SAMPIT – Kapal penumpang KM Kelimutu yang menabrak kapal kargo KM Maju 88 Rabu (13/12) lalu, sekitar pukul 00.45 WIB, dalam tahap perbaikan. Sejumlah pekerja menambal sisi kiri kapal bagian depan yang berlubang akibat benturan dengan kapal kargo tersebut, Kamis (14/12).
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit Toto Sukarno mengatakan, penambalan kapal dilakukan tim teknisi yang didatangkan dari Surabaya. Pihaknya tak bisa memastikan kapan perbaikan rampung.
Selain itu, lanjut Toto, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama Kemenhub mengadakan pertemuan di kantor KSOP untuk memeriksa beberapa pihak yang terlibat terkait kecelakaan laut tersebut. Nakhoda kedua kapal hadir dalam pertemuan itu, yakni Meiardi Baruna (KM Kelimutu) dan Syafri Lahay (KM Maju 88).
”Masih proses pemeriksaan. Banyak yang harus diperbaiki (kapalnya). Jadi, belum berangkat. Saat ini (kemarin, Red) sedang dilakukan survei oleh KNKT dan Kemenhub,” ujarnya.
Pantauan wartawan, sekitar lima teknisi sedang berkutat di beberapa bagian kapal. Satu orang mengelas bagian kapal yang berlubang di posisi jangkar kiri, sedangkan empat lainnya sibuk memeriksa sisi atas bagian depan kapal.
Mereka nampak sibuk. Empat orang di atas kapal terlihat memasang sesuatu dan lainnya sibuk memperbaiki bagian depan kapal yang bengkok dan rusak akibat benturan.
Sesekali mereka berganti posisi. Hanya bagian pengelasan yang harus bekerja sendiri sekitar satu jam lebih di bawah kapal tanpa diganti. Dia menggunakan tali gantungan untuk menopang tubuhnya.
Akibat tabrakan Rabu lalu, KM Kelimutu mengalami kerusakan lambung haluan kiri. Di atas ulup jangkar mengalami robekan sepanjang dua meter dan lebar satu meter. Selain itu, jangkar di sebelah kiri, tepat pada titik kerusakan, merosot ke bawah, namun tidak sampai terjatuh ke laut.
Proses perbaikan menjadi tontonan pengunjung kawasan wisata Ikon Jelawat. Mereka nampak berfoto dengan latar belakang teknisi yang sedang memperbaiki kapal. Dari sekian banyak pengunjung, dua di antaranya merupakan penumpang KM Kelimutu yang sedang menunggu armada laut itu dibenahi.
Muhammad (47), salah seorang penumpang kapal mengaku tak masalah meski keberangkatannya ke Surabaya tertunda. Dia mengaku tak trauma setelah kecelakaan itu.
”Kalau saya sih tak terlalu meributkan kecelakaan kapal KM Kelimutu. Walau tadinya saya panik, tapi karena ada arahan dari ABK-nya, saya sampai sekarang tidak terlalu trauma,” ujarnya.
Muhammad ketika itu berada di area buritan kapal ketika insiden terjadi. Dia sedang merokok sambil menikmati suasana tengah malam. Setelah mendengar benturan, pria ini langsung masuk ke dalam kapal dan menghampiri istri dan anaknya yang sedang panik.
Penumpang lainnya, Isful (28), tak menyangka kapal yang ia tumpangi akan mengalami insiden di DAS Mentaya. Pasalnya, ketika berangkat, tidak ada tanda-tanda kapal akan mengalami macet pada kemudi, seperti santer diberitakan media. Dia mengaku tak masalah menunggu proses perbaikan kapal selesai. Apalagi KSOP menjamin penuh kerugian mereka.
”Menunggu kapal selesai diperbaiki saja sih, mas. Kalau masalah trauma dan tidak itu urusan belakangan. Toh, namanya musibah juga siapa yang tahu. Lagipula, sejauh ini KSOP juga tidak angkat tangan. Mereka bertanggung jawab penuh perihal tiket dan pelayanan ganti rugi atas batalnya keberangkatan,” ujarnya.
Sementara itu, PT Pelni belum memberikan komentar terkait kejadian itu. Radar Sampit yang mencoba mengonfirmasi, kesulitan menemui pihak perusahaan pelayaran lantaran masih diperiksa tim penyelidikan dari KNKT dan Kemenhub.
Seperti diberitakan, Kapal penumpang KM Kelimutu (PT Pelni) yang berlayar menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, menabrak kapal kargo KM Maju 88 di Perairan Daerah Aliran Sungai (DAS) Mentaya, dekat Pos Angkatan Laut Samuda, Rabu (13/12), sekitar pukul 00.45 WIB.
Kejadian tersebut diduga karena kesalahan teknis akibat alur kemudi KM Kelimutu yang terkunci di posisi sebelah kiri. Kapal yang dinakhodai Meiardi Baruna itu membawa penumpang sebanyak 511 jiwa dan ABK 67 orang.
Kapal kargo yang ditabrak, mengangkut dua ribu ton pupuk dengan ABK 21 orang. Kapal tersebut dinakhodai Syafri Lahay dari Bontang menuju Dermaga PT Pundi Pelangsian.
Kapal tersebut mengalami kerusakan parah. Bagian depan hancur sepanjang 15 meter. Sisi kiri lambung kapal tergores akibat gesekan dengan sisi kiri lambung KM Kelimutu. (ron/ign)