SAMPIT – Benturan keras memecah kesunyian pagi di ruas Jalan Tjilik Riwut, wilayah Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur, Senin (29/4). Sonia (17), penumpang mobil travel yang saat itu tengah terlelap, tersentak ketika serpihan kaca mobil melayang ke wajahnya.
Spontan gadis itu langsung menutup mukanya dengan tangan. Namun, reaksinya terlambat sepersekian detik. Serpihan kaca itu terlebih dulu menyobek kelopak mata dan dahinya. Sonia langsung tak sadarkan diri.
Kondisi lebih mengerikan dialami sopir travel di sebelahnya, Jerry (21). Pria itu tewas seketika dengan posisi terjepit ringsekan mobil yang dikemudikannya.
Airbag (fitur keselamatan berkendara) yang keluar dari dashboard mobil bernomor polisi KB 1669 HI tersebut tak berdaya menyelamatkan nyawa pemuda itu. Benturan dengan truk pengangkut pupuk membuat bagian depan mobil itu ringsek total dan menjepit tubuh pria gempal itu.
Total ada dua korban jiwa dari kecelakaan maut tersebut. Sutarno, penumpang travel yang duduk di tengah ikut tewas. Tiga penumpang lainnya menderita luka berat, yakni Sonia, Nindi (16), dan Brigita Lidia Sa’o (52). Sementara sopir truk dengan nomor polisi KH 9520 FA, Suratman, hanya mengalami luka ringan.
”Ada dua korban jiwa meninggal dunia,” kata Kasatlantas Polres Kotim AKP Yudha Setiawan.
Dia menuturkan, truk bermuatan pupuk yang dikemudikan Suratman (49), datang dari arah Sampit menuju Palangka Raya. Saat melintas di lokasi kejadian, dari arah berlawanan, mobil travel yang dikemudikan Jerry melaju kencang dan masuk ke jalur truk tersebut.
Jarak yang sudah dekat membuat Suratman tak sempat banting setir. Truk itu langsung adu kuat dengan mobil nahas tersebut. Warga setempat langsung geger. Para korban luka langsung dievakuasi ke Puskesmas Cempaga dan RSUD dr Murjani Sampit, termasuk korban tewas.
”Saat masuk jalan tikungan, posisi mobil memang sudah masuk ke jalur lawan lantaran pengemudi (Jerry, Red) mengantuk. Akhirnya tabrakan tak dapat dihindari,” tutur Yudha.
Sambil menahan sakit, Sonia yang dijumpai di RSUD dr Murjani Sampit menceritakan petaka yang menimpanya. Menurut gadis itu, sopir mobil saat itu memang mengantuk berat.
”Pengemudi mengaku kepada saya, bahwa dia mengantuk. Dia lalu meminta saya menemaninya berbicara,” tutur Sonia.
Sonia mengaku baru mengenal Jerry. Saat berangkat ke Palangka Raya, dia ikut mobil travel itu. Saat pulang itulah kecelakaan maut terjadi. ”Kami mulai berangkat dari Palangka Raya menuju Sampit pada Minggu (28/4), sekitar pukul 22.00 WIB,” katanya.
Selama perjalanan, Sonia tertidur. Saking lelapnya, dia tak sadar mobil yang dia tumpangi sempat berbalik ke Palangka Raya untuk mengambil penumpang yang tertinggal, Brigia Lidia Sa’o. Dia baru sadar saat bangun sekitar pukul 03.00, Senin, mobil itu baru sampai Katingan.
”Setelah saya tanya, ternyata mobilnya putar balik ke Palangka Raya lantaran ada ketinggalan satu penumpang,” katanya.
Karena masih mengantuk, Sonia melanjutkan tidurnya. Sekitar pukul 04.00 WIB, Jerry sempat membangunkannya dan memintanya jadi teman bicara. Pemuda itu mengaku mengantuk dan perlu mengobrol untuk mengusirnya.
”Katanya dia tidak kuat menahan kantuknya. Saya tidak mau menemaninya bicara dan tetap melanjutkan tidur. Saat perjalanan saya perhatikan Jerry sudah tidak konsentrasi. Bahkan dua sampai tiga kali, mobil yang dikemudikannya selalu keluar jalur,” ungkapnya.
Satu jam setelahnya, petaka itu terjadi. Mobil itu saling hantam dengan truk. Sonia langsung pingsan setelah serpihan kaca mengenai wajahnya. ”Saya tidak menyadari sama sekali saat peristiwa tersebut terjadi. Tahu-tahunya saya sadar sudah berada di Puskesmas Cempaga,” katanya.
Kelopak mata Sonia sobek karena kejadian itu dan harus dijahit. Dahinya juga mengalami luka robek serius, namun tidak bisa dijahit. Pergelangan tangan kanannya juga terluka. Korban lainnya, Nindi, warga Jalan Bumi Raya III, mengalami patah kaki kanan dan luka lecet di tangan kanan.
Kemudian, Brigita Lidia Sa’o (52), warga asal Nusa Tengga Timur, mengalami luka di kedua kakinya. Nasib malang Sutarno. Pria yang bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Pengadilan Negeri (PN) Sampit itu tewas bersama sopir. (sir/ign)