PANGKALAN BUN – Kebakaran lahan di Kotawaringin Barat langsung menjadi perhatian pemerintah pusat. Ini terbukti dari kedatangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei ke Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Kamis (11/6).
Willem menjelaskan, kedatangannya ke Pangkalan Bun untuk mengecek dan melihat secara langsung upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pemerintah pusat akan melakukan pendampingan, sedangkan pemerintah daerah (pemda) merupakan penanggungjawab utama. Ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Ada tiga konteks pendampingan. Pertama, pendampingan anggaran, karena bencana karhutla merupakan bencana tidak terduga. Kedua, bantuan peralatan seperti helikopter, karena diketahui bahwa sangat luas wilayah yang akan dikover. Helikopter merupakan sarana yang paling efektif. "Paling cepat baik digunakan untuk patroli maupun water boombing, jadi pemadaman melalui udara,” ujarnya.
Ketiga, pendampingan teknis pelaksanaan pencegahan kebakaran. Rencananya, dua helikopter tersebut akan stanby di Pangkalan Bun, namun saat ini masih dalam perjalanan ke Palangka Raya. "Sehingga kita mampu tidak terjadi bencana kebakaran yang menimbulkan bencana asap," kata Willem.
Willem melihat antisipasi Pemkab Kobar sudah cukup bagus dengan menyatakan status siaga darurat bencana asap sejak Juni dan menaikan status tanggap darurat. Melihat hal ini, daerah tentunya sudah melakukan antisipasi.
"Kita melihat juga di kabupaten ini sudah memiliki posko, satgas sudah dibentuk berdasarkan keputusan bupati," pungkas Willem. (jok/yit)