PALANGKA RAYA - Anggota DPRD Provinsi Kalteng mengaku miris melihat kondisi salah satu sekolah di Ibukota Kabupaten Gunung Mas, yakni Kuala Kurun. Pasalnya, di wilayah tersebut hanya ada satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMA), yakni SMAN 1 Kuala Kurun.
Selain itu, kondisi sekolah juga masih minim fasilitas. Bahkan, ada beberapa ruangan yang rusak tetap digunakan untuk proses belajar mengajar. Salah satunya ruang kelas XI IPS yang kondisi tidak layak, karena jendala dan plafon rusak parah.
Kepala SMA Negeri 1 Kurun, Batuah mengatakan, banyak yang perlu dibenahi di SMAN 1 Kuala Kurun. Pasalnya, sekolah SMA yang satu-satunya di Kuala Kurun tersebut menjadi salah satu sekolah yang diminati oleh lulusan SMP di kabupaten Gunung Mas.
"Namun, banyak siswa yang masuk SMAN 1 ini tidak berbanding lurus dengan sarana dan prasarana yang kami miliki. Siswa kita yang lebih 600 orang terpaksa ada yang menggunakan ruangan yang rusak, karena ruangan yang dimiliki SMAN 1 terbatas," tegas Batuah menyampaikan kepada anggota DPRD Kalteng Faridawaty Darland Atjeh yang melakukan reses perorangan beberapa waktu lalu.
Salah satu ruangan yang terpaksa digunakan adalah ruangan kelas XI IPS IV. "Kami terpaksa menggunakan ruangan ini, karena tidak ada lagi ruangan, sedangkan siswa kami cukup banyak. Ruangan ini sudah 15 tahun kita gunakan," tukasnya.
Dijelaskannya, untuk 684 siswa dari kelas X hingga kelas XII ruangan yang diperlukan sebenarnya 23 buah. Namun, ruangan yang tersedia hingga saat ini hanya 19 buah. "Ini tentu sangat kurang. Apalagi SMAN 1 ini merupakan sekolah favorit, karena SMA satu-satunya di Kuala Kurun," ucapnya.
Selain itu, persoalan lainnya adalah belum adanya Komite sekolah, sehingga keterlibatan orangtua siswa dalam pembangunan juga kurang. Kemudian sarana dan prasana bahasa Inggris sudah rusak.
"Komite belum ada, kita hanya menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) dan dana lainnya untuk membangun. Namun, itu masih belum mampu juga memperbaiki ruangan. Kemudian sarana dan prasana untuk menunjang pembelajaran juga kurang, seperti laboratorium Bahasa Inggris, lapangan olahraga dan yang lainnya," pungkasnya.
Mengetahui kondisi ini Faridawaty Darland Atjeh kaget dan prihatin.
"Pendidikan menjadi konsentrasi kami di Komisi C. Namun, mendengar keluhan guru-guru di SMAN 1 Kuala Kurun ini saya kaget dan prihatin. Kalau yang di ibukota kabupaten saja kondisinya seperti ini, apalagi yang di daerah," tegas Faridawaty. (arj/vin)