PALANGKA RAYA – Masyarakat diminta mewaspadai tawon mematikan, yakni tawon ndas. Serangan tawon itu merebak di Kota Palangka Raya. Bahkan, satu keluarga disengat, hingga satu korban harus mendapat perawatan intensif. Selain itu, sengatan tawon itu juga dikabarnya menelan satu korban jiwa lainnya.
Serangan tawon ndas tersebut terjadi di Jalan Garuda Palangka Raya, Rabu (15/1). Ratusan tawon yang merasa terganggu ketika sarangnya tersentuh, langsung membalas dengan menyengat korban, Yuyun dan anaknya, Kepin, serta suaminya. Akibat sengatan itu, Kepin muntah tujuh kali dan harus diinfus.
Tim Rescue Damkar Kota Palangka Raya langsung melakukan evakuasi dan mengambil sarang tawon pencabut nyawa itu di lokasi korban disengat. Selain Yuyun, Kepin, dan suaminya, serangan tawon tersebut informasinya mengakibatkan satu korban meninggal dunia. Hanya saja, identitasnya belum diketahui.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Tjilik Riwut Km 10 Palangka Raya. Korban sempat dirawat sehari di rumah, hingga keesokan harinya meninggal dunia saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Gloria mengatakan, tawon ndas sebaiknya tak ditangkap atau dievakuasi saat siang hari atau pagi, karena sifatnya mengejar dan menyengat. ”Biasanya dilakukan malam hari,” ujarnya.
Gloria menuturkan, sengatan tawon ndas bisa mengakibatkan korbannya meninggal dunia. Warga diminta waspada dan cermat dengan situasi lingkungannya. ”Diharapkan bisa rutin membersihkan lingkungan dan jangan berani menangani sendiri,” ujarnya seraya menambahkan, evakuasi sarang tawon ndas yang menyengat Yuyun dan Kepin dilakukan tim terlatih dengan peralatan pelindung.
Komandan Regu Rescue Sucipto menambahkan, tawon ndas dikenal ganas dan bisa mengejar. Bahkan bisa membuat korban meninggal dunia apabila daya tahan tubuhnya tidak kuat.
”Tergantung daya tahan tubuh. Kalau lemah dan alergi, dipastikan masuk rumah sakit, bahkan bisa meninggal dunia. Segera melapor apabila menemukan tawon ndas dan jangan bertindak sendiri! Berisiko,” tegasnya.
Korban sengatan, Yuyun, mengatakan, serangan tawon itu terjadi ketika dia dan keluarganya membersihkan lingkungan dan menyemprot tanaman menggunakan pestisida. Namun, tanpa sengaja menyenggol tiang rumah, yang ternyata di atasnya ada sarang tawon.
Anaknya, Kepin, ketika melihat banyak tawon itu berusaha mengusirnya. Namun, dia justru diserang. Sengatan tawon itu membuatnya muntah-muntah dan langsung dibawa ke klinik untuk ditangani secara medis.
”Sulit bernapas akibat sengatannya. Bengkak dari wajah, kepala, dan kaki. Langsung dibawa ke klinik. Di sana muntah-muntah tujuh kali dan diinfus empat kantong,” katanya, seraya menambahkan, hanya anaknya yang mendapat perawatan medis di klinik.
Yuyun melanjutkan, saat mengobati anaknya di klinik, dia mendapat kabar dari dokter, sebelumnya ada warga yang meninggal dunia karena disengat tawon tersebut di Jalan Tjilik Riwut Km 10. Namun, Yuyun mengaku tak tahu identitasnya. (daq/ign)