SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi ikut memantau aspirasi warga yang kerap disampaikan melalui media sosial. Bahkan, orang nomor satu di kotim ini merespons keluhan netizen.
Dalam postingan di Instagram oleh akun @Sampitinfo tentang foto banjir yang di area RSUD Murjani Sampit, Sabtu (3/6), netizen langsung ramai-ramai mengomentari.
”Seharusnya bangun dan perbaiki dulu yang penting di dalam kota, ya contohnya seperti rumah sakit, bukan tempat wisata mulu yang difokuskan. Karena sehat itu penting. Masyarakat bagaimana bisa sehat, rumah sakit saja sering kotor, apalagi sekarang banjir,” tulis akun @putra_amithan.
Akun lainnya, @irwanssaputra berpandangan, dinas terkait harus lebih keras lagi bekerja. Banjir tersebut dinilai karena kinerja dinas yang belum maksimal. Sementara akun @_anjar.aw menuliskan, ”Fasilitas kesehatan, jadi sumber penyakit.”
Beragam pendapat itu direspons Supian Hadi. Melalui akunnya @supianhadishd27, awalnya Supian meminta netizen tidak emosi dan berprasangka buruk sehubungan dengan postingan tersebut, demi menghormati bulan suci Ramadan.
Dia menjelaskan, Pemkab Kotim di bawah kepemimpinannya bersama Taufiq Mukri, sangat fokus terhadap pembangunan di segala bidang, termasuk kesehatan. Namun, semua tetap memerlukan proses sesuai perundang-undangan.
”Karena pemerintah mempunyai aturan, tidak bisa serta merta melakukan semuanya dengan sim salabim (langsung selesai) serta langsung dikerjakan,” tulis Supian.
Supian mengungkapan, tahun ini pemkab akan mendirikan bangunan tiga lantai untuk menggantikan ruang mawar yang sekarang ada 10 kamar, menjadi 40 kamar dilengkapi dengan alat kesehatannya. Pembangunan itu diperkirakan menghabiskan biaya sekitar Rp 40 miliar.
Selain itu, juga akan didirikan bangunan lima lantai di depan bangunan pusat pelayanan RSUD Murjani, mulai tahun ini hingga 2019 nanti. Bangunan itu akan dilengkapi fasilitas sekelas hotel, dilengkapi parkiran bawah tanah. Hal itu untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat Kotim. Bangunan itu masih proses lelang yang biaya pembangunannya diperkirakan mencapai Rp 150 miliar lebih.
”Nanti, halaman tersebut juga akan diuruk (ditinggikan) setinggi 1,5 meter dari jalan. Jadi, insya Allah tidak akan banjir lagi. Tapi, untuk pengurukan ini belum akan dilakukan sebelum pembangunan gedung lima lantai selesai,” katanya.
Selain di Kota Sampit, lanjut Supian, Pemkab Kotim juga akan berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan hingga ke kecamatan. Seperti pembangunan rumah sakit di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, tepatnya di Samuda yang dalam proses penyelesaian dan membutuhkan biaya sekitar Rp 50 miliar.
Lalu, akan dibangun rumah sakit di Kecamatan Cempaga Hulu dan Kecamatan Telawang. Masing-masing membutuhkan dana Rp 50 miliar, sehingga totalnya Rp 100 miliar. Supian juga membeberkan program pembangunan pukesmas pembantu (pustu) di desa dengan anggaran keseluruhan yang disiapkan sekitar Rp 10 miliar.
”Dibandingkan anggaran untuk peningkatan wisata, sebenarnya peningkatan fasilitas kesehatan jauh lebih besar. Anggaran seluruh tempat wisata di Kotim ini hanya Rp 100 miliar saja. Bahkan, tempat wisata ini bisa sebagai penunjang sumber PAD lainnya nanti, untuk penopang biaya pembangunan ke depannya,” tandasnya. (vit/ign)