PALANGKA RAYA- Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan, tebalnya kabut asap membuat banyak rute penerbangan terganggu dan dibatalkan. Pesawat tak bisa mendarat maupun terbang karena jarak pandang terbatas.
”Dalam rangka memastikan keselamatan dan keamanan, Lion Air Group mengalami keterlambatan keberangkatan dan kedatangan. Pesawat kembali ke bandar udara keberangkatan, pengalihan pendaratan, serta melakukan pembatalan penerbangan di beberapa jaringan doemstik yang dilayani,” ujarnya.
Danang menambahkan, langkah itu ditempuh melihat kondisi saat ini yang mengakibatkan jarak pandang pendek. Tidak memenuhi persyaratan keselamatan penerbangan untuk proses lepas landas dan mendarat.
”Ada 81 penerbangan kami batalkan dan puluhan penerbangan terganggu alias delay. Saya pastikan sudah menginformasikan kepada seluruh penumpang . Bahkan, memfasilitasi kepada penumpang bagi yang akan melakukan proses pengembalian dana, perubahan jadwal keberangkatan (reschedule) sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku,” katanya.
Eksekutif General Manager (EMG) PT Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandara Tjilik Riwut Siswanto mengatakan, karena pekatnya kabut asap yang melanda wilayah Palangka Raya, hanya dua aktivitas penerbangan yang dilakukan maskapai.
”Saat ini jarak pandang masih di bawah batas minimal (800 meter). Beberapa penerbangan cancel dan delay untuk keberangkatan dan kedatangan di bandara. Kami masih melihat situasi di lapangan, menunggu kondisi lebih baik lagi,” ujarnya.
Keroyok Api
Kabut asap pekat dan menyentuh level berbahaya juga masih menyelimuti Kotim sampai kemarin sore. Sebanyak 531 titik panas terpantau melalui satelit. Dari ratusan titik panas itu, seluruhnya mencapai tingkat kepercayaan tinggi yang ditandai dengan warna merah. Artinya, titik panas itu merupakan titik api alias karhutla. Meski demikian, tadi malam, kualitas udara berangsur membaik.
Pemkab Kotim langsung menggelar rapat mendadak mencegah karhutla kian parah. Dari hasil rapat itu, disepakati seluruh Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) dan kecamatan bergerak membantu memadamkan api dengan memanfaatkan fasilitas kendaraan untuk mengakut air yang dimiliki setiap SOPD. Terutama untuk menyuplai air kepada petugas pemadam di lapangan.
Bupati Kotim Supian Hadi mengatakan, saat ini tim di lapangan jumlahnya sangat terbatas. Titik api dan kebakaran cukup banyak, sehingga kekurangan personel memadamkan api. Upaya yang dilakukan bukan hanya dari darat, namun juga udara karena luasnya lahan yang terbakar dan kurangnya petugas membuat kebakaran sulit dikendalikan.
”Hingga saat ini luasan lahan yang terbakar sekitar 400 hektare lebih. Lokasinya banyak terdapat di daerah selatan dan perkotaan," kata Supian.
Setiap SOPD, instansi vertikal, dan kecamatan, diminta menyiapkan mobil angkutan air menggunakan profil tank. SOPD dapat membantu menyuplai air kepada tim pemadam di lapangan. Hal itu untuk membantu truk air yang selama ini harus bolak-balik mengambil air.
”Teknisnya atur saja bagaimana, yang pasti saya ingin 24 jam mobil angkutan air tersebut siap membantu mengambil air untuk pemadaman," ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini banyak sungai yang sudah kering, sehingga untuk mengambil air cukup jauh dan memerlukan waktu. Dengan adanya suplai air dari angkutan SOPD, minimal akan mempercepat pemadaman, karena setiap mobil bergantian mengambil air ke sungai.
”Dengan semuanya bergerak, penanganan kebakaran akan lebih cepat dilakukan, sehingga api dapat dengan cepat dikendalikan," ujarnya.
Dia melanjutkan, dua unit helikopter tetap fokus memadamkan api melalui udara ke lokasi yang sulit dijangkau. Posko bantuan air juga akan dibagi tiga titik, yakni Dinas PUPR untuk arah ke selatan, Basarnas untuk arah utara, dan kantor BPBD untuk arah ke barat, wilayah Jalan Jenderal Sudirman.
Supian menegaskan, mobil angkutan air tersebut harus siap selama 24 jam, sehingga kapan diperlukan air langsung dapat membantu tim damkar dan BPBD memadamkan api. Setiap SOPD menugaskan minimal empat orang pegawainya untuk bergantian setiap harinya menyuplai air.
Pemkab Kotim akan membantu menyiapkan profil tank, selang, dan alkon untuk mendistribusikan air. Untuk mengisi profil tank akan dipusatkan di daerah Inhutani dan petugas yang mengisi air juga harus siaga 24 jam di tempat pengisian.
”Saya yakin dengan pola kerja sama ini penanganan karhutla akan cepat teratasi. Terlebih ada sekitar 50 SOPD yang akan bergerak membantu menyuplai air untuk BPBD dan Damkar," pungkasnya. (daq/dc/ign)