SAMPIT – Cuaca buruk mengiringi perjalanan Kapal Layar Motor (KLM) Seruyan Raya dari Sampit, Sabtu (20/7) pagi. Setelah keluar dari muara Sungai Mentaya, kapal bermuatan 250 ton karet dengan tujuan Pontianak, Kalimantan Barat itu terombang-ambing digoyang gelombang.
Setelah menempuh perjalan sekitar 17 mil dari muara, gelombang yang tingginya sekitar dua meter menghantam kapal. Hantaman gelombang itu membuat kapal bermasalah. Air memasuki ruang mesin hingga menyebabkan kapal mati. Air yang terus masuk kapal, membuat pompa tak berdaya.
Suparmanto, sang nakhoda, langsung mengambil inisiatif menghubungi pemilik kapal, PT Dayak Tirta Raya Bahari. Dia menginformasikan kapal itu tak bisa bertahan dan bakal karam. Pemilik kapal langsung merespons dengan memerintahkan KLM Afnan Jaya bergerak menuju lokasi untuk memberikan pertolongan.
Di tengah kepanikan kapal yang kian tenggelam, Suparmanto bersama lima kru lainnya, membuat rakit penyelamat dari bahan-bahan di kapal. Mereka juga menggunakan life jacket, bersiap sebelum kapal benar-benar karam.
”Yang pertama saya lakukan mengambil tindakan membuat rakit. Untuk keselamatan kru kapal, kami menggunakan life jacket,” kata Suparmanto.
Seluruh kru kapal lalu menyelamatkan diri menggunakan rakit darurat. Mereka sempat terombang-ambing di laut sekitar 12 jam lamanya. Suparmanto dan ABK akhirnya dievakuasi tim gabungan dari Basarnas, Ditpolair Polda Kalteng, KSOP Kelas III Sampit, Pos AL Samuda, dan warga sekitar.
”Sekitar pukul 22.50, Sabtu (20/7), kru kapal dievakuasi dari rakit ke KLM Afnan Jaya, kemudian dibawa ke Pos Angkatan Laut Sampit di Samuda,” kata Plh Kantor KSOP Kelas III Sampit M Amali Katjo, Minggu (21/7).
Nakhoda dan anak buah kapal (ABK) itu, lanjut Amali, dievakuasi lagi via darat ke kantor KSOP Kelas III Sampit. Mereka tiba di Minggu (21/7), sekitar pukul 07.00 WIB. Seluruh kru kapal langsung menjalani pemeriksaan medis dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Sampit.
”Seluruhnya dinyatakan sehat dan tidak ada luka. Mereka hanya mengalami dehidrasi,” katanya.
Amali menuturkan, kapal itu diberangkatkan dengan kondisi laik laut. ”Kondisi kapal bagus dan muatan sesuai tercantum di manifest (tidak over, Red),” katanya.
Menurut Amali, ganasnya gelombang membuat posisi kapal karam itu bergeser sekitar dua mil, dari sebelumnya sekitar 15 mil dari Desa Ujung Pandaran, menjadi 17 mil. Sementara itu, para korban kapal karam itu telah ditangani pemilik kapal dan diistirahatkan di hotel. (yn/ign)