus Sunoto, Jumat (22/1).
Agus yang memantau secara langsung pada siang hari melihat sendiri truk bermuatan kernel, pupuk, dan lain-lain kerap melintasi Jalan Pelita, MT Haryono, Kapten Mulyono, dan HM Arsyad.
“Sekitar setengah jam saya tadi siang duduk mengamati langsung pergerakan kendaraan barang. Kurang lebih 50-100 truk per hari kendaraan barang angkutan berat yang melewati Jalan Pelita, MT Haryono, Kapten Mulyono, dan perempatan Jalan Pelita ke arah selatan Jalan HM Arsyad,” ujarnya.
Dirinya mengaku miris, semakin hari arus lalu lintas truk selalu melewati jalan dalam kota. Namun, dia tak kuasa melarang sopir angkutan karena Pemkab Kotim belum dapat memberikan alternatif jalan yang lain.
“Saya perihatin melihat jalan dalam kota semakin bertambah parah kerusakannya. Saya juga tidak bisa melarang, saya hanya bisa mengimbau kepada sopir agar memiliki rasa pengertiannya untuk tidak membawa beban muatan melebihi kapasitas 8 ton,” ujarnya.
Selain itu, Agus meminta sopir truk yang datang dari arah Palangka Raya menuju Sampit melewati Jalur Lingkar Utara (Jalan Ir Soekarno).
“Kami imbau agar pengendara dari Jalan Tjilik Riwut arah Palangka Raya tidak lewat jalan dalam kota. Lewat Jalur Lingkar Utara dan untuk sementara sampai kondisi Jalan Lingkar Selatan selesai diperbaiki dan aman dilalui, mau tidak mau sopir lewat Jalan Jenderal Sudirman, lalu menuju Jalan Kapten Mulyono hingga simpang tiga Jalan Moh Hatta dan belok kiri menuju Bundaran KB dan tidak lagi lewat Jalan Pelita atau Jalan MT Haryono,” tandasnya.
Sementara itu Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi juga merespons kerusakan jalan di dalam kota yang semakin hari bertambah parah.
Kerusakan jalan di dalam kota yang paling parah terjadi di Jalan Kapten Mulyono, Jalan Pelita, Jalan HM Arsyad, Jalan S Parman, dan Jalan Moh Hatta atau Lingkar Selatan.
Kondisi jalan banyak kubangan, retak, dan bergelombang. Kerusakan terparah di Jalur Lingkar Selatan yang saat ini hampir tidak bisa dilalui truk bermuatan. Banyak kubangan cukup dalam.
Supian Hadi koordinasi dengan Bappeda Kotim serta Organda. Dia minta Organda menghimpun perusahaan untuk bisa bantu material perbaikan jalan. Sedangkan Dinas PUPR yang akan menyiapkan alat berat dan tenaga kerja.
Terkait kerusakan jalan dalam kota, Supian juga sudah memerintahkan Dinas PUPR untuk melakukan upaya perbaikan dan pemeliharaan jalan. "Kerusakan jalan seperti di Jalan HM Arsyad, S Parman, Pelita, saya minta Dinas PUPR Kotim lakukan tambal sulam," kata Supian Hadi saat ditemui di aula Sekretariat Daerah Kotim, Jumat (22/1). (hgn/ang/yit)