SAMPIT – Bara api yang masih menyala di lahan gambut nyaris melumpuhkan Bandara Haji Asan Sampit. Areal di sekitar bandara terbakar. Bahkan, api mendekati landasan pacu, (11/9). Petugas menurunkan kekuatan penuh untuk memadamkan api guna menyelamatkan fasilitas vital tersebut.
Pantauan Radar Sampit, sejak pagi sejumlah armada BPBD siaga di kawasan Bandara Haji Asan Sampit. Tim satuan petugas (satgas) gabungan pemadam kebakaran Kotim dari BPBD, Disdamkar, TNI, dan Polri, sibuk memadamkan karhutla yang diduga sudah terjadi sejak beberapa hari lalu itu.
Sejumlah petugas berpencar melakukan upaya pemadaman. Tak hanya dari jalur darat, helikopter bom air juga dikerahkan. ”Kami berusaha memadamkan titik api agar tidak sampai menyebar kemana-mana,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Muhamad Yusuf .
Dia menuturkan, seluruh armada tangki pemadaman dikerahkan menuju lokasi titik api yang berjarak sekitar satu meter dengan landasan pacu bandara tersebut. Apabila api sampai ke landasan pacu, kemungkinan besar aktivitas bandara itu bakal lumpuh.
”Kalau tidak terhalang saluran drainase, kemungkinan api bisa sampai sini (area landasan pacu),” kata Muhamad Yusuf, Rabu (11/9).
Yusuf mengatakan, luasan lahan yang terbakar di area tersebut diperkirakan mencapai 15 hektare. Saat proses pemadaman karhutla, kabut asap pekat menyelimuti area bandara.
”Kondisi bandara saat ini sangat tidak memungkinkan untuk aktivitas penerbangan. Sekarang aktivitas penerbangan memang sudah selesai, tetapi jam tiga sore nanti katanya ada pesawat yang diperkirakan dari Pangkalan Bun mendarat ke Sampit. Kemungkinan tidak bisa mendarat kalau kondisi asapnya seperti ini,” katanya.
Yusuf menuturkan, pemadaman dilakukan sejak pagi, tetapi api sudah terjadi sejak sepekan lalu di lokasi Tampulihan. Api yang membakar lahan gambut itu menjalar sampai kawasan bandara karena embusan angin.
Selain karhutla di area dekat bandara, titik api juga mengepung Kota Sampit di beberapa lokasi, seperti di Jalan Tjilik Riwut Km 8 dan 13, Jalan Jenderal Sudirman Perumahan Pandawa, Jalan Jenderal Sudirman Km 3 (belakang SPBU), Jalan Karya bersama, dan Perumahan Adi Karya Jalan Samekto.
”Puncak karhutla terjadi hari ini dan terpantau mencapai 180 titik panas. Kebakaran cukup banyak dan tersebar di beberapa lokasi. Paling parah di bandara. Petugas pemadam berpencar menangani semua titik lokasi api, tetapi yang paling diprioritaskan di sini (bandara),” ucapnya.
Lebih lanjut Yusuf mengatakan, proses pemadaman berjalan lancar. Namun, sumber air di dekat titik api sudah mengalami kekeringan karena lebih dari sepekan Kotim tak diguyur hujan.
”Proses pemadaman di bandara tidak ada kendala. Kecuali saat aktivitas jadwal penerbangan dilakukan proses pemadaman, terpaksa kami hentikan. Karena sudah beraksi sejak pagi, kebakaran bisa ditangani,” ucapnya.
Yusuf mengungkapkan, karhutla di Kotim telah menghanguskan lahan sekitar 300 hektare lahan. Semakin maraknya karhutla memunculkan kekhawatiran bencana kabut asap parah seperti tahun 2015 silam terulang lagi.
”Luasan lahan yang terbakar sudah sekitar 300 hektare, tetapi itu data sementara. Mungkin informasi yang terbaru, jumlah lahan yang terbakar lebih dari ini. Mudah-mudahan tidak sampai melebihi 500 hektare. Kami tetap berupaya melakukan pencegahan dini. Jangan sampai kabut asap terjadi seperti 2015 lalu,” ujarnya.
Letda Sus Komandan Pos Angkatan Udara Kotim Ferry Ansyari menambahkan, pemadaman karhutla di area bandara dan sekitarnya dibantu menggunakan helikopter. Sampai siang sudah dilakukan sebanyak 40 kali pengisian ke dalam tandon air. Sekali perjalanan helikopter itu mampu mengangkut air sebanyak 4.000 liter.
”Kalau sampai seharian sore nanti (kemarin, Red) kemungkinan ada 120 kali pemadaman water bombing,” kata Ferry Ansyari.
Kepala Bandara Haji Asan Sampit Havandi Gusli mengatakan, karhutla di area bandara menimbulkan kabut asap tebal. Paling parah terjadi siang hari. Namun, aktivitas penerbangan tidak sampai terganggu.
”Api sudah berada dekat dengan pagar pembatas area landasan pacu. Sejak pagi petugas sudah melakukan pemadaman, sehingga aktivitas penerbangan tetap berjalan normal sepertinya biasanya. Meskipun sempat delay, tetapi bukan karena kabut asap,” katanya. (hgn/sir/ign)