SAMPIT – Kementerian Agama (Kemenag) Kotim menerima sejumlah keluhan dari jamaah haji setelah berada di Tanah Suci Mekkah sekitar sepekan ini. Salah satunya, terkait pelayanan transportasi. Selain itu, jamaah juga kesulitan berkomunikasi dengan keluarga di Tanah Air karena gangguan sinyal untuk sambungan internasional.
”Mereka menyampaikan keluhan karena kesulitan menelepon keluarga. Katanya sinyal di sana naik turun. Hanya tempat-tempat tertentu yang ada sinyal. Itu pun nggak terlalu lama, tiba-tiba turun lagi,” ungkap Samsudin, Kepala Kantor Kemenag Kotim, Rabu (23/8).
Selain masalah komunikasi, para jamaah juga mengeluhkan pelayanan transportasi yang disediakan penyelenggara ibadah haji di Mekkah. Pasalnya, kapasitas bus sangat terbatas, sehingga sebagian jamaah tidak mendapat tempat duduk. Meskipun sebagian harus berdiri, masih tidak muat.
Hal itu membuat sebagian jamaah kecewa karena tidak bisa melaksanakan ibadah salat lima waktu di Masjidil Haram yang jaraknya sekitar 4 – 7 km dari Maktab haji wilayah Aziziyah, tempat jamaah menetap di Mekkah. Jamaah yang tidak kebagian tempat di bus hanya bisa melaksanakan ibadah di masjid sekitar tempat tinggal tersebut.
Meski demikian, menurut informasi yang diterima pihaknya, sejauh ini para jamaah asal Kotim berada dalam kondisi baik.
”Alhamdulillah sehat semua. Memang waktu pertama tiba di Tanah Suci ada beberapa jamaah yang sakit ringan, seperti batuk dan flu. Kemungkinan karena mereka belum beradaptasi dengan lingkungan di sana, tapi dalam beberapa hari terakhir kondisi mereka sudah mulai membaik dan bisa menjalankan ibadah dengan lancar,” jelasnya.
Jumlah jamaah haji Kotim yang diberangkatkan ke Tanah Suci tahun ini sebanyak 183 orang, terdiri dari 77 laki-laki dan 106 perempuan. Para jamaah diberangkatkan dari Kotim sejak 13 Agustus 2017 dan diperkirakan akan kembali ke tanah air pada 24 September 2017, setelah menjalani ritual ibadah haji selama sebulan penuh. (vit/ign)