SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Sabtu, 01 Juli 2017 15:57
Jarang Terungkap, Pembuang Bayi Seolah Tak Takut Hukum
ILUSTRASI.(NET)

SAMPIT – Pekerjaan rumah aparat kepolisian mengungkap kasus pembuangan bayi kembali bertambah. Kemarin, bayi laki-laki ditemukan di perkebunan kelapa sawit di Desa Sebabi, Telawang, Kotim. Dengan demikian, sudah lima bayi dibuang sepanjang 2017 ini.

Bayi seberat 2 kilogram dan panjang 44 centimeter itu ditemukan dalam kondisi hidup. Sehat. Tali pusernya masih ada. Namun badannya merah karena bekas gigitan semut. Bayi yang ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB itu dibawa ke Puskesmas Telawang untuk mendapat perawatan.

Penemuan bayi tersebut berawal saat Sayen dan Ogit mencari jamur di areal perusahaan. Keduanya melihat bayi malang itu di pasar pikul. Mereka kemudian memanggil Melan dan Rina untuk memastikan. Mereka kemudian membawa bayi itu ke bedeng untuk dibersihkan, sebelum dibawa ke puskesmas dengan ambulans perusahaan.

Polisi yang mendapat laporan lisan dari perusahaan langsung menuju lokasi untuk olah TKP. Kasus tersebut masih ditangani untuk mengungkap pelakunya.

Sementara itu, Camat Telawang Agus Tripurna, mengaku akan meminta kepala desa untuk berkoodinasi dengan pihak perusahaan tempat penemuan bayi tersebut. ”Saya baru tahu sore ini (kemarin) informasi itu. Kami akan hubungi pihak perusahaan agar masalah ini bisa diselesaikan,” ungkap Agus, Jumat (30/6).

Bayi malang itu sudah dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit untuk menjalani perawatan hingga kondisinya membaik. Meski begitu, Radar Sampit yang berkunjung belum bisa melihat kondisi bayi tersebut. Namun keadaannya disebut sehat dan terus mendapat pengawasan ketat dari tenaga medis.

Menurut Ketua LSM Lentera Kartini, Forisni Aprilista, tak pernah terungkapnya kasus pembuangan bayi di Kotim, membuat para pelaku seolah tidak takut hukum. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penyebab maraknya kasus pembuangan bayi selama ini. Selain faktor lingkungan dan pergaulan anak yang juga dapat menjerumuskan mereka.

Forisni mengaku prihatin dengan kondisi saat ini. Menurutnya, semakin meningkat kejadian pembuangan bayi merupakan dampak dari pergaulan bebas remaja, yang pada dasarnya belum memiliki kemampuan untuk memikul tanggungjawab.

Mereka tidak berpikir panjang , mudah melakukan pergaulan bebas dan membuang hasil hubungan haram mereka begitu saja. Selama ini memang kesulitan untuk mengungkap pelaku karena mereka melakukannya dengan rapi, sehingga sulit dilacak jejaknya.

”Padahal jika terungkap pelaku bisa dijerat dengan undang-undang perlindungan anak, ancaman hukumannya cukup berat,” jelas Forisni, Jumat (30/6).

Meski demikian, menurut Forisni, hal tersebut tetap harus kembali pada akar permasalahannya. Anak-anak saat ini berada di zaman kemajuan teknologi dan informasi yang serba cepat, sehingga mengharuskan orangtua juga harus lebih mengawasi dan lebih mengetahui pergaulan anak-anaknya.

”Kembali lagi, pengawasan orangtua terhadap lingkungan dan pergaulan anak harus diawasi. Batasan-batasan dan bergaul dan pendekatan orangtua terhadap anak harus lebih baik agar anak tidak terjerumus ke pergaulan bebas,” ujarnya.

Akar masalah harus dituntaskam, hal tersebut juga diakuinya menjadi tugas mereka untuk terus gencar melakukan sosialisasi terhadap orangtua dan anak. Untuk mengatasi hal ini harus ada komunikasi dari dua arah antara orangtua dan anak. Maka dari itu nantinya akan dilaksanakan sosilisasi kembali baik untuk orangtua dan anak-anak remaja di setiap kecamatan yang ada di Kotim.

”Semoga dengan akar permasalahan yang diatasi membuat pergaulan bebas anak bisa di tekan dan bahkan tidak lagi terjadi, pembuangan bayi terjadi akar permasalahannya dari pergaulan bebas,” terangnya.

Untuk itu hal ini penting menjadi perhatian bersama, tidak hanya pihaknya. Namun seluruh elemen masyarakat, termasuk yang paling dekat dengan anak adalah orangtua. Peran orangtua dalam membimbing anak, mendampingi anak harus juga dibarengi dengan ilmu agama. Agar anak-anak tumbuh kembang dengan baik dan berada di lingkungan pergaulan yang baik pula. (dc/mir/rm-82/dwi)

 


BACA JUGA

Jumat, 09 Mei 2025 17:38

Apresiasi Panen Bioflok untuk Ketahanan Pangan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut baik upaya…

Jumat, 09 Mei 2025 17:36

Dinkes Kotim Siagakan Obat dan Layanan Kesehatan Hadapi Penyakit Musiman

SAMPIT – Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Dinkes Kotim) meningkatkan…

Jumat, 09 Mei 2025 17:35

Prioritaskan Jemaah Lansia, Pemberangkatan Calon Haji Kotim Lewat Udara

SAMPIT – Sebanyak 218 calon haji asal Kotawaringin Timur (Kotim)…

Jumat, 09 Mei 2025 17:25

Pabrik Pakan Ikan Beroperasi, Harga Lebih Murah

SAMPIT - Pabrik pakan ikan milik Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur…

Jumat, 09 Mei 2025 17:23

Kader PKK Miliki Peran Mulia

SAMPIT — Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menegaskan pentingnya peran…

Jumat, 09 Mei 2025 17:23

Dharma Santi Momentum Pererat Kerukunan dan Persaudaraan

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendorong generasi muda…

Jumat, 09 Mei 2025 17:22

Peningkatan Jalan Kandan–Camba Tertunda

SAMPIT — Warga Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali…

Rabu, 07 Mei 2025 17:31

Bupati Rencanakan Pelebaran Jalan Muchran Ali

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana memperbaiki infrastruktur…

Rabu, 07 Mei 2025 17:30

Jambore PKK Diikuti Ratusan Peserta

SAMPIT – Setelah tertunda dua tahun akibat keterbatasan anggaran, Jambore…

Rabu, 07 Mei 2025 17:30

Halikinnor Pimpin Gotong Royong

SAMPIT — Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor turun langsung memimpin…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers