Sampit menjadi pengalaman pertama Agung Ari Wibowo bertugas di luar Jawa. Dia menggantikan Rachmat Irfan Syam sebagai Pemimpin BRI Cabang Sampit sejak September 2019 lalu.
=====
Meski baru pertama tugas di Kalimantan, Agung tak kesulitan beradaptasi. Apalagi pembawaannya yang supel, membuat dirinya cepat berbaur dengan para pejabat pemerintahan dan swasta, pegawai BRI, maupun mitra perbankan.
Kegemaran berolahraga juga membuat dia lebih sering berinteraksi dengan berbagai kalangan. Apalagi hobinya tak hanya satu jenis olahraga. Mulai dari jogging, tenis lapangan, bola voli, hingga basket. ”Sekarang saya lagi belajar golf. Selain sehat, kita jadi banyak teman melalui olahraga,” ucap Agung saat ditemui Radar Sampit di Kantor Cabang BRI Sampit, Jumat (15/11) sore.
Selain olahraga, suami Rianingsih ini juga hobi memasak. Di tempat tugas sebelumnya, dia sering kali memasak dalam porsi besar untuk dimakan bareng para pegawainya saat ada waktu luang. ”Kalau di Sampit, masak di rumah, dibawa ke kantor. Nanti kalau cafe kantor sudah jadi, bisa untuk masak juga,” ujarnya.
Sejak tugas di Sampit, Agung mulai belajar bahasa Banjar. Bahasa Banjar jelas berbeda dengan bahasa tempat kelahiran Agung di Boyolali. Ketika tugas di Malang, Jawa Timur, Agung tak kesulitan dengan bahasa lokal. Sebab, banyak kosa kata yang sama antara bahasa Jawa di Malang dan Boyolali. Namun Ketika di Sampit, dia harus menghafal kosa kata Bahasa Banjar. Seperti ulun (saya), ikam (kamu), sidin (beliau), bungas (cantik), himung (senang), ampih (berhenti), dan lainnya.
”Sekarang sedang belajar, dan saat ngomong Banjar masih sering diketawain,” ujarnya.
Bukan tanpa alasan Agung belajar bahasa Banjar. Bahasa Banjar menjadi sarana percakapan dan pergaulan sehari-hari di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, maupun Kalimantan Timur. Belajar bahasa Banjar juga sebagai wujud cinta budaya daerah.
Selain ngobrol dengan Radar Sampit tentang awal tugasnya di Sampit, Agung juga bercerita perjalanan karirnya di BRI yang dimulai tahun 2005. Usai lulus kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Agung mengikuti tes penerimaan pegawai BRI dan BCA. Ternyata Agung lolos masuk dua-duanya sehingga harus menentukan satu pilihan. Akhirnya dia pilih BRI.
”Ayah saya bekerja di BRI. Orang tua bisa menyekolahkan saya karena kerja di BRI. Jadi saya pilih BRI,” ujar ayah dari Ghassani Jati Pradana dan Rianingsih ini.
Agung mengawali karir sebagai customer service di BRI Kantor Cabang Klaten. Tahun 2009, Agung mutasi ke kantor pusat BRI Jakarta sebagai analis risiko kredit 1. Tahun 2015 menjabat sebagai Manager Pemasaran di Kantor Cabang BRI Jakarta Gatot Subroto. Satu tahun kemudian pindah ke Kantor Cabang BRI Malang Kawi sebagai Pemimpin Cabang Pembantu. Tahun 2018, Agung digeser ke Kantor Cabang BRI Semarang Ahmad Yani sebagai Pemimpin Cabang Pembantu. Dan sejak September 2019, menjabat sebagai Pemimpin Cabang BRI Sampit.
”Saya mengawali karir dari customer service, jadi enggak pernah menyangka bakal menjadi pemimpin cabang,” katanya.
Setiap mendapat posisi baru, pria asal Boyolali ini selalu menerapkan learning by doing. Dengan cara ini, pengetahuan dan pemahaman akan lebih cepat terserap. Sebab, terkadang pendidikan dan pelatihan resmi cenderung sulit diserap Namun, ketika menghadapi persoalan secara langsung, justru bisa terselesaikan dengan baik.
Pria yang pernah gagal masuk Akademi Kepolisian ini juga memiliki gaya kepemimpinan yang demokratis. Para bawahannya dapat menyuarakan pendapat secara leluasa sehingga dia bisa melihat masalah dari sisi yang berbeda.
”Dengan para pegawai di sini, saya sering kali memposisikan diri sebagai teman. Kapanpun karyawan menghubungi saya lewat WA group maupun japri (jalur pribadi), saya layani. Dengan cara ini, komunikasi akan lebih cair,” ujarnya.
Dengan mendengarkan masukan-masukan dari orang-orang yang dipimpinnya, pemecahan masalah akan dirasakan sebagai usaha bersama sehingga memperkuat kerja sama tim.
Di mata para karyawannya pun, Agung memiliki karakter pemimpin yang karismatik. Dia memiliki sifat ramah, tutur kata yang baik, dan menunjukan rasa peduli kepada orang lain. Meskipun begitu, dia tetap memiliki wibawa dan aura kepemimpinan yang dapat dirasakan oleh orang sekitarnya.
"Saya memiliki motto: hormatilah sesama, sayangi selalu keluarga dan kedua orang tua. Saya juga selalu ingat pesan orang tua, ‘dimanapun bekerja dan apapun jabatanmu, hormatilah orang yang lebih tua.’ Jika kita selalu berusaha berbuat baik, menghargai, dan menghormati, insyaAllah kita juga akan diperlakukan dengan baik,” ujar putra dari pasangan Mardi Siswanto & Sri Hastuti ini.
Agung juga selalu membiasakan diri untuk selalu berbuat kebaikan, minimal tiga kebaikan dalam sehari. Ada banyak kebaikan yang bisa dilakukan, mulai dari senyum, ibadah, menolong orang di jalan, bersedekah, dan banyak lagi.
”Setiap orang punya kesempatan sama untuk berbuat baik. Kebaikan yang kita lakukan, tak hanya membuat orang sekitar senang, tapi juga membuat diri kita bahagia,” ujarnya.
Selama menggeluti dunia perbankan, ada berbagai tantangan yang dihadapi. Di antaranya, nasabah yang macet dalam mengangsur kredit. Saat ini, sistem kredit banyak digunakan oleh para pengusaha yang ingin mewujudkan cita-cita menjadi wirausahawan, namun terkendala modal. Walau begitu, sistem kredit tidak selalu berjalan mulus. Ada berbagai masalah yang dapat menyebabkan kredit macet.
Terdapat beberapa prosedur untuk mengelola kredit yang bermasalah. Secara garis besar yang dilakukan bank adalah mengumpulkan informasi, menganalisis permasalahan, kemudian mengambil tindakan yang paling tepat.
”Kami selalu utamakan pendekatan kekeluargaan, berprasangka baik terhadap nasabah, dan mempertimbangkan apakah masalah tersebut dapat diselesaikan tanpa jalur hukum sehingga hubungan baik dengan nasabah tetap terjaga. Bagaimana pun BRI besar juga karena adanya nasabah,” ujarnya.
Tantangan lainnya adalah persaingan bisnis perbankan yang semakin sengit. Sektor usaha mikro yang selama ini jadi core bisnis BRI, turut menjadi bidikan bank lain. Sengitnya persaingan bisnis perbankan juga mewajibkan BRI terus berinovasi dan mendekatkan diri dengan nasabah. Salah satu agenda besar yang disiapkan bank pelat merah ini adalah Pesta Rakyat Simpedes (PRS). Ada banyak rangkaian acara dalam event bertajuk ”Berbagi Suka se-Indonesia”. Mulai dari panggung PRS, Pawai PRS, donor darah, cek kesehatan gratis, Panen Hadiah Simpedes. ”Acara kami gelar di Monumen Jelawat tanggal 7 dan 8 Desember,” ujarnya. (yit)