SAMPIT – Satu pekan usai teror bom yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia membuat aparat menetapkan status siaga 1. Beberapa gereja juga dijaga aparat saat umat Kristiani melakukan ibadah, Minggu (20/5).
Kapolres Kotim AKBP Mohammad Rommel menegaskan, pengamanan dilakukan di seluruh gereja yang ada di Sampit. Sebanyak 131 personel diturunkan untuk mengamankan seluruh gereja di Sampit. Masing-masing gereja dijaga enam personel. Gereja di seluruh kecamatan juga dijaga aparat polsek.
”Ada sebanyak 21 gereja yang ada di Kotim ini. Kami amankan dengan menempatkan beberapa personel yang ada. Para personel tersebut merupakan seluruh kesatuan dan unit yang ada di polsek masing-masing,” jelasnya, Minggu (20/5).
Pengamanan gereja bakal dilakukan dalam status siaga satu dalam waktu yang tak ditentukan. Pengamanan dilakukan di gerbang, pintu masuk, dan di dalam gereja. Selain itu, pengunjung juga diperiksa demi kenyamanan dan keamanan bersama.
”Saya harap, masyarakat mengerti dengan situasi yang ada. Mohon maaf jika terasa tidak nyaman ketika ada pemeriksaan dan pengamanan. Tujuan kami hanya untuk memberikan rasa aman untuk seluruh umat kristiani pada khususnya, dan untuk seluruh warga Kotim pada umumnya,” tandasnya.
Dia minta umat kristiani di Sampit tidak perlu takut beribadah di gereja. Pihaknya berharap warga tetap waspada dan selalu melakukan koordinasi dengan Polres Kotim jika ada aktivitas yang mencurigakan.
”Saya mengimbau kepada masyarakat dan umat Kristiani, untuk tidak takut dengan aksi teror yang ada di beberapa wilayah di Indonesia. Ada kami yang mengamankan. Silakan beribadah seperti biasa, tak perlu takut apapun,” ujarnya. (ron/yit)