KUMAI- Kelotok (kapal kecil) bermuatan semen dan batu koral bertabrakan dengan kelotok bermuatan buah sawit di kawasan Tanjung Api Api, daerah aliran sungai Kumai di Desa Sei Kapitan, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng, Selasa (20/11) sekitar pukul 00.05 WIB.
Saat kejadian kelotok bermuatan semen dan batu koral itu juga mengangkut 16 orang penumpang. Muhammad Ridwan (5) bin Hasan, penumpang kelotok itu tewas di lokasi kejadian. Sedangkan dua korban lain sementara dinyatakan hilang dan kini masih dalam proses pencarian. Mereka adalah Suman Zaidan Fahrezi (2) dan Raihan bin Sapriyansyah (1).
Informasi yang dihimpun, Senin (19/11) sekitar pukul 23.00 WIB perahu kelotok bermuatan material bangunan yang dinahkodai Abdul Basir dengan belasan penumpang berangkat dari Pelabuhan Almarhum Haji Besodokan, Kumai Hilir menuju Desa Sungai Cabang Kecamatan Kumai. Belum sampai tujuan perahu kelotok mengalami kecelakaan.
Perahu tersebut bertabrakan dengan perahu klotok lain bermuatan buah sawit dari kawasan Teluk Pulai menuju pelabuhan pribadi H. Nurdin, Kumai. Saat kejadian waktu sudah masuk hari Selasa (20/11). TKP laka air diperkirakan berada di Tanjung Api Api DAS Kumai, Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar.
Tim SAR gabungan yang mendapatkan laporan langsung menggelar rapat koordinasi untuk mencari korban yang hilang. Bahkan Bupati Kobar Hj Nurhidayah turun langsung dalam rapat darurat itu. Sementara korban yang sudah diselamatkan ada 13 orang, yakni Abdul Basir (nakhoda kelotok material), Sarinah, Sulastri, Saidi, Abfi Anur, Suman, Iis Sugianti, Khairil Anwar, Asnawati, Nagita, Saifullah, Junriati dan Silvia. “Tim gabungan dari Basarnas, TNI dan Polri masih melakukan pencarian korban yang hilang. Semoga bisa ditemukan segera,” kata Bupati Kobar Hj Nurhidayah usai pertemuan tersebut. Dalam rapat tersebut dihadiri Kepala Syahbandar Pelabuhan Kumai, Wahyu Prihatno, Kapolres Kobar AKBP Arie Sandy ZS. (jok/sla)