SAMPIT – Proyek pembangunan dan peningkatan drainase di Jalan Ahmad Yani dan Jalan MT Haryono masih terus dikerjakan. Pembangunan itu nantinya juga bakal dilengkapi tempat penyaring limbah, khususnya untuk limbah padat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kotim Machmoer melalui Kepala Bidang Penataan Bangunan dan Infrastruktur Pembangunan Ahmad Taufik mengatakan, pembangunan precast (cetakan beton) yang masih terus dikerjakan di setiap saluran drainase yang dipasang di sepanjang Jalan Ahmad Yani dan MT Haryono juga dilengkapi penyaring limbah padat. Alat tersebut berbentuk seperti jaring, berbahan baja serta memiliki panjang 500 meter.
”Setiap wadah penyaring limbah padat memiliki panjang 500 meter. Jadi, misalkan panjang Jalan Ahmad Yani tiga ribu meter, wadah penyaring yang dipasang ada sekitar enam yang masing-masingnya berukuran 500 meter, sedangkan ukuran lebarnya menyesuaikan dengan precast yang ada,” kata Ahmad Taufik, Selasa (10/9).
Taufik mengatakan, wadah penyaringan limbah padat itu merupakan terobosan Pemkab Kotim dalam pencegahan banjir. Limbah padat yang dibuang masyarakat, baik sengaja atau tidak, seperti sampah plastik, lumpur, botol kaleng, dan lainnya tidak sampai mengendap atau menumpuk ke tanah yang menjadi biang penyebab banjir.
”Ke depannya semua limbah yang sengaja atau tidak sengaja dibuang masyarakat ke drainase tidak akan tertumpuk dan mengendap ke tanah, karena alat penyaring limbah ini akan diangkut ketika sudah penuh dan dibersihkan secara berkala oleh petugas drainase,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, proyek multiyears yang dimulai sejak 2018 ditargetkan selesai April 2020 dengan menelan biaya sebesar Rp 55.370.000.000. Biaya tersebut juga termasuk pemasangan alat penyaring limbah padat di setiap drainase, terutama di Jalan Ahmad Yani dan MT Haryono.
”Untuk anggaran alat penyaring limbah sudah include dengan anggaran untuk membangun proyek drainase. Saat ini masih menunggu hasil kajian. Jadi, kalau pekerjaan pembangunan drainase selesai, wadah penyaring limbah juga dipasang beriringan dan selesai bersamaan,” ungkapnya.
Mengenai pengelolaan limbah cair (tidak padat) yang dibuang masyarakat dari hasil limbah rumah makan atau oli dari hasil limbah bengkel, ditangani Dinas Lingkungan Hidup. ”Kami hanya melakukan pekerjaan teknisnya saja,” ujarnya.
Dia berharap apabila penyediaan alat penyaring limbah yang disediakan di setiap drainase Jalan MT Haryono dan Jalan Ahmad Yani dapat selesai terwujud, bisa menjadi contoh dan diikuti setiap daerah yang belum pernah menerapkannya.
”Kami harapkan apabila alat penyaring limbah padat selesai, bisa menjadi percontohan bagi daerah lain yang belum melakukannya, karena alat itu sangat perlu dan cukup membantu untuk mencegah penanganan banjir yang sering ditimbulkan karena adanya penyumbatan di saluran drainase,” tandasnya. (hgn/ign)