SAMPIT – Kasus perampokan menghebohkan sejumlah warga tadi malam (11/10). Sekitar pukul 19.00 WIB, toko seluler di kawasan Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit, Maitri Cell, kerampokan. Uang sekitar Rp 48 juta berhasil digasak pelaku. Namun, Radar Sampit menemukan sejumlah kejanggalan dari kasus itu.
Informasi yang dihimpun, pemilik toko sedang berada di luar negeri. Saat kejadian, toko itu dijaga keponakannya, Djie Sau Fung (21). Kejadian berlangsung ketika suasana di sekitar toko sedang sepi. Toko-toko di sebelahnya tidak ada yang buka.
Kapolsek Ketapang AKP Wiwin Junianto Supriyadi menuturkan, aksi pencurian dengan pemberatan itu terjadi saat korban membuka brankas. Tiba-tiba datang satu orang pelaku dan langsung menodongkan senjata tajam jenis celurit ke leher korban.
”Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Kami masih berupaya mengumpulkan lebih banyak barang bukti untuk mengungkap tersebut,” ucap Wiwin saat ditemui di ruangannya.
Penelusuran Radar Sampit, ada sejumlah kejanggalan dari kasus itu. Saat kejadian, penjaga toko meminta seorang juru parkir, Hadi, membelikan minuman dingin. Hadi mengaku baru kali itu penjaga toko tersebut memintanya membelikan minuman.
”Tidak biasanya Engkoh (panggilan untuk Djie Sau Fung, Red) minta dibelikan minuman dengan saya. Entah kenapa Engkoh menyuruh saya," tuturnya.
Setelah membelikan minuman dingin, Hadi langsung memberikan kepada penjaga toko beserta uang kembalian. Namun, dia justru mendapat kabar toko tersebut dirampok sesaat setelah dia pergi membeli minuman dingin.
Hadi sempat tak percaya setelah mendengar pengakuan korban. Sebab, di lokasi kejadian, para pedagang di depan lokasi kejadian sudah mulai berjualan. Namun, tidak ada satu pun dari mereka mengetahui kejadian tersebut.
”Sepertinya, saat dirampok, korban ini (Djie Sau Fung, Red) hanya bisa diam dan pasrah. Herannya lagi, kenapa tidak teriak minta tolong. Kan di depannya banyak orang berjualan pakaian,” ujar Hadi.
Menurut Hadi, korban sempat menceritakan, dua pemuda berbadan tinggi menggunakan jaket menodongnya menggunakan celurit saat dia membuka brankas uang toko. Karena merasa takut, penjaga toko memberikan uang yang saat itu berada dalam brankas.
Keterangan itu berbeda dengan yang disampaikan polisi yang menyebutkan pelakunya hanya satu orang. Setelah perampok pergi, Djie Sau Fung tak berteriak atau meminta tolong karena syok.
”Saat pelaku melarikan diri, paling tidak korban langsung bilang kepada warga lainnya kalau dirinya telah dirampok. Tapi, malah sebaliknya, korban justru diam saja dan langsung menutup toko,” ujarnya.
Kejanggalan lainnya, kamera CCTV di dalam toko saat itu sedang mati. Selain itu, di area parkiran juga tidak menangkap rekaman seseorang yang mencurigakan atau tengah melarikan diri saat jam kejadian. Hal itu membuat polisi belum bisa mengidentifikasi pelaku. (dia/sir/ign)