SAMPIT – Kasus penculikan dua gadis di Sampit mulai terbongkar dari mulut Lilis Ratna Juwita alias Popo. Perempuan dengan penampilan mirip pria itu mengakui semua perbuatannya. Keterangannya kepada polisi selama ini ternyata bohong belaka.
Kapolsek Ketapang Kompol Rio Alexander Penelewen mengatakan, pengakuan Popo sebelumnya bahwa otak pelaku penculikan adalah Bowo, seorang mahasiswa di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan jenjang pendidikan strata II, itu tidak benar.
”Otak pelaku Popo. Alasannya karena dia lesbian (tertarik sesama jenis). Sudah ditetapkan sebagai tersangka. Jika Bowo datang dan melaporkan pencemaran nama baiknya, kami akan tetap menerima dan akan diproses kembali. Hukuman sudah pasti akan berlipat dan bertambah untuk Popo,” terang Rio, Jumat (13/5) kemarin.
Diketahui, Bowo yang kaget melihat namanya tersebar diberbagai media sosial dan dituding sebagai otak penculikan. Padahal dia sudah dua bulan terakhir tidak datang ke Sampit. Dia kemudian mendatangi seorang anggota kepolisian di wilayah Banjarmasin untuk meminta masukan dan bantuan mengembalikan nama baiknya.
Bowo mengaku belum pernah bertemu Popo. Mereka hanya berteman melalui BlackBerry Messenger (BBM) selama beberapa bulan terakhir. Dalam penyelidikan Polsek Ketapang, terbongkar bahwa Popo menggunakan nama Bowo sebagai salah satu cara untuk mendapatkan perhatian Tika, perempuan yang diculiknya.
”Dari handphone miliknya (Popo), kita periksa akun BBM tertulis atas nama Bowo dan juga fotonya. Tujuannya untuk mendekati Tika,” jelasnya. (rm-75/dwi)