PALANGKA RAYA – Peta politik menjelang Pilkada Kalteng kian menarik. Sugianto Sabran selaku petahana yang pada Pilkada 2015 lalu didukung penuh keluarga besarnya selaku pengusaha sukses di Kabupaten Kotawaringin Barat, bisa kekurangan dukungan dari lingkaran keluarganya.
Dukungan keluarga Sugianto yang juga Gubernur Kalteng bisa terbelah apabila Partai Golkar mengusung Abdul Razak sebagai calon gubernur. Ketua DPD Golkar Kalteng saat ini dipimpin Ruslan yang merupakan paman Sugianto. Sugianto sebelumnya telah mendaftar ke DPD PDIP Kalteng. Dia berniat maju dari partai itu.
Nama Razak diusulkan kian kuat. Sebagai kader yang cukup senior, Abdul Razak mendapat dukungan dari berbagai lini partai untuk dicalonkan.
Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Siti Nafsiah mengatakan, menguatnya dorongan agar partai mengamanahkan Abdul Razak sebagai calon gubernur, secara tidak langsung akan membuat peluang kader partai lain untuk mencalonkan diri menggunakan perahu Golkar mengecil.
”Jadi, Golkar hanya untuk calon KH 1 (calon gubernur, Red), mengingat semakin kuatnya dorongan untuk Pak Razak. Aritnya, kalau untuk penjaringan nanti, kami (Golkar, Red) hanya akan mencari calon wakil gubernur,” katanya usai Forum Diskusi Kader, Sabtu (21/9) malam.
Dukungan tersebut, katanya, sudah mewakili semua kepengurusan partai, baik dari sisi anggota fraksi, kader, dan pihak terkait lainnya. Bahkan, sejumlah organisasi sayap telah mendeklarasikan diri mendukung Abdul Razak maju menjadi calon gubernur pada Pilkada Kalteng 2020.
Meski dukungan dari sejumlah pihak tersebut belum resmi secara aturan partai, namun setidaknya respons dari anggota dan kader menunjukkan keinginan besar agar Partai Golkar mengusung kadernya sendiri sebagai calon gubernur.
”Memang, saat Forum Diskusi Kader, kami juga sudah menggali potensi yang ada dari bawah. Meski forum ini bukan sebagai pengambilan keputusan, namun dukungan tersebut kami perhatikan. Mengenai hal ini, tentu akan kami jalankan sesuai mekanisme partai,” ucapnya.
Disinggung mengenai partai politik yang akan berkoalisi dengan Golkar untuk memenuhi persyaratan dukungan, Siti Nafsiah enggan memberikan informasi. Namun yang pasti, soal koalisi sedang berproses, termasuk melihat siapa yang potensial menjadi calon wakil gubernur.
”Nantilah soal bocoran siapa yang akan berkoalisi dengan Golkar. Ya, ada saatnya kami sampaikan, yang pasti saat ini masih kita proses,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, apa pun nanti keputusan partai maka harus didukung dan diikuti semua kader, sehingga diingatkan tidak ada pihak yang menyimpang dari aturan partai. Terlebih Golkar memiliki aturan main tersendiri.
”Tentunya ada aturan main kalau sampai tidak loyal dengan partai. Ya, sekalipun itu kepala daerah, selama dia bagian dari Golkar, harus mengikuti aturan,” tegasnya. (sho/ign)