Mimpi-mimpi bersemi ketika Kalteng Putra menembus kompetisi sepak bola tertinggi negeri. Demi menjaga gengsi, pemain bertalenta tinggi dibeli. Di tengah perjalanan, kerasnya persaingan mengempaskan mimpi itu di jurang degradasi.
LAPORAN DODI
Publik sepak bola Bumi Tambun Bungai girang luar biasa manakala Kalteng Putra sukses menembus kompetisi Liga 1 Indonesia. Kerja keras tim dan manajemen Laskar Isen Mulang terbayar lunas ketika Kalteng Putra menundukkan Persita Tangerang 2-0 di Stadion Pakansari Bogor, 2 Desember 2018 silam.
Mimpi yang sejak lama disemai itu akhirnya jadi kenyataan. Di pertandingan penentu itu, Kalteng Putra menyusul PSS Sleman dan Semen Padang yang lolos lebih dulu. Sejarah baru tercipta dalam dunia sepak bola Kalteng. Publik menyambutnya dengan gegap gempita.
Sebagai tim promosi, Kalteng Putra langsung pamer gengsi. Tak tanggung-tanggung, manajemen memasang target setinggi langit, juara Liga 1. Minimal berada di urutan tiga besar klasemen.
Demi mewujudkan mimpi itu, sejumlah pemain bertalenta tinggi diburu. Bahkan, nama bintang sepak bola dunia sempat masuk daftar belanja, seperti Zlatan Ibrahimovic, misalnya.
Pemain timnas Swedia itu namanya sempat disebut-sebut masuk target pembelian. Ada pula Diego Forlan, mantan bintang asal Uruguay yang juga disebut-sebut sudah ada komunikasi.
”Kami ingin pemain Liga 1 yang terbaik karena tidak ingin menumpang lewat. Bahkan, Kalteng Putra punya keinginan menjadi juara," kata Agustiar Sabran, CEO Kalteng Putra, 21 Desember lalu, dikutip dari laman Liga Indonesia.
Namun, angan mendatangkan pemain kelas dunia itu tak kesampaian. Mereka menolak pinangan Kalteng Putra. Gagal mendapatkan pemain dunia, Kalteng Putra berburu pemain kelas nasional.
Hasilnya, sejumlah pemain asing dan pemain top Liga 1 berhasil direkrut, di antaranya, Yohanes Ferinando Pahabol, Patric Steve Wanggai, Onorionde Kughegbe John (Nigeria), Wasyiat Hasbullah, I Gede Sukadana Pratama, Dimas Galih Pratama, dan lainnya.
Skuad yang membawa Kalteng Putra lolos Liga 2 dirombak habis-habisan. Termasuk Pelatih Kas Hartadi yang diganti Gomes De Oliveira, mantan pelatih Madura United. Perombakan itu sekaligus menandai era baru Kalteng Putra mengarungi kancah liga top nusantara.
Harapan Kalteng Putra akan jadi bintang baru di Liga 1 kian membuncah saat Laskar Isen Mulang memperlihatkan performa mentereng di Piala Presiden. Sejumlah klub papan atas Liga 1 dilibas, seperti PSM Makassar (juaga Liga 1 Musim 2018) (1-0), Persipura Jayapura (3-1), Persija Jakarta (1-1, penalti 4-3).
Langkah Kalteng Putra di Liga Presiden terhenti di babak semifinal setelah kalah duel secara beruntun dengan Arema FC dengan skor masing-masing 3-0 untuk leg pertama dan leg kedua. Meski demikian, prestasi menembus semifinal itu kian menyemai mimpi Kalteng Putra untuk jadi juara Liga 1.
Awal-awal bergulirnya Liga 1, Kalteng Putra sempat bercokol di sepuluh besar klasemen. Namun, permainan Kalteng Putra kian tak stabil. Memasuki pekan ke-6, Kalteng Putra kalah lima kali berturut-turut.
Permainan Kalteng Putra di lapangan hijau cenderung tak stabil. Apalagi jika bermain di luar kandang. Kalteng Putra terus keteteran. Hingga menjelang pekan ke-23, posisi Kalteng Putra melorot ke peringkat 17 dengan poin 20. Peringkat dua dari bawah, di atas Semen Padang.
Laskar Isen Mulang tertatih meniti kerasnya persaingan Liga 1. Mimpi besar yang disemai di awal musim, meredup dengan fakta di lapangan hijau. Masih tersisa 13 pertandingan hidup mati bagi Kalteng Putra, peluang agar bisa bertahan di Liga 1.
Terus melorotnya peringkat Kalteng Putra, menurut pengamat sepak bola Kalteng Budiantoro, bisa disebabkan olengnya pasukan Laskar Isen Mulang akibat ada sejumlah pemain bagus yang dilepas, seperti Antoni, Hendipo, dan Diogo Campos.
”Mungkin karena itu kondisi Kalteng kurang maksimal, walaupun memang ada tambahan dan pengganti pemain lain. Selain itu, ada pula faktor lainnya. Apalagi kalau main di kandang, seolah-olah Kalteng Putra dikerjai wasit,” katanya.
Menurut Budiantoro, komposisi pemain Kalteng Putra saat ini sebenarnya sudah tepat. Apalagi ada beberapa mantan pemain timnas, seperti Patrich Wanggai dan Pahabol. Karena itu, Budiantoro optimistis Kalteng Putra bisa bertahan di liga satu.
Agar Kalteng Putra bisa bertahan di Liga 1, menurut Budiantoro, seluruh pemain harus menjaga kekompakan tim serta menjaga semangat pantang menyerah. Meraih poin dalam laga di kandang menjadi sesuatu yang tak boleh ditawar.
Data statisik Kalteng Putra memang memperlihatkan tren positif ketika bertanding di Stadion Tuah Pahoe yang baru beberapa pekan digunakan, yakni dengan tiga kemenangan dan dua kali imbang. Stadion itu masih suci dari kekalahan. Dukungan suporter memberikan energi positif bagi pemain.
”Masih banyak laga di kandang, sehingga harus dimenangkan tanpa harus imbang apalagi kalah,” katanya.
Pendukung Kalteng Putra, Hendra, mengatakan, melorotnya peringkat Kalteng Putra bisa jadi karena dukungan dari manajemen yang kurang maksimal. ”Harus lebih memperhatikan tim. Saya menilai komposisi pemain sudah tepat, hanya memang perlu lebih intens latihan untuk menyamakan permainan sehingga cocok,” ujarnya.
Tetap Optimistis
Pelatih Kalteng Putra Gomes De Oliveira mengatakan, terseok-seoknya Kalteng Putra ada banyak faktornya. Salah satunya hilangnya pemain berkualitas di pertengahan musim.
”Pemain itu harusnya dijaga ketat agar tidak pindah. Harus juga dimanjakan dalam banyak hal. Manajemen dan seluruh tim harus semakin mendekat dan kompak. Jangan hanya untuk saya, dekati juga pemain. Manjakan dan beri dukungan agar bisa tampil lebih maksimal lagi,” katanya.
Meski demikian, Gomes tetap optimistis Kalteng Putra akan tetap bertahan di Liga 1. Dia yakin Kalteng Putra akan kembali ke trek kemenangan. ”Apalagi saat ini kita memiliki semangat dan daya juang untuk mengangkat Kalteng putra lebih baik ke depannya. Saya yakin sepuluh besar akan dicapai nantinya,” tuturnya.
Dari 13 laga yang akan dimainkan Kalteng Putra, tujuh di antaranya laga kandang dan empat laga tandang. Laga kandang di antaranya melawan Persela Lamongan, Persib Bandung, PSM Makassar, Tira Persikabo, Madura United, Persipura Jayapura, dan Persija Jakarta.
Kemudian, laga tandang, di antaranya melawan PSS Sleman, Borneo FC, Semen Padang, Bhayangkara, Arema FC, dan PSM Makasar (laga tunda). Apabila semua laga kandang berhasil dituntaskan dengan kemenangan, Kalteng Putra memiliki asa kembali berkompetisi di liga yang sama musim depan.
Gomes menuturkan, tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola. ”Kami masih punya 13 laga dan terus berjuang. Tidak ada kata menyerah dan para pemain bekerja secara profesional untuk tim. Maka itu, kami yakin bisa keluar dari zona degradasi dan raih kemenangan,” ujarnya..
Dadang Apriyanto, salah satu penggawa Kalteng Putra di lapangan mengatakan, komposisi pemain sebenarnya tak kalah dengan tim lainnya di Liga 1. Hanya saja, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, di antaranya kerja sama tim, kekompakan, dan komunikasi.
Sementara itu, CEO Kalteng Putra Agustiar Sabran melalui Sekretaris Sigit Wido mengaku tak menyangka Kalteng Putra bisa terbenam di zona degradasi. ”Itulah sepak bola. Sesuatu yang tidak bisa kita prediksi, bisa saja terjadi,” tuturnya.
Menurut Sigit, dari pandangan manajemen, Kalteng Putra bisa sampai kesulitan bersaing di Liga 1 memang berdampak tak baik. Apalagi Kalteng Putra harus kehilangan pemain berkualitas, seperti Hedipo dan Campos.
”Hedipo mengaku izin pulang tetapi malah gabung ke klub lain. Campos juga pergi, pindah ke klub lain dan tidak bisa dipaksakan. Pokoknya, kalau pemain seperti itu tidak mungkin dipertahankan karena hatinya sudah bukan di Kalteng Putra,” ujar Sigit.
Sigit menegaskan, pelatih harus bisa memaksimalkan pemain yang ada dan pelatih berpikir bagaimana caranya bisa mengangkat prestasi Kalteng Putra. ”Hal paling utama bertahan di liga satu musim ini dan musim depan,” ujarnya. (daq/ign)