SAMPIT – Tragedi asap tahun 2015 silam terancam terulang. Pasalnya, kebakaran hutan dan lahan terus terjadi tanpa henti. Asap hasil produksi karhutla itu sudah menyengat dan mengganggu pernapasan, terutama saat malam hari.
Puluhan petugas dari Polri, TNI, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim hingga kemarin masih berjibaku menggempur api. Karhutla kembali terjadi di wilayah Lembur Puring, Jalan HM Arsyad, Sampit.
Kebakaran hebat itu menghasilkan asap pekat yang mengarah langsung ke wilayah perkotaan. Warga yang melihat asap tebal itu geger. Mengigatkan mereka pada tragedi asap 2015 lalu.
”Dikira awan biasa. Setelah diperhatikan betul-betul, ternyata asap,” kata Pras Giantoro.
Pras menuturkan, kabut asap mulai dirasakan saat hari mulai gelap. Menurutnya, asap yang terjadi kemarin sangat parah dibandingkan hari-hari sebelumnya. Bahkan, kabut asap itu sudah berdampak pada kesehatannya. Pras mengaku, dia sudah mulai merasakan sesak napas dan mata perih.
”Semoga kejadian ini (karhutla, Red) bisa diatasi agar tidak berdampak secara terus menerus nantinya,” ujarnya.
Untuk mengingatkan, tragedi asap 2015 lalu membuat sebagian besar warga tersiksa karena sangat pekat. Bahkan, asap itu membuat pemandangan berwarna jingga. Sejumlah warga pingsan, terutama pelajar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kotim Yephi Hartadi mengatakan, belum mengetahui jelas jumlah luas lahan yang terbakar kemarin. Namun, puluhan petugas, mulai dari TNI, Polri, dan BPBD terus berupaya melakukan pemadaman meski harus menggunakan alat seadanya.
”Terutama akses menuju TKP agak sulit karena jalannya sangat kecil, sehingga unit pemadaman sulit masuk,” katanya.
Asap yang mengarah ke perkotaan bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan warga. Dia mengharapkan masyarakat mengenakan masker saat berada di luar rumah. Hal tersebut untuk meminimalisasi gangguan kesehatan.
”Biasanya, dampak asap bakal terasa pagi hari. Namun, saya akui, kebakaran kali ini memang betul-betul menimbulkan asap yang besar dan tebal, sehingga sudah mulai terasa saat memasuki malam hari,” ujarnya.
Informasi yang diperoleh Radar Sampit, hingga pukul 18.00 WIB, sejumlah petugas masih berada di lokasi kejadian. ”Seharusnya pukul 17.00 WIB mereka kembali ke posko, tapi sampai malam mereka justru masih melakukan pemadaman,” pungkasnya. (sir/ign)