SAMPIT – Kondisi psikologis korban pemerkosaan di Antang Kalang mulai membaik. Hal itu setelah bocah tersebut mendapat pendampingan dan tinggal dengan keluarga dekatnya. Anak itu diyakini bisa kembali seperti semula, asalkan kasus yang melandanya tak pernah diungkit lagi di hadapan sang anak.
”Saat ini sudah membaik. Mulai bisa ceria lagi. Walaupun korban belum mau pulang ke rumah orang tuanya dan masih tinggal dengan keluarga dekatnya. Tapi, sejauh ini kondisi si anak mulai normal, baik pisik maupun psikisnya. Dia bisa berceloteh, bercerita tentang cita-citanya,” kata Forisni Aprilista, anggota Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Kamis (12/7).
Forisni menuturkan, kasus itu dalam pendampingan pihaknya yang Rabu (11/7) lalu mengunjungi korban. Dia menegaskan, bocah kelas dua SD tersebut akan bisa kembali ke sekolah dengan kondisi yang lebih baik.
Dalam kasus asusila anak di bawah umur, lanjutnya, orang tua diharapkan tak mengungkit atau memaksa anak mengingat peristiwa yang dialaminya. Sebab, hal itu dapat menyebabkan anak kembali trauma.
”Masalah (pemerkosaan) memang saya agak (menghindari) menanyakan tentang peristiwa yang dialaminya, agar traumanya tak berkepanjangan. Jadi, jangan membicarakan tentang kasusnya di depan anak (korban). Saya yakin ketika saatnya masuk sekolah nanti, dia pasti mau bersekolah lagi,” tuturnya.
Terpisah, Camat Antang Kalang Berdikari menegaskan, pihaknya akan berusaha agar korban tetap bisa bersekolah. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan aparatur desa guna membantu pemulihan mental korban agar tak takut pergi ke sekolah. Apalagi pelaku sudah mendekam di balik jeruji besi Polsek Antang Kalang.
”Saat ini memang masih libur sekolah. Ketika sudah aktif kembali, anak tersebut harus kembali bersekolah. Pemkab Kotim sudah berupaya keras agar semua anak, termasuk di daerah pedalaman wajib belajar minimal sembilan tahun,” tegas Berdikari.
Berdikari menuturkan, pihaknya akan mendatangi orang tua korban untuk membicarakan masa depan bocah SD tersebut dan membujuknya agar tetap melanjutkan sekolah. Namun, Dia juga meminta warga ikut memantau perkembangan anak tersebut.
”Kepada orang tua harus mengawasi anaknya. Jangan lagi sampai kejadian serupa terulang. Kami menyesalkan peristiwa itu bisa terjadi di Antang Kalang. Untuk ke depannya, kami berharap masyarakat lebih ketat mengawasi pergaulan anaknya, meski dengan tetangga,” tandasnya. (mir/ang/ign)