PALANGKA RAYA – Delapan nyawa melayang sia-sia di jalanan. Mereka merupakan korban kecelakaan lalu lintas di berbagai lokasi di Kalimantan Tengah selama 14 hari pelaksanaan Operasi Patuh Telabang 2016 yang digelar aparat kepolisian. Ditlantas Polda Kalteng memberikan surat tilang kepada 6.894 pengendara dan 905 pengguna jalan mendapat teguran.

Hal tersebut memperlihatkan warga Kalteng yang belum sepenuhnya sadar pentingnya keselamatan lalu lintas. Meski demikian, tujuan operasi dalam mewujudkan situasi lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar dapat tercapai dengan baik.

Dirlantas Polda Kalteng AKBP Muhammad Taslim mengungkapkan, jumlah pelanggaran lebih besar dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 4.282 pengendara. ”Tindakan petugas naik, hingga menemukan pelanggaran yang juga naik,” katanya, Senin (30/5).

Taslim menuturkan, faktor pelanggaran didominasi pengendara yang tidak memiliki kelengkapan surat kendaraan, hingga penggunaan helm. Kecelakaan hingga menimbulkan korban jiwa disebabkan faktor kelalaian manusia sebagai pengendara.

Taslim menuturkan, berdasarkan data, pelanggaran paling banyak dilakukan karyawan swasta, disusul pelajar, dan pengawai negeri sipil (PNS). ”Berdasarkan hasil operasi ini, harus dibangun kesadaran berlalu lintas. Makanya saya koordinasi dengan diknas agar pengetahuan lalu lintas bisa jadi kurikulum tambahan di seluruh sekolah,” katanya.

Menurut Taslim, peningkatan pelanggaran disebabkan kepolisian mengedepankan tindakan dan penegakan hukum. Hal itu bertujuan meningkatkan ketertiban dan kepatuhan serta disiplin masyarakat dalam berlalu lintas.

”Ini semua untuk masyarakat. Kita hanya ingin memberikan keselamatan agar tak jadi korban,” pungkasnya. (daq/ign)