SAMPIT – Tragedi crane ambruk yang menewaskan seorang pekerja di pelabuhan rakyat, Jalan Iskandar, Sampit, Kamis (3/5) lalu, menjadi sorotan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur. Pemkab akan turut ke lapangan mengecek kelayakan tempat bongkar muat barang tersebut.
Sekda Kotim Halikinnor menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kotim untuk turun ke lokasi kejadian. Dinas wajib mengecek kondisi kelayakan pelabuhan bongkar muat tersebut.
”Kelayakan sarana prasarana nanti diselidiki,” kata Halikinnor, Minggu (6/5).
Saat ini, Pemkab Kotim belum mengambil keputusan karena kepolisian belum membeberkan perkembangan kasus tersebut. ”Apakah ada pelanggaran atau tidak, itu nanti kita tunggu hasil pemeriksaan kepolisian. Saya juga menunggu laporan dari instansi terkati setelah cek lapangan,” tutupnya.
Robohnya crane kapal merenggut nyawa Aman. Tubuhnya remuk tergencet alat bongkar muat kapal, Kamis (3/5) sore sekitar pukul 16.10 WIB.
Crane sepanjang 12 meter itu beroperasi memindahkan ratusan sak pupuk dari Kapal Lintas Bahari 23 ke dalam tiga truk. Awalnya proses pemindahan berjalan lancar. Crane itu bekerja normal mengangkut pupuk dari kapal ke truk yang berjejer. Sekali bergerak, crane tersebut mampu mengangkut 20 sak semen.
Petaka tiba saat crane itu selesai memindahkan semen ke atas truk. Tiba-tiba salah satu kerangka besi crane lepas sehingga crane langsung ambruk menimpa Aman yang berada di atas truk bermuatan pupuk. (mir/yit)