SAMPIT – Sebanyak 750 peserta dipastikan akan terlibat dalam event Sampit Ethnic Carnival (SEC) 2019 yang digelar Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Minggu (15/12) besok. Event tahunan yang terpusat di Taman Kota Sampit itu bakal menyedot perhatian puluhan ribu pasang mata, baik dari Sampit maupun luar daerah.
Kepala Disbudpar Kotim Fajrurrahman mengatakan, konsep tahun ini menampilkan budaya dari pedalaman dengan tema In Land Culture Of Dayak. Tak hanya menampilkan busana karnaval, namun juga kental unsur budaya.
”Sehingga nanti akan ada tarian lokal, juga body painting. Jadi, tidak hanya menampilkan busana karnaval saja," tuturnya.
Dia menambahkan, hadirnya event itu untuk memberi kesempatan kepada komunitas budaya dan daerah untuk berperan aktif dalam rangka melestarikan budaya bangsa. Selain itu, juga untuk melestarikan ragam budaya masyarakat Kotim.
”Adanya event ini juga untuk meningkatkan kerja sama dan kebersamaan daerah dengan daerah lain dalam upaya melestarikan, mempromosikan, serta menumbuhkan budaya dan kepariwisataan daerah," katanya.
Kegiatan itu akan menampilkan tari kolosal yang diikuti 160 orang penampil, serta sebanyak 17 grup tari. Pemkab Kotim telah menyiapkan hadiah total uang sebesar Rp 135 juta bagi peserta yang mengikuti lomba SEC 2019.
"Ada lima lomba yang akan digelar, di antaranya kostum carnival tiga sub kategori, body painting motif pedalaman, lomba busana pengantin pedalaman, lomba tari daerah pedalaman, dan lomba photography," jelasnya.
Hingga hari terakhir pendaftaran yang ditutup Jumat (13/12), lanjutnya, antusiasme peserta yang mendaftar juga datang dari luar kota. Seperti Palangka Raya, Pangkalan Bun, dan Banjarmasin.
Sementara itu, kostum carnival terbagi dua kategori, yakni kelompok pelajar, mahasiswa, umum, serta struktur organisasi perangkat daerah (SOPD). Diharapkan akan lebih banyak lagi muncul kreativitas dalam menampilkan kostum.
Fajrurrahman menginginkan peserta lebih mengeksplorasi budaya dan suku Dayak pedalaman, dengan kostum carnival yang merujuk pada tiga kategori, pertama Jungle Fest (tumbuhan dan hewan / flora dan fauna) yang diangkat dari keberagaman hewan dan tumbuhan endemis daerah pedalaman.
Kedua, Cultural Tradition (tradisi budaya) yang diangkat dari tradisi budaya pedalaman suku Dayak, dan ketiga Authentic Betang House (keaslian rumah betang) yang diangkat dari keunikan rumah tradisional suku Dayak, yaitu rumah betang.
”Melihat tiga kategori itu, tentunya banyak yang bisa digali dan dieksplore. Event ini bisa menjadi wadah bagi penggiat untuk menampilkan kreativitas khas masing-masing daerah, sehingga dapat memotivasi untuk terus berkreasi dan berprestasi," harapnya.
Setiap perwakilan SOPD, kecamatan, sekolah, mahasiswa, dan umum bisa mengikuti seluruh kategori lomba, sehingga event tersebut akan menjadi lebih berwarna dan meriah lagi.
”SEC tahun kedua ini ditunggu masyarakat, mengingat pelaksanaannya di tahun sebelumnya berhasil menampilkan kostum yang unik dan beragam," katanya.
Fajrurrahman berharap SEC tahun 2019 mampu mengekor, bahkan melebihi capaian dibanding SEC tahun sebelumnya. Tahun lalu Kotim mewakili Kalteng untuk mengikuti kegiatan karnaval di tingkat nasional.
”Semoga tahun ini pelaksanaannya bisa lebih meriah, sehingga bisa menjadi daya tarik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara di tahun-tahun mendatang," harapnya.
Rute SEC 2019 mengambil start mulai dari Taman Kota Sampit, tepatnya Jalan Yos Sudarso, kemudian berbelok ke Jalan A Yani, menuju Jalan Sutoyo, berbelok lagi ke Jalan S Parman hingga sampai ke garis finish kembali ke Taman Kota Sampit. (yn/ign)