SAMPIT— Ide pembangunan Universitas Negeri Sampit (UNSAM) sudah digaungkan sejak lama. Setelah rencana ini diseminarkan, tahap selanjutnya adalah pembentukan tim pengajuan pendirian universitas. Pemkab Kotim telah menyiapkan lahan 10 hektare, sementara yang dibutuhkan seluas 30 hektare.
Ketua Umum Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kotim Zam’an menyampaikan, bukan pekerjaan mudah untuk mewujudkan rencana pembentukan universitas negeri. Ide tersebut ada sejak 1997, namun hingga saat ini belum terealisasi. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) mengamanatkan pendirian universitas negeri sebelum tahun 2025.
“Dalam hal ini kami hanya ingin membantu pemerintah dan bekerja sama untuk mewujudkan hal yang sudah diamanatkan tersebut, terlebih anggota KAHMI cukup banyak orang yang berlatar belakang akademisi,” jelas Zam’an, Rabu (7/3).
Tidak sedikit syarat teknis yang harus dipenuhi untuk membentuk universitas negeri. Setelah dilakukan seminar, tahap selanjutnya yakni pembentukan tim pengajuan universitas tersebut. Dengan adanya tim tersebut maka nantinya akan fokus untuk memenuhi setiap syarat dan teknis pendirian universitas.
“Di dalam tim tersebut nantinya akan ada dari KAHMI dan pemerintah kabupaten dalam hal ini bappeda,” ujarnya.
Salah satu syarat utama untuk mendirikan universitas, harus memiliki lahan minimal seluas 30 hektare. Sedangkan saat ini pemerintah daerah baru mendapatkan hibah lahan seluas sepuluh hektare untuk pendirian universitas. Jika hanya memiliki lahan seluas itu maka hanya bisa mendirikan institut, bukan universitas.
”Pihak Dikti memberikan saran, apakah mendirikan institut terlebih dahulu dengan menggunakan lahan yang ada, sebagai salah satu cikal bakal universitas, atau pemerintah mengupayakan untuk menyiapkan lahan tambahan 20 hektare untuk pembentukan universitas,” terangnya.
Bagaimana tindak lanjutnya, tinggal keputusan tim pengajuan universitas nanti yang memutuskan, karena di dalam tim tersebut nantinya juga dilibatkan pemerintah kabupaten. Besar harapan tim tersebut akan terbentuk di bulan ini juga, sehingga dapat bekerja cepat dan fokus untuk mewujudkan mimpi besar Kotim memiliki universitas negeri.
Terlebih berdasarkan data bahwa saat ini Kotim memiliki 52 SMA dan SMK yang tersebar di beberapa kecamatan. Jumlah siswa keseluruhannya terhitung sekitar 12 ribu orang, dan untuk yang kelas XII ada sekitar empat ribu orang lebih. Jika diasumsikan sekitar 30 persen saja yang dapat melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Sampit, maka akan ada sekitar 1200 siswa yang dapat ditampung untuk kuliah.
“Jika dikaji dari sisi ekonomi hal ini akan memberikan efek perputaran uang yang luar biasa di Kotim yang akan dikelola oleh pemerintah, tentunya hal ini juga akan memberikan efek ekonomi yang lainnya, terlebih Kotim akan jauh lebih berkembang kotanya,” ungkap Zam’an.
Suatu daerah yang memiliki universitas maka dampak terhadap perkembangan daerah cukup luar biasa, salah satu contoh Universitas Palangka Raya. Memberikan dampak yang luar biasa untuk kemajuan kotanya dengan banyaknya mahasiswa yang datang untuk kuliah di sana.
Sama halnya dengan Sampit, jika memiliki universitas negeri maka dipastikan akan memiliki efek yang luar biasa untuk perkembangan daerah. Terlebih lagi Kotim ini akan ada pemekaran kabupaten, maka Kotim harus mampu berinvestasi di bidang pendidikan.
“Jika Kotawaringin Utara (Kotara) terbentuk maka Kotim tidak dapat lagi menghasilkan PAD dari sumber daya alam (SDA), karena 60 persen SDA Kotim ada di wilayah utara. Sehingga harus menggali PAD baru dari potensi yang lain salah satunya pendidikan,” terangnya.
Anggaran pembiayaan untuk tim pengajuan universitas tersebut nantinya akan dibiayai pemerintah kabupaten, yang akan dianggarkan melalui Bappeda. Terutama di tahap awal pengusulan dan pembangunan universitas akan ditanggung APBD, setelah berdiri dan setelah disetujui maka akan menjadi hibah untuki Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti). Setelah dihibahkan maka pengembangannya akan ditanggung APBN di bawah kementerian.
Besar harapan tahun ini pengajuan pendirian universitas ini dapat diperjuangkan, sehingga tahun depan sudah dapat dianggarkan untuk pendirian universitasnya. Terlebih anggota DPRD Kotim juga cukup mendukung adanya hal ini, mereka siap bersinergi agar terbentuknya universitas.
Berdasarkan hasil seminar dan konsultasi bersama pihak Dikti, jika terbentuk universitas maka harus membuka program studi yang disesuaikan dengan potensi daerah saat ini. Jurusan yang memiliki korelasi dengan daerah dan kemajuan zaman adalah bidang IT, ekonomi, agrikultur, dan perikanan.
“Ketersediaan tenaga pengajar juga harus dipikirkan, harus ada yang S2, setiap program studi minimal lima orang S2. Dalam pelaksanaan awalnya memang harus bekerja sama dengan universitas negeri terdekat,” jelasnya.
Dalam hal ini pihaknya juga terbuka dengan perguruan tinggi swasta yang ada di Kotim, untuk menjalin kerja sama terlebih mereka secara fasilitas dan tenaga pengajar juga cukup lengkap. Namun, memang tidak mudah karena setiap perguruan tinggi memiliki tujuan dan strateginya masing-masing.
Dalam hal ini KAHMI ingin menjadi penggerak ide yang sudah lama dicetuskan, agar universitas negeri ini benar-benar terwujud, terlebih KAHMI merupakan organisasi yang anggotanya terdiri dari berbagai bidang. Sehingga dirasa menjadi tanggung jawab untuk menggerakan kembali hal tersebut mambantu pemerintah untuk mewujudkan keinginan membentuk perguruan tinggi di daerah ini.
Sebelumnya, Wakil Bupati Kotim M Taufiq Mukri mengharapkan adanya Universitas Negeri Sampit untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Dengan jumlah penduduk Kotim yang banyak saat ini, diharapkan dapat memberikan andil yang positif untuk dapat terbentuknya universitas negeri ini, terlebih kami pemerintah mendukung penuh upaya ini,” jelas Taufiq, Kamis (1/3).
Dengan adanya universitas negeri ini nantinya diharapkan lulusan SMA Kotim tidak perlu lagi ke luar daerah. Setelah seminar, akan dilakukan pengkajian berbagai persyaratan dari kementerian pendidikan.
“Sehingga nantinya akan diketahui syarat-syarat apa saja yang perlu untuk dipenuhi untuk pendirian universitas negeri ini,” ujarnya.
Pemerintah juga akan menyiapkan lahan sambil menunggu upaya pembentukannya terlebih dahulu. “Saya rasa tidak ada masalah kalau untuk lahan, karena kita memiliki cukup banyak lahan di Kotim. Sedangkan untuk target pembangunan diharapkan sebelum tahun 2021 sudah dapat dibangun,” pungkasnya. (dc/yit)