KUALA KAPUAS - Si jago merah mengamuk di Pondok Pesantren Babussalam, Jalan Patih Rumbih, Kuala Kapuas, Minggu (17/3) pukul 12.15 WIB. Sepuluh ruangan terbakar, yang terdiri dari ruang belajar, ruang guru, dan perpustakaan.
Api pertama kali diketahui oleh salah satu santri Barussalam bernama M Nour. Dia langsung melaporkan kejadian tersebut kepada gurunya, lalu meminta bantuan warga sekitar dan pemadam kebakaran.
"Saya baru pulang dari pasar lewat belakang, melihat ada api di ruang kelas bagian atas. Langsung saya laporkan sama guru di asrama," ungkap M Nour, Minggu (17/3).
Mendapatkan laporan adanya kebakaran, guru langsung lapor kepada regu damkar. Tim pemadam kebakaran segera meluncur ke lokasi. Tim yang terdiri dari Damkar Kabupaten Kapuas, relawan damkar, Polres Kapuas bahu membahu menjinakkan api yang melalap gedung bertingkat tersebut.
"Setengah jam kemudian api sudah mulai padam," kata Amir, warga sekitar.
Sementara itu Kapolres Kapuas AKBP Tejo Yuantoro melalui Kapolsek Selat AKP Johari Fotri Casdy mengatakan, kebakaran terjadi di Pondek Pesantren Babussalam. Kepolisian ikut melakukan proses pendinginan di lokasi kebakaran.
"Saat kebakaran sedang melakukan sispamkota, sehingga anggota dan mobil watercannon langsung ke lokasi kebakaran. Api sudah dipadamkan," kata Johari Fotri Casdy.
Kepolisian masih menyelidiki penyebab kebakaran. Beberapa saksi mengatakan, api muncul dari arus pendek listrik. ”Kondisi yang paling parah itu di ruangan bagian atas," jelasnya.
Usai pemadaman api, beberapa santri berupaya mengumpulkan buku dan kitab suci yang masih bisa dipakai.
Kepala Yayasan Darwis sekaligis Kepala SMA Ponpes Babussalam Kapuas Baihaqi mengatakan, ruangan yang terbakar yaitu ruangan SMP kelas 7.1 sampai 7.4, ruang perpustakaan, dan ruang guru. Kerusakan plafon juga dialami ruang kelas di lantai bawah.
Kebakaran yang terjadi menjelang ujian nasional ini membuat pihak ponpes kerepotan. Pihaknya akan mencari solusi tempat para pelajar melaksanakan Ujian Nasional, seperti menggunakan dua ruangan laboraturim dan ruangan gedung utama di kawasan Pesantren Babussalam.
"Nanti malam akan rapat dengan kepala yayasan dan guru lainnya, untuk membahas tempat persiapan ujian nanti, memang untuk ruangan ada dua dari laboratorium dan gedung utama, tapi masih akan dilakukan pembahasan," ujarnya.
Dalam kejadian tersebut pihaknya mengalami kerugian ratusan juta rupiah yang mana bangunan yang berjumlah 10 ruang itu menggunakan bahan kayu ulin.
"Bisa 200 jutaan kalau untuk kerugian, karena dari lantai dan atas ruangan semua bahanya dari ulin," terangnya.
Dia mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah agar pelaksanaan ujian di Pesantren Babussalam bisa berjalan dengan lancar.
"Berharap pemerintah bisa membatu murid-murid kami ini agar ujian akhir nanti tidak ada kendala-kendala pascakebakaran ini," pintanya.
Ponpes ini mengelola pendidikan tingkat SD Islam terpadu, SMP Islam terpadu serta tingkat SMA Islam terpadu. Dulunya pesantren ini berada di Pasar Sahawung, Jalan Jenderal Sudirman Kuala Kapuas. Berkat kegigihan mengembangkan pesantren dan mengembangkan agama Islam, maka KH Masdarul Khair selaku pendiri mampu membeli tanah di Jalan Patih Rumbih sampai sekarang.
Ia menuturkan, santri yang mondok di Pesantren Babussalam ini sebanyak ratusan orang. Mereka berasal dari Kabupaten Kapuas, Pulpis, Palangka Raya, Sampit, serta Banjarmasin.
"Kalau jumlah murid di SMP 350 orang, namun puluhan orang saja yang memang tinggal di Kabupaten Kapuas. Sisanya mondok di sini karena dari luar Kapuas," ungkap Baihaqi. (der/yit)