SAMPIT – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian merajalela. Tim gabungan dari TNI, Polri, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, sampai kewalahan menghadapi kebakaran di Jalan HM Arsyad Km 6, Desa Eka Bahurui, Jumat (26/7).
Pantauan Radar Sampit, jalan yang sempit membuat petugas kesulitan memadamkan api yang membara sejak Kamis (25/7) siang lalu. Selain itu, minimnya sumber air juga jadi kendala. Petugas perlu waktu lama melakukan pemadaman. Di sisi lain, kebakaran yang berlangsung sekitar 22 jam itu memaksa warga mengungsi.
”Sudah dari Kamis (25/7) lalu api muncul dari arah Selatan. Setelah sorenya, angin yang cukup kencang membawa api merembet ke arah utara. Saya sekeluarga akhirnya memutuskan mengungsi. Sebab, dari sore itu asap tebal sudah mengarah ke utara (Kota Sampit, Red),” kata Nuryanti (26), warga di sekitar lokasi kejadian.
Nuryanti menuturkan, dia bersama sejumlah keluarganya datang ke lokasi kejadian untuk menghalau api yang mendekat ke kebun kelapa sawit miliknya. ”Api merembat dengan cepat lantaran. Kami sudah melakukan penjagaan sejak Kamis (25/7) malam lalu. Takutnya, lahan kami ikut terbakar,” ujarnya.
Dia mengharapkan petugas gabungan bisa segera memadamkan api yang sudah membakar lahan lebih dari empat hektare tersebut.
Sementara itu, sejumlah petugas BPBD terlihat berlarian setelah mendapat laporan api yang cukup besar membakar lahan di jalan masuk wilayah itu. Ketika pikap bermuatan satu mesin pompa dan tendon air tiba, pemadaman langsung dilakukan.
Luasnya lahan yang terbakar, membuat air sebanyak 1.200 liter tersebut tidak mampu menaklukkan api. Petugas dibantu warga terpaksa melakukan pemadaman menggunakan ember berisi lumpur.
Terpisah, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Yephi mengatakan, sejak Kamis (25/7) malam, titik panas sudah mulai terlihat dari pantauan satelit. Pada Jumat (26/7) pagi, sebanyak 12 personel gabungan tiba di lokasi kejadian.
”Sebenarnya api sudah muncul sejak Kamis (25/7) siang. Karena kami masih melakukan pemadaman di wilayah lingkar kota di selatan Jalan M Hatta, akhirnya kebakaran di Jalan HM Arsyad terus merembet ke arah utara,” katanya.
Dia menduga kebakaran di Desa Eka Bahurui tersebut dikarenakan unsur kesengajaan. Sejumlah personel Polsek Ketapang memasang garis polisi di sekitar lahan yang terbakar tersebut.
”Saat ini proses pemadaman terus kami lakukan sampai api betul-betul padam. Alhamdulillah api sudah mulai mengecil. Namun, asap yang cukup tebal mengarah ke Kota Sampit. Diharapkan masyarakat menggunakan masker,” ujarnya.
Sementara itu, kebakaran yang terus terjadi membuat asap mulai terasa menyengat, tadi malam. Sejumlah warga mengaku mencium aroma asap karhutla. Meski demikian, kondisi tersebut belum mengganggu aktivitas warga sepenuhnya.
Penegakan Hukum
Di Palangka Raya, kabut asap juga mengepung wilayah itu hingga siang hari. Asap berasal dari kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut. Selain itu, karhutla di Pulang Pisau yang bergambut juga ikut menyumbang asap.
Aparat kepolisian berupaya meredam karhutla dengan melakukan penegakan hukum terhadap para pelaku pembakaran. Hingga kemarin, Polres Palangka Raya telah menetapkan dua tersangka. Keduanya dijerat Pasal 188 KUHP Jo Pasal 25 Perda Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalteng.
Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar mengatakan, dua tersangka itu ditetapkan selama periode Januari hingga Juli. Meski jadi tersangka, keduanya tidak dilakukan penahanan atas pertimbangan tertentu. Dia juga meminta masyarakat ikut membantu mencegah karhutla dengan tidak melakukan pembakaran.
”Kami minta kepada seluruh masyarakat Palangka Raya agar tidak membakar hutan atau lahan, karena dampaknya akan mengakibatkan bencana kabut asap dan pastinya akan berhadapan dengan hukum,” tegasnya.
Sementara itu, Dandim 1016/Plk Letkol Czi Chandra Adibrata menambahkan, karhutla di Palangka Raya terjadi di beberapa titik, namun bisa ditangani tim gabungan personel Kodim 1016/Plk, Polresta Palangka Raya, Manggala Agni, BPBD, Satpol PP, dan pihak terkait.
”Kami terus lakukan pemadaman dan sejauh ini masih aman, walaupun terkadang terkendala pasokan air di beberapa lokasi. Secara global semuanya bisa ditangani dengan baik,” ujarnya saat memimpin pemadaman dan penyekatan api di Jalan Hiu Putih. (sir/daq/ign)