SAMPIT - Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bersama RSUD dr Murjani Sampit segera mengirim sampel tes swab pasien Covid-19 ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan. Uji laboratorium ini untuk mengetahui ada atau tidaknya mutasi virus varian Delta atau B.1617.2 di Kotawaringin Timur.
"Terkait varian Delta, kami sudah koordinasi dengan pihak rumah sakit, akan mengirim secepatnya sampel ke Litbangkes," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi.
Kasus virus korona di Kotim terus meningkatkat. Dikhawatirkan terjadi mutasi baru dari Covid-19 yang penyebaran begitu cepat. Untuk memastikan hal tersebut Dinkes Kotim akan mengirimkan sampel swab tenaga kesehatan (nakes) yang terkonfirmasi Covid-19. Sampel diambil dari tenaga kesehatan yang sudah divaksin atau nakes yang pernah dua kali terkonfirmasi positif Covid-19.
"Atau sampel dari nakes yang memang sesak nafas, panas tinggi yang dirawat di rumah sakit. Sampai saat ini nakes kami belum ada yang dirawat di rumah sakit, hanya isolasi mandiri," ungkapnya.
Lonjakan kasus Covid-19 cukup tinggi, mencapai puluhan kasus per hari. Bahkan ada yang mencapai 77 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada 1 Juli 2021, yang terbanyak berasal dari Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Sementara pada 3 Juli 2021 berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kotim pasien yang terkonfirmasi Covid-19 bertambah 23 orang, diantaranya berasal dari Kecamatan Mentawa Baru Ketapang 9 orang, Baamang 7 orang, Mentaya Hilir Utara 1 orang, Mentaya Hulu 3 orang, Telawang 2 orang dan dari Kecamatan Kotabesi 1 orang. Sedangkan pasien yang sembuh sebanyak 28 orang berasal dari Kecamatan Mentawa Baru Ketapang 11 orang, Baamang 12 orang, Parenggean 4 orang, dan Kecamatan Mentaya Hilir Utara 1 orang.
Terkonfirmasi positif Covid-19 di Kotim hingga saat ini berjumlah 3.283 kasus, total sembuh 2.846 orang, 93 pasien meninggal dunia, dan 344 kasus aktif.
Berdasarkan analisis tren kasus Covid-19 di Kotim sampai dengan 30 Juni, persentase penyebaran terbanyak terjadi pada klaster keluarga yakni 57 persen, klaster umum 16 persen, klaster perusahaan 14 persen, klaster perkantoran 13 persen, klaster tahanan 1 persen.
Untuk persentase komorbid pasien meninggal tertinggi pada penderita diabetes militus 38 persen, pneumonia, asma dan ARDS 10 persen, hipertensi 4 persen, obesitas dan jantung 4 persen. Sedangkan yang tidak ada komorbid 43 persen.
Dengan adanya peningkatan tersebut, Umar meminta masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan serta tetap disiplin untuk mematuhi protokol kesehatan.
"Gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, menjaga jarak serta menghindari kerumunan untuk meminimalisir risiko terpapar," pungkasnya. (yn/yit)