PANGKALAN BUN - Beberapa hari belakangan, angin kencang selalu menyertai hujan lebat di wilayah Kobar. Kondisi ini diprediksi masih akan terjadi hingga April mendatang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun kembali mengingatkan warga untuk mewaspadai hujan lebat disertai angin kencang yang bisa timbul dari awan cumulonimbus (CB).
”Yang perlu diwaspadai masyarakat adalah angin kencang sesaat yang bisa timbul dari awan cumulonimbus (CB). Seperti kita tahu beberapa hari ini angin sangan kencang melanda Pangkalan Bun dan sekitarnya,” ujar Lukman Soleh, Kepala BMKG Iskandar Pangkalan Bun, Kamis (8/12) siang.
Menurutnya, kondisi angin kencang sudah mulai muncul sejak November, dan meningkat pada Desember. Bahkan diprediksi bisa terus terjadi hingga April 2017.
Menurut prakiraan, hujan cenderung turun mulai tengah hari hingga malam. ”Pusaran angin yang bisa mencapai daratan itu yang wajib diwaspadai. Hujan biasa turun antara pukul 13.00 WIB- 19.00 WIB bahkan bisa lebih, tergantung kondisi awan hujan yang ada. Karena sebelumnya hujan juga terjadi pada dini hari, itu juga disertai angin kencang,” katanya.
Adanya pertumbuhan awan konvektif jenis cumolonimbus juga sangat berbahaya untuk aktivitas penerbangan. Awan cumolonimbus identik dengan cuaca buruk seperti angin kencang, hujan lebat yang menyebabkan jarak pandang berkurang disertai petir.
”Terbentuknya awan CB akan mudah apabila ada di periode awal musim hujan dan penghujung musim nanti,” katanya.
Radar cuaca yang ada di Pangkalan Bun hanya memantau pertumbuhan awan. Untuk pantauan angin kencang perlu data dan analisis lebih lanjut.
”Mungkin bisa dibantu masyarakat dengan melaporkan tempat-tempat yang terjadi angin kencang sehingga bisa dilakukan pemetaan dan memudahkan dalam analisis,” katanya.
Sementara itu Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kotawaringin Barat Nurul Edy meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar tetap siaga menghadapi ancaman bencana di musim penghujan. Bencana bisa berupa banjir, tanah longsor, atau angin kencang.
"Yang kaitanya dengan bencana ini tentu diwaspadai oleh semua pihak. Khususnya BPBD untuk selalu siaga dan harus kapan saja siap menangguangi bencana," kata Nurul Edy.
BPBD juga harus memetakan daerah yang rawan bencana sehingga memudahkan monitong secara berkala.
"Seperti sekarang ini yang paling bisa terjadi adalah banjir. Daerah alirah sungai yang terdapat penduduk ini harus dicek, terlebih saat habis hujan besar. Ketika banjir BPBD harus segera bertindak," pintanya. (sla/rin/yit)