SAMPIT-Kondisi alur pelayaran Sungai Mentaya di Kabupaten Kotawaringin Timur saat ini dinilai sudah kurang memadai. Salah satunya karena kondisi alur yang sudah kurang memenuhi ke dalaman yang dibutuhkan untuk dapat menunjang pertumbuhan pelabuhan-pelabuhan. Ke depan, diharapkan alur pelayaran, khususnya lintasan kapal kapasitas besar bisa dibuat menjadi dua jalur di sungai ini.
Hal ini dibahas dalam dalam pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI). Termasuk dengan para stakeholder pengguna atau pemakai alur Sungai Mentaya, Kamis (29/8).
Dalam pertemuan itu Wakil Bupati Kotim M Taufiq Mukri berharap, ke depan alur pelayaran di Sungai Mentaya bisa dibuat dua jalur. Tujuannya agar waktu tunggu kapal untuk sandar dan bongkar muat bisa dipersingkat, mengingat kondisi alur Sungai Mentaya sekarang hanya bisa satu jalur saja.
"Pemerintah Kabupaten Kotim pada prinsipnya mendukung inisiatif dan menyambut baik maksud dan tujuan dari ABUPI untuk melaksanakan studi kelayakan, mengenai pendalaman dan pengelolaan, serta peningkatan fasilitas alur pelayaran Sungai Mentaya,” paparnya.
Ditambahkannya, revitalisasi alur Sungai Mentaya tentunya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan, khususnya di Kotim untuk menuju daerah yang mandiri di Kalteng.
Selain itu lanjut Taufiq, hal tersebut tidak lain adalah untuk mendukung kelancaran arus barang dan angkut orang. Serta percepatan pembangunan infrastruktur berbagai sektor pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan di Kotim, dari potensi pendapatan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) yang cukup besar.
"Untuk kegiatan pengusaha di pelabuhan, sangat memerlukan adanya dukungan dan tanggung jawab bersama,” tandasnya. (yn/gus)