SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 05 Februari 2018 08:41
Saat Kecalakaan Maut Pundu ”Suasananya Sangat Kacau Sekali”

Sebelas Orang Langsung Tewas, Pikap Meledak, Korban Terpental dan Terbakar

Pikap engangkut 11 orang yang kemudian bertabarakan dengan trak hingga terbakar dan penumpangnya tewas seketika.(RONI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT- Anto (27) tak menyangka, gema takbir yang ia dengar beberapa menit dari rombongan jamaah yang melintas di depan rumahnya, Jalan Tjilik Riwut kilometer 102 Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Sabtu (3/2) pukul 06.00 WIB, berubah pilu.

Empat belas orang di atas pikap bernopol KB 8629 S mengalami kecelakaan maut setelah kendaraan yang mereka tumpangi bertabrakan dengan dump truk pengangkut semen bernopol DA 1983 TN. Sebelas orang tewas, tiga di antaranya hangus terbakar. Sementara tiga lainnya luka-luka, namun selamat.

Kepada Radar Sampit, Anto menceritakan awal mula terjadinya tragedi memilukan itu.

Sepuluh menit sebelum tragedi berlangsung, Anto duduk santai di dalam rumahnya. Meminum kopi dan mengisap rokok. Beberapa mobil yang melintas mendesingkan mesin yang beradu suara knalpot. Mengepulkan asapnya ke udara. Berbaur dengan cuaca pagi yang dingin dan jalanan yang masih berair, akibat hujan malamnya.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara takbir dari beberapa kendaraan yang lewat. Salah satunya sebuah pikap hitam yang ditumpangi belasan orang, yang belakangan ia ketahui adalah rombongan jemaah pengajian.

”Saya duduk di dalam rumah. Bersantai. Menjalankan rutinitas pagi hari, seperti biasa. Lalu ada pikap berisi banyak orang melintas di depan rumah saya, mereka terdengar mengumandangkan takbir ’Allahu Akbar’, sebelum akhirnya terdengar suara tabrakan yang diikuti ledakan,” ujarnya.

Usai mendengar ledakan, Anto bergegas keluar rumah dan berlari menuju sumber suara. Beberapa warga lainnya juga berlarian dari segala arah. Ternyata, pikap yang dilihatnya tadi mengalami kecelakaan dengan sebuah dump truk, sebelum akhirnya terbakar.

Warga dan beberapa pengguna jalan yang kebetulan melintas berupaya menolong para penumpang. Sebagian memadamkan api dengan alat seadanya, sisanya mencoba menghubungi petugas kepolisian setempat.

Kabar kecelakaan maut itu rupanya cepat diketahui warga yang berada dekat dengan lokasi kejadian. Seketika puluhan orang memenuhi tempat kejadian perkara (TKP). Arus lalu lintas yang tadinya lengang, berubah padat lantaran kendaraan yang melintas diberi tanda oleh warga dengan mengayunkan daun pisang agar mengurangi laju kendaraannya.

Para wanita yang menyaksikan peristiwa tragis itu berteriak. Bahkan ada yang menangis. Mereka seakan ikut merasakan kengerian di tempat itu. Suasana menjadi semakin riuh.

Beberapa saat setelahnya, petugas kepolisian dari Polsek Cempaga Hulu datang. Rombongan dari Satlantas Polres Kotim dan Satlantas Polres Katingan juga hadir diikuti oleh beberapa petugas TNI, kurang dari dua jam kemudian. Petugas PMI juga hadir di sana membawa ambulans.

Aparat yang didampingi PMI dan warga bahu membahu mengevakuasi korban, yang terjebak dalam kendaraan yang sudah terbakar dan mengepulkan asap tebal ke udara. Tebalnya asap dan kondisi kendaraan yang hangus sekaligus ringsek, sempat menyulitkan petugas.

Ditambah lagi, kondisi jalan yang menikung dan licin pada pagi hari menambah susahnya proses evakuasi. Meskipun perkampungan terbilang dekat, namun di dekat lokasi kejadian, hanya terdapat sekitar 4 hingga 5 rumah yang berada di pinggir jalan, dalam radius yang berbeda.

Dua rumah berada dalam jarak kira-kira 35 meter di utara dan 40 meter di selatan. Sementara lainnya lebih dari 50 meter di arah selatan. Satu rumah yang paling dekat dengan lokasi kejadian, tak berpenghuni alias kosong.

”Saat itu, suasananya sangat kacau sekali. Puluhan warga berhamburan. Mereka membantu petugas mengeluarkan korban dari pikap yang terbakar. Awalnya sangat susah proses evakuasinya, tapi setelah berjibaku selama hampir sejam, seluruh penumpang berhasil dikeluarkan,” kata Mariadi (34), warga sekitar.

Dari hasil evakuasi, sebelas orang dipastikan tewas dengan luka parah di bagian kepala, punggung, dan kakinya. Bahkan, tiga di antaranya hangus terbakar. Tiga orang lainnya selamat, namun mengalami luka berat di beberapa bagian tubuhnya.

Catatan kepolisian, ada 15 orang yang terlibat dalam kecelakaan maut tersebut. Sebanyak 14 orang, termasuk sopir pikap dan 1 pengemudi dump truk.

Korban pikap yang meninggal dunia, di antaranya Iyus (28), Marwan (40), Aulia (25), Jono (55),  Agusni (50), Hamzah (43), Iwan (35), Mukminin (40), Agus (35), Noval (usia belum diketahui), dan Alhuda (30). Seluruhnya merupakan warga Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar).

Pantauan Radar Sampit, lima korban dimakamkan di Pundu. Mereka adalah Hamzah, Aulia, Agusni, Mukminin, dan Nofal. Pemakaman dimulai pukul 16.00 dan selesai 16.20 WIB, setelah sebelumnya dimandikan di Masjid Agung Darussalam, Desa Pundu. Enam jenazah dibawa ke Pontianak atas permintaan keluarganya, yakni Agus, Marwan, Huda, Jono, Iyus, dan Ridwan.

Menurut keterangan beberapa petugas kepolisian yang berjaga-jaga di lokasi masjid, biaya pemakaman dan pengiriman jenazah ke Pontianak seluruhnya ditanggung oleh Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran melalui Dinas Sosial Provinsi Kalteng.

Tiga korban luka-luka dirawat di RSUD Mas Amsyar Kasongan. Dua luka berat bernama Hanafi dan Lukman Ibrahim. Satu orang luka ringan bernama Dedi Mulyadi.

Sopir truk, Ahmad Rianoor (21), diamankan di Polres Kotim guna dimintai keterangan lebih lanjut terkait kejadian tersebut. Hingga pukul 12.50, dua kendaraan yang terlibat kecelakaan masih berada di lokasi kejadian yang sudah diberi garis polisi.

Sementara itu, petugas PMI Kotim mengatakan, ada dua ambulans yang siap membantu mengantarkan enam jenazah tersebut, yakni ambulans BPK ANNA dari Palangka Raya dan satu ambulans dari Pemkab Kotim.

”Kami (Keluarga rombongan) sangat salut sekali dengan pemerintah daerah di Kalteng, karena bersedia membantu keluarga kami yang terkena musibah ini. Dari membantu untuk mengevakuasi, hingga bersedia untuk mengantarkan enam jenazah ini ke Pontianak,” lanjut M Arief, salah satu rombongan jamaah kepada Radar Sampit di ruang jenazah RSUD dr Murjani Sampit, tadi malam.

Ambulans tersebut akan menempuh perjalanan sekitar 20 Jam dari Sampit ke Pontianak. ”Alasannya, untuk menghindar adanya pembusukan jenazah. Apabila kami menunggu pagi hari, kasihan jenazahnya. Itu karena permintaan kami untuk tidak diberikan formalin kepada enam jenazah itu tadi,” kata Arief.

 

Rombongan Jamaah Tabligh

Penelusuran Radar Sampit, para korban merupakan rombongan jamaah asal Pontianak yang hendak mengikuti acara Tabligh Akbar di Banjarmasin. Abdullah, pimpinan rombongan mengatakan, dirinya bersama puluhan orang lainnya (termasuk para korban), hendak mengikuti tabligh akbar se-Kalimantan.

Dia dan rombongannya sudah melakukan perjalanan darat dari Pontianak sejak Kamis (1/2) lalu, dengan tujuan Banjarmasin. ”Sudah tiga hari kami melakukan perjalanan, sebanyak 30 orang jumlah kami seluruhnya, menumpang beberapa mobil termasuk pikap yang mengalami kecelakaan ini,” terangnya.

Sebenarnya, selama tiga hari perjalanan dari Pontianak, mereka tetap istirahat dengan mampir di masjid-masjid. Abdullah tak bisa banyak memberikan keterangan. Sebab, sembari membantu persiapan untuk pemakaman rekannya.    

Dirlantas Polda Kalteng Kombespol Eko Waluyo mengatakan, kronologi kejadian saat pikap bak terbuka melaju dari arah Sampit menuju Palangka Raya, sedangkan truk angkutan semen dari arah Palangka Raya menuju Sampit. Di lokasi, pikap yang melaju dengan kecepatan tinggi, oleng dan hilang kendali hingga masuk ke arah jalan berlawanan.

Truk sudah mencoba menghindar dengan membelokkan arah ke kiri jalan. Namun, pikap sudah berada di depan truk dari arah berlawanan. Karena pikap dalam kecepatan tinggi, kecelakaan tidak dapat dihindari. Kuatnya benturan membuat pikap meledak dan terbakar.

”Korban jumlahnya ada 14 orang, 11 orang meninggal dunia dan langsung dievakuasi ke Puskesmas Cempaga Hulu. Tiga orang yang selamat kondisinya kritis dan dilarikan ke Rumah Sakit Kasongan,” jelas Eko.

Korban seluruhnya warga Pontianak, termasuk sopir pikap Alhuda. Pihak kepolisian sudah berupaya menghubungi keluarga korban di Banjarmasin. Keluarga meminta untuk para korban langsung dimakamkan di Kotim saja, di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu.

”Untuk sopir truk saat ini sudah diamankan di Polres Kotim guna dimintai keterangan lebih lanjut terkait kejadian tersebut,” ujarnya.

Penyebab meninggalnya korban belum dapat dipastikan, apakah seluruhnya akibat terbakar atau karena benturan. Melihat jasad para korban, sebagian ada yang luka bakar dan ada yang patah tulang.

Informasi dari lapangan, tiga korban yang duduk di bagian depan pikap, termasuk sopir, tewas mengenaskan. Mereka terjebak dalam mobil saat ledakan terjadi, sehingga jasad mereka yang terjepit bagian mobil yang ringsek itu dilumat api.

Dugaan sementara, kecelakaan itu terjadi karena sopir pikap yang mengantuk, sehingga mobil oleng dan mengambil jalur sebaliknya. Namun, belum ada keterangan resmi polisi mengenai hal tersebut.

Kerasnya tumbukan itu terlihat dari kondisi pikap yang ringsek di seluruh bagian. Bahkan, ledakan dari sisi depan menghanguskan dashboard, kursi, dan ban depan. Bagian belakang pikap tidak terlalu parah. Kedua ban belakangnya masih utuh, walaupun terdapat bengkok di sana-sini.

Kondisi dump truk sedikit lebih baik. Meski bagian depannya hangus dan hancur, bagian belakang dan samping kendaraan tersebut tidak mengalami kerusakan berarti. Namun, akibat menghindari pikap, truk tersebut masuk ke parit dan semen yang dibawanya tumpah.

Rahmat, warga sekitar tempat kejadian mengatakan, saat kejadian terdengar seperti bunyi ban mobil meledak, cukup nyaring. Posisi rumahnya ada di dalam gang tak jauh dari pinggir jalan, mendengar adanya ledakan warga sekitar langsung keluar rumah dan mencari sumber suara.

”Karena kejadiannya pagi, belum terlalu banyak warga yang bangun. Kami kebingungan, antara ingin membantu memadamkan api dan membantu korban. Tapi ragu mendekat takut ada ledakan susulan dari dua kendaraan tersebut,” jelasnya.

Namun, setelah melihat api semakin membesar, warga berupaya membantu menyiram dengan alat seadanya. Memanfaatkan air di parit di pinggir jalan. Saat Radar Sampit sampai di lokasi memang terlihat tidak terlalu banyak rumah warga di sekitar lokasi kejadian.

”Di lokasi ini memang sering kejadian kecelakaan. Bahkan, belum lama ini ada truk bawang yang kecelakaan dan masuk parit, memang cukup rawan karena sering terjadi kecelakaan,” ujarnya.

Lokasi kejadian tak jauh dari tugu perbatasan antara Kotim dan Katingan, sehingga kejadian kecelakaan ditangani dua Polres dan ditindaklanjuti langsung Dirlantas Polda Kalteng, mengingat cukup banyak korban meninggal dunia. Kerugian tercatat sekitar Rp 75 juta. Pihak kepolsian telah melakukan oleh TKP.

Sementara itu, tiga orang korban yang dirujuk ke RSUD Mas Amsyar Kasongan, yakni Lukman Ibrahim (25) mengalami cedera patah tangan sebelah kiri dan luka di pelipis. Lalu Dedy Mulyadi (45) yang dicurigai menderita patah tangan kanan. Lalu, Hanafi (30) dinyatakan sekarat dan sedang menjalani penanganan khusus.

Menurut keterangan tenaga medis, Hanafi dicurigai mengalami patah kaki sebelah kiri, patah lengan kanan dan luka dalam. Direktur RSUD Mas Amsyar Noor Sanuri mengatakan, pihaknya mendapat telepon dari Puskesmas Pundu untuk menjemput korban laka lantas tersebut.

Kini, seluruh tenaga medisnya di Unit Gawat Darurat (UGD) sedang berusaha semaksimal mungkin untuk menyelawatkan nyawa korban.

”Kalau dua korban lainnya, Lukman Ibrahim dan Dedy Mulyadi sudah ditangani. Meskipun mengalami luka berat, kondisinya masih stabil. Kalau korban Hanafi ini yang masih perlu penanganan serius, makanya kami terus memantau detak jantung dan tensi. Kami sudah persiapkan ambulans apabila sewaktu-waktu perlu dirujuk ke Palangka Raya," pungkasnya. (ron/dc/agg/rm-85/ign)

 

 


BACA JUGA

Jumat, 09 Mei 2025 17:38

Apresiasi Panen Bioflok untuk Ketahanan Pangan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut baik upaya…

Jumat, 09 Mei 2025 17:36

Dinkes Kotim Siagakan Obat dan Layanan Kesehatan Hadapi Penyakit Musiman

SAMPIT – Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Dinkes Kotim) meningkatkan…

Jumat, 09 Mei 2025 17:35

Prioritaskan Jemaah Lansia, Pemberangkatan Calon Haji Kotim Lewat Udara

SAMPIT – Sebanyak 218 calon haji asal Kotawaringin Timur (Kotim)…

Jumat, 09 Mei 2025 17:25

Pabrik Pakan Ikan Beroperasi, Harga Lebih Murah

SAMPIT - Pabrik pakan ikan milik Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur…

Jumat, 09 Mei 2025 17:23

Kader PKK Miliki Peran Mulia

SAMPIT — Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor menegaskan pentingnya peran…

Jumat, 09 Mei 2025 17:23

Dharma Santi Momentum Pererat Kerukunan dan Persaudaraan

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendorong generasi muda…

Jumat, 09 Mei 2025 17:22

Peningkatan Jalan Kandan–Camba Tertunda

SAMPIT — Warga Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali…

Rabu, 07 Mei 2025 17:31

Bupati Rencanakan Pelebaran Jalan Muchran Ali

SAMPIT — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berencana memperbaiki infrastruktur…

Rabu, 07 Mei 2025 17:30

Jambore PKK Diikuti Ratusan Peserta

SAMPIT – Setelah tertunda dua tahun akibat keterbatasan anggaran, Jambore…

Rabu, 07 Mei 2025 17:30

Halikinnor Pimpin Gotong Royong

SAMPIT — Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor turun langsung memimpin…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers