PALANGKA RAYA – Klub sepak bola kebanggaan Bumi Tambun Bungai, Kalteng Putra, ikut terseret dalam pusaran kasus dugaan pengaturan skor. Mafia bola disebut-sebut pernah berupaya membantu Laskar Isen Mulang saat mengarungi laga di Liga 2 tahun lalu.
Pengakuan itu meluncur dari mulut Vigit Waluyo, tersangka kasus dugaan pengaturan skor. Saat diperiksa Satgas Antimafia Bola di Jawa Timur, Kamis (24/2) lalu, dia mengaku pernah membantu Kalteng Putra pada pertandingan November lalu.
Saat itu Sigit dihubungi langsung oleh Andi Darussalam, mantan Ketua Badan Liga Indonesia ketika sedang ada pertemuan di sebuah pusat perbelanjaan. Andi meminta Vigit, untuk membantu kemenangan Kalteng Putra.
”Dia (Andi, Red) bilang ke saya, ’Git tolong bantu!’ Itu betul sekali, dan tidak bohong,” tegas Vigit.
Namun, pertandingan tersebut berakhir dengan kekalahan Kalteng Putra. Sebab, saat itu Laskar Isen Mulang bertemu Semen Padang dan main di kandang lawan, Sumatera. Wasit yang memimpin jalannya pertandingan juga berasal dari Sumatera. Tak heran jika kemenangan berada di tangan Semen Padang. ”Tapi tetap kalah juga,” kata Vigit.
Catatan Radar Sampit, pertandingan yang dimaksud berlangsung pada 19 November lalu. Partai itu krusial dan menentukan kelolosan Kalteng Putra ke semi final. Laskar Isen Mulang harus bertekuk lutut dengan sekor 3-1.
Meski kalah, Kalteng Putra tetap lolos ke semifinal. Pasalnya, di partai lain, Aceh United mampu menaklukkan Mojokerto Putra dengan skor 3-2. Kalteng Putra lolos karena mengumpulkan poin 10, peringkat kedua di Grup A setelah Semen Padang yang keluar sebagai juara grup.
Terseretnya nama Kalteng Putra dalam praktik mafia sepak bola itu juga pernah mencuat beberapa waktu lalu. Saat itu, eks pelatih Kalteng Putra, Kas Hartadi, dipanggil Komisi Disiplin (Komdis) PSSI di Rasuna Office Park, Jakarta, 10 Januari lalu.
Pelatih 48 tahun itu dimintai keterangan terkait dengan beredarnya berita dirinya dicekik ketika PSS Sleman menjamu Kalteng Putra pada 25 September 2018. Kas membantah dia pernah dicekik. ”Saya bingung saja kapan itu terjadi. Kok beritanya banyak sekali,’’ kata dia.
Menurut Kas, selama dua musim menangani Kalteng Putra, dia tak pernah bertemu Vigit Waluyo. ”Saya itu hanya urusan teknis di lapangan. Sebab, tanggung jawabnya di sana. Tim kalah, saya siap dipecat. Yang penting sudah usaha,” tegasnya.
Keterlibatan Kalteng Putra dalam praktik mafia bola hingga kini belum terbukti. Namun, apabila terbukti, mengacu Kode Disiplin PSSI, Kalteng Putra bisa didegradasi lagi ke Liga 2.
Diseretnya nama Kalteng Putra membuat manajemen klub merespons. Direktur Teknik Kalteng Putra Apung Widadi menegaskan, Kalteng Putra justru selalu dirugikan oleh keputusan wasit dalam berbagai laga. Dia menegaskan, tidak ada kaitan dengan pernyataan Vigit Waluyo.
”Silakan jika ada bukti. Namun, prinsipnya, hal tersebut tidak benar,” ujarnya kepada Radar Sampit, Jumat (25/1) malam.
Apung menegaskan, pihaknya tidak pernah minta bantuan kepada siapa pun selama di Liga 2. Bahkan, dalam beberapa laga, Kalteng Putra dirugikan dan pernah nyaris tidak lolos ke Liga 1. Lolosnya Laskar Isen Mulang tersebut murni berkat perjuangan para pemain dan dukungan masyarakat.
”Coba ingat, bagaimana perebutan tempat ketiga lawan Persita. Itu semua murni semangat pemain untuk bisa lolos dan tidak ada minta bantuan. Bahkan, suporter lawan masuk ke dalam lapangan karena merasa wasit berat sebelah. Itu buktinya kami memang berjuang, bukan karena bantuan,” ujarnya.
Apung menambahkan, perjuangan Kalteng Putra di Liga 2 penuh lika-liku. Seperti ketika menghadapi Semen Padang, sempat unggul 1-0. Namun, akhirnya kalah 3-1. Itu pun karena Semen Padang dapat dua penalti.
”Harusnya Kalteng Putra bisa menang. Sudah unggul babak pertama, terus dikasih dua penalti,” katanya.
Apung menegaskan, pihaknya tak mau terpengaruh dengan pengakuan Vigit. Bahkan CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran disebut tak ambil pusing dan terus berkonsentrasi mempersiapkan Laskar Isen Mulang menghadapi Piala Presiden dan mengarungi Liga 1 musim ini.
”CEO menanggapinya juga biasa-biasa saja. Tetapi, prinsipnya Kalteng Putra mendukung satgas membongkar mafia bola. Kami mendukung kemajuan sepak bola Indonesia,” ujarnya. (daq/ign)