PALANGKA RAYA – Peta politik Pilkada Kalimantan Tengah (Kalteng) kian seru. Sejumlah figur berburu dukungan dengan mendaftarkan diri ke sejumlah partai politik. Para tokoh yang berniat maju itu merupakan elite parpol, kepala daerah, dan mantan kepala daerah. Pilkada bakal menyajikan pertarungan para bintang politik Kalteng itu.
Mereka adalah Bupati Barito Utara Nadalsyah yang mendaftarkan ke PDIP. Kemudian, ada mantan Wali Kota Palangka Raya HM Riban Satia yang juga mendaftar di PDIP. Selanjutnya, Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kalteng Abdul Razak mendaftar ke Demokrat dan Gerindra.
Sejumlah nama tersebut merupakan figur yang menguat dalam bursa pencalonan gubernur. Bahkan, tak sedikit partai politik yang memasukan mereka dalam daftar penjaringan calon kepala daerah.
Nadalsyah, misalnya, pria yang juga Ketua DPD Partai Demokrat ini cukup kuat dalam bursa Pilkada Kalteng. Bahkan mampu menjadi daya tarik sejumlah partai politik, di antaranya Golkar dan NasDem. Bahkan, PDIP sebelumnya juga mengakui kekuatan figur Nadalsyah.
”Saya mendaftar ke PDIP ini karena memang partai saya, Demokrat, tidak cukup kursi untuk mencalonkan sendiri. Saya sudah pertimbangkan dan hari ini saya putuskan maju menjadi calon gubernur Kalteng,” katanya, Jumat (27/9).
Dia optimistis mendapat amanah dari partai untuk menjadi bakal calon gubernur, meski di satu sisi sudah ada petahana yang lebih dahulu mendaftar ke PDIP. Menurutnya, baik kader atau di luar kader, termasuk petahana, sama-sama berikhtiar mendapatkan yang terbaik.
Nadalsyah optimistis menjadi yang terbaik untuk mendapatkan amanah partai. Terlebih keberadaan Partai Demokrat akan menjadi nilai tambah bagi dirinya dalam proses penjaringan.
”Saya tidak minder, sekalipun sudah ada Pak Sugianto (petahana, Red) mendaftar duluan. Yang namanya politik itu, kalau sudah berani menyatakan sikap, berarti urat takutnya hilang,” katanya menegaskan.
Nadalsyah mengaku dirinya sudah melakukan berbagai pertimbangan untuk menentukan PDIP sebagai yang bertama untuk berkoalisi. Partai berlambang banteng moncong putih itu memiliki pengaruh cukup besar, mengingat tampuk pimpinan di pemerintah pusat merupakan orang PDIP. Meski demikian, dia tetap melakukan komunikasi dengan partai lain.
”Saya mendaftar di PDIP bukan berarti harus melepas almamater (jabatan di Demokrat, Red). Karena kalau nanti menjadi gubernur, tidak ada lagi istilah milik Demokrat atau tidak ada lagi istilah milik PDIP,” tegasnya.
Sementara itu, Riban Satia yang kembali mencoba peruntungannya dalam ajang pesta demokrasi kali ini juga patut diperhitungkan. Meski pada Pilkada 2015 gagal maju sebagai calon gubernur, rekam jejaknya sebagai wali kota selama dua periode tentunya akan berpengaruh terhadap hasil survei.
Riban mengakui, sejak menyelesaikan masa tugasnya sebagai Wali Kota Palangka Raya, dia memutuskan ingin beristirahat dan tidak menyibukkan diri dengan urusan birokrasi dan politik. Namun, mendekati masa pejaringan calon kepala daerah, banyak dukungan berdatangan yang meminta dia maju sebagai peserta pilkada.
”Awalnya saya sudah putuskan untuk berhenti dari hiruk pikuk birokrasi. Tapi, karena ada dukungan yang menyebutkan saya masih dibutuhkan, ya saya coba lagi. Inilah yang membuat tumbuh rasa saya untuk maju,” kata Riban.
Meski demikian, Riban menegaskan, dirinya tidak terlalu bernafsu menjadi salah satu kontestan. Hal itulah yang juga menjadi alasan kenapa dia tidak mendaftarkan diri di partai politik lainnya.
Riban menuturkan, untuk ikut bertarung menjadi salah satu kontestan pilkada harus memiliki kekuatan dari semua sisi. Terkait hal tersebut, dia mengakui tidak ada persiapan sedikit pun, khusususnya dari segi finansial.
”Saya hanya menunggu pintu hidayah saja. Persoalanya lolos atau tidak, itu nanti dilihat. Karena soal pengalaman kebatinan sudah saya rasakan. Jadi, intinya, tidak mau terlalu optimistis dengan yang ini,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Kalteng Abdul Razak yang juga berburu dukungan dari sejumlah partai politik, memiliki kans besar mendapat kepercayaan untuk diusung sebagai bakal calon gubernur.
Selain sudah lama berkecimpung dalam dunia legislatif, Abdul Razak merupakan mantan Bupati Kotawaringin Barat, yang tentunya memiliki pengaruh besar dalam meraup dukungan apabila nanti mendapat amanah sebagai calon gubernur.
”Sama dengan mereka yang lain lah. Saya memutuskan untuk maju karena adanya dukungan, khususnya dari orang-orang Golkar sendiri,” kata Razak.
Golkar hanya memiliki tujuh kursi yang artinya, partai berlambang pohon beringin ini harus berkoalisi untuk mendaptkan dua kursi lagi. Terkait hal tersebut, Razak menegaskan, akan mendaftar lagi ke partai lain untuk mendapatkan dukungan lebih banyak.
”Kalau untuk calon wakilnya tentu sudah ada gambaran dan opsi-opsinya. Tapi, siapa saja orangnya itu tidak bisa disampaikan,” katanya.
Dia menegaskan, keinginannya memutuskan maju tidak bertujuan untuk mematahkan langkah Sugianto Sabran kembali bertarung dalam pesta demokrasi ini. Sebab, semua orang punya kesempatan yang sama mendapatkan amanah partai.
”Tidak, tidak seperti itu, karena ini kan baru pendafataran. Semua orang punya kesempatan yang sama,” ujarnya.
Pinang Petahana
DPD Partai Gerindra Kalimantan Tengah (Kalteng) mengambil langkah politis dengan meminang petahana dalam penjaringan kepala daerah yang tengah dilakukan. Hubungan antara Sugianto Sabran dan Gerindra dalam pesta demokrasi bukan barang baru. Pasalnya, partai salah satu pengusung Sugianto pada Pilkada 2015 lalu.
Ketua Tim Penjaringan Calon Kepala Daerah Partai Gerindra Kuwu Senilawati mengatakan, langkah meminang petahana untuk menjadi bagian partai dalam pesta demokrasi nanti karena pihaknya ingin mengulang capaian manis saat pilkada sebelumnya.
”Ini bukan untuk Partai Gerindra dan bukan juga untuk Pak Sugianto. Tapi, kami ingin menjaring putra-putri terbaik Kalteng untuk pilkada. Dan memang sejarahnya dulu Gerindra juga mengusung beliau (Sugianto, Red),” katanya.
Meski telah meminang petahana, dia menegaskan, pihaknya tidak tutup mata terhadap kader lain, terutama dari partai sendiri. Sampai saat ini cukup banyak tokoh yang mendaftar dan dari sisi penilaian tidak jauh berbeda dengan Sugianto Sabran.
”Kami terbuka siapa pun orangnya. Banyak tokoh-tokoh yang mendaftar ke kami dan yang akan mendaftar pun sudah berkomunikasi dengan kami,” katanya.
Sementara itu, Sugianto mengaku sangat terhormat dipinang Gerindra, mengingat partai itu merupakan salah satu yang mendampinginya saat Pilkada 2015 lalu. Di satu sisi, dia sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah partai politik untuk menyiapkan langkah menghadapi persaingan.
Selain partainya sendiri, yakni PDIP, Sugianto telah melakukan pendaftaran di Partai NasDem. Kemudian berkomunikasi dengan PKS, PPP, dan Perindo. Dia beralasan mendekatkan diri dengan sejumlah parpol tersebut tidak semata untuk mendapat dukungan, tapi sebagai bentuk menjalin komunikasi.
”Kalau PDIP, NasDem dan Gerindra kan sudah ada kejelasan. Tapi, untuk PKS, PPP, dan Perindo, kami hanya komunikasi. Kalau soal mereka mendukung, ya nanti kami bicarakan,” ucapnya. (sho/ign)