SAMPIT – Meski sudah menggeledah mess PT Charoen Pokphand Jaya Farm, di Jalan Jenderal Sudirman km 18, Sampit, pada Sabtu (16/1), polisi tetap saja dinilai kecolongan. Pengamat hukum dan politik di Kotim Sugi Santosa menilai, penggeledahan mess yang pernah ditempati Dian Juni Kurniadi alias Inyong (25) itu mestinya dilakukan sehari sebelumnya yakni pada Jumat (15/1).
Sebab informasi bahwa salah seorang pelaku teror di kawasan Sarinah, Jakarta, itu pernah tinggal di Sampit sudah beredar luas sejak Kamis (14/1) malam. ”Harapan saya polres bisa memperkuat lagi kinerja intelijen mereka, karena ini menyangkut potensi di daerah kita,” kata Sugi kemarin (18/1).
”Kita tidak menyalahkan polisi, akan lebih baik bila ke depan jalinan komunikasi dengan masyarakat lebih ditingkatkan lagi,” timpal pria berlatar belakang pengacara itu.
Dikatakan Sugi, Kotim khususnya Sampit merupakan daerah yang terbuka untuk siapa saja yang ingin masuk. Kewaspadaan untuk menghindarkan Kotim menjadi tempat teroris sangat penting.
Salah satunya dengan melibatkan aparatur desa seperti RT-RW. Karena pintu masuk melalui jalur udara, darat, dan laut di Kotim sangat rawan dan mudah dimasuki, terlebih bagi teroris.
Menurut Sugi, selama ini pendekatan Polres Kotim dinilai kurang dengan masyarakat. ”Sudah saatnya lah polres lebih melakukan pendekatan kepada masyarakat, kumpulkan RT-RW, kalangan pengusaha travel hingga para sopir untuk menjalin kerja sama,” ungkap Sugi.
Selain itu, dari mereka itulah informasi secara luas bisa didapat, sehingga di Kotim bebas terorisme. ”Kita tidak ingin orang dengan mudah masuk ke Kotim,” harap Sugi.
Sebelumnya, Polres Kotim bersama Satuan Brigade Mobil Polda Kalimantan Tengah, menggeledah mess bekas kediaman Dian Juni Kurniadi alias Inyong (25), terduga pelaku bom di Jakarta. Polisi menyita sejumlah barang pribadi yang masih di mess PT Charoen Pokphand Jaya Farm, di Jalan Jenderal Sudirman km 18, Sampit itu.
Hasil penggeledahan tak ditemukan barang-barang yang sifatnya mencurigakan di mess bernomor 18 tersebut. ”Sejauh ini tidak ada barang yang mencurigakan. Memang ada barang peralatan elektronik dan mekanik, tapi itu karena pelaku dulunya pernah sekolah di jurusan mekanik,” kata Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan, Sabtu (16/1).
Menurut Hendra, polisi sudah sejak lama melakukan penyelidikan terhadap tersangka pelaku bom di Plaza Sarinah Jakarta itu. Namun, sejak September 2015, Inyong sudah tidak berada di Sampit lagi.
Terkait apakah benar tersangka pernah ditangkap di Sampit, Hendra tak ada klarifikasi lanjut untuk itu. Saat wawancara dengan awak media, Hendra tampak enggan membahas permasalahan sebelumnya. Ditegaskannya, dalam penggeledahan, pihaknya hanya membantu Polda Kalteng. (co/dwi)