SAMPIT - Warga Jalan Tjilik Riwut, sekitar Stadion 29 Nopember Sampit, dibuat geger dengan penemuan mayat . Pria yang berdandan ala anak punk itu ditemukan tewas di bawah pohon dalam posisi tengkurap. Diduga korban penganiayaan.
Pria tersebut diketahui bernama Handoko (18), warga Jalan Baamang Tengah I, RT 14 nomor 083. Korban ditemukan dengan kaos warna hitam-coklat dan berkerah abu-abu, plus jaket abu-abu, serta calana jins biru. Di TKP ditemukan sepasang sepatu berwarna coklat tercecer di sekitar tubuh korban.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban ditemukan oleh petugas kebersihan yang biasa bekerja di kawasan tersebut setiap subuh. Di lokasi kejadian, ditemukan barang bukti seperti sendal, sepatu, tas, dan seutas kalung besi.
Warga sekitar lokasi kejadian, mengaku tak mengetahui persis apa yang terjadi pada malam itu. Namun warga meyakini, kejadian yang merenggut nyawa itu terjadi di atas pukul 23.00 WIB.
”Tidak ada terdengar teriakan atau semacamnya, semuanya terlihat biasa karena memang kawasan itu digunakan sebagai tempat nongkrong anak muda setiap malam,” ungkap Riski, warga sekitar.
Riski mengungkapkan, setelah pukul 23.00 kawasan itu sudah sunyi oleh karenanya warung yang dikelolanya langsung ditutup. Senada dengan Riski, Deni warga lainnya mengaku baru mengetahui setelah ada keributan penemuan mayat pagi hari pukul 06.30.
”Di tempat ini memang biasa terjadi perkelahian. Tapi karena sudah dianggap biasa dijadikan tempat kumpul, warga di sini pun tidak memerdulikannya,” kata Deni.
Kabar penemuan mayat misterius ini pun menyebar dengan cepat di sosial media. Tak lama setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), banyak warga yang berdatangan. Ada juga di antaranya merupakan warga yang mencari keluarganya yang tak pulang-pulang semalaman. Namun setelah melihat jasadnya mereka pun terlihat lega. Karena mayat tersebut bukan keluarga yang dimaksud.
Belum diketahui pasti apa penyebab kematian pria itu. Namun warga menduga-duga, kematian pria dipicu karena perkelahian atau dipalak.
Untuk diketahui, kejadian serupa pernah terjadi di kawasan sama beberapa waktu lalu. Minggu 18 Oktober lalu, juga pernah terjadi penusukan pelajar di kawasan ini. Hary Rinaldi (15), mengalami luka tusukan di punggung dan leher. Tapi beruntung saat itu korban sempat dilarikan ke rumah sakit, dan nyawa pun bisa diselamatkan.
Sementara itu, paman korban, Utuh (37), menyebut korban selalu berpergian dengan tiga temannya. Sebelum korban ditemukan tewas di Taman Stadion 29 Nopember, dia dijemput tiga temannya bernama Ali, Ipan, Onoi.
”Berempat pergi dari rumah, mereka semua masih keluarga jadi biasa saja jika mereka pergi bersama. Ternyata ketiga temannya sudah pulang terlebih dahulu namun tidak berani memberitahu kepada siapapun tentang kejadian yang menimpa Handoko, takut ditangkap polisi katanya,” terang Utuh kemarin, senin (30/11).
Ketika sekitar pukul 22.00 WIB, korban sempat menghubungi salah seorang temannya. Namun Utuh enggan membicarakan apa yang dibicarakan korban dengan temannya melalui telepon seluler tersebut. Setelah itu tidak ada kabar kembali dari korban, bahkan handphone milik korban tidak ditemukan di TKP.
Diakui Utuh, korban dan tiga temannya sering menenggak minuman keras. Tetapi mereka tidak pernah berbuat onar. Korban yang bekerja dengan Utuh sebagai pembuat atap daun itu tidak diketahui mempunyai musuh.
”Setiap hari mereka berempat itu jarang pisah, terakhir kami ketahui mereka jalan kaki ke stadion, setelahnya kabar ini (meninggalnya Handoko) yang kami dengar. Jika siang hari terkadang ikut saya bekerja, terkadang juga dia ikut memanen rotan,” ucapnya.
Korban merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Ayan (60) dan Ati. ”Ayahnya Ayan juga sudah tua, tidak terlalu banyak bisa bergerak. Kami juga tidak menyangka dia (Handoko) akan seperti ini. Keluarga sudah berangkat ke rumah sakit untuk melihat jasadnya,” ungkapnya.
Terpisah Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil visum untuk mengetahui penyebab meninggalnya korban. ”Masih menunggu hasil visum dulu,” terang Hendra.
Ditambahkan Hendra melalui Kasat Reskrim AKP M Ali Akbar, korban diduga meninggal karena dianiaya sejumlah orang. ”Diperkirakan menjadi korban penganiayan, karena ada banyak terdapat luka pada bagian kepala. Hingga saat ini masih dalam penyelidikan,” ucapnya. (oes/mir/dwi)